Ini tantangan dalam mencapai target bauran gas RI
Merdeka.com - Indonesia menghadapi sejumlah tantangan cukup besar untuk mencapai porsi gas bumi dalam bauran energi nasional yang ditargetkan sebesar 23 persen pada 2025.
Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Danny Praditya mengungkapkan Indonesia sebagai negara yang terus tumbuh memiliki kebutuhan energi yang juga meningkat.
"Kebutuhan energi tersebut harus dipenuhi dengan cara yang menjamin ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi," katanya di Jakarta, Kamis (13/7).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa target produksi perikanan Indonesia di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Apa capaian utama Pertamina Hulu Energi di tahun 2024? PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 548 ribu barel per hari (MBOPD) & produksi gas 2,86 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) hingga trimester 1 tahun 2024 yang merupakan konsolidasi dari seluruh anak usaha PHE.
-
Apa peran gas bumi di era transisi energi? Pengembangan pendistribusian gas bumi melalui pipa di era transisi energi sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, salah satunya adalah dengan meningkatnya penggunaan gas bumi di sektor industri,' ucapnya.
-
Apa target PDB Indonesia dalam 5 tahun? Orang terdekat Prabowo Subianto sekaligus Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, mengungkapkan pemerintahan baru Prabowo Subianto menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik menjadi USD35.500 per kapita dalam lima tahun ke depan.
Menurutnya, dengan target porsi gas dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025, artinya dalam waktu sembilan tahun ke depan, pemakaian gas domestik harus dua kali lipat dari pemakaian pada 2016.
"Ini merupakan tantangan sekaligus peluang yang juga besar bagi semua pihak," katanya.
Danny mengatakan sejumlah tantangan tersebut adalah percepatan pembangunan pasar dan infrastruktur. "Pada 2025 targetnya adalah menambah 40.000 km lebih jaringan pipa gas dan beberapa 'LNG hub' untuk sistem distribusi. Untuk itu, perlu terobosan baik teknologi, model bisnis sampai dengan tata kelola," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga dituntut lebih kompetitif, sehingga permintaan akan harga gas yang kompetitif terus disampaikan oleh industri. Tantangan lainnya, adalah Indonesia harus mampu mengelola paradoks antara kebutuhan untuk percepatan pembangunan, tapi di saat yang sama harus menjadi efisien.
"Seluruh tantangan tersebut harus dijawab dan caranya membutuhkan 'integrated planning' dan 'integrated action'. Peningkatan pemakaian gas domestik membutuhkan terobosan dalam 'demand creation' yang melibatkan lintas kementerian, investor dan 'key players' di industri gas. Implementasinya, membutuhkan sinergi seluruh pihak," lanjutnya.
Untuk itu, Danny mengungkapkan perlunya peta jalan (road map) sejalan dengan pembangunan energi terutama gas. Dia menegaskan salah satu bentuk integrasi tersebut adalah membangun Indonesia gas master plan.
"Ke depan, peran gas masih dominan dan PGN sebagai BUMN gas berkomitmen untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik. Kami akan terus memperluas dan meningkatkan pemanfaatan energi baik ini untuk negeri," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tekanan tersebut makin serius dirasakan dampaknya karena sekarang industri ini sulit mendapatkan pendanaan.
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaSikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaPemerintah memutuskan untuk menyetop impor BBM dan LPG pada 2030 mendatang.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaSKK Migas jmenyatakan peningkatan produksi migas dari lapangan yang sudah ada perlu dibarengi pula dengan peningkatan kegiatan eksplorasi secara masif.
Baca SelengkapnyaInvestor makin kurang menaruh minat pada sektor minyak.
Baca SelengkapnyaRendahnya realisasi bauran EBT ini tak lepas dari belum tercapainya target investasi di sektor energi hijau.
Baca Selengkapnya