Ini tiga alasan ekspor komoditas masih jadi pendorong ekonomi RI
Merdeka.com - Pertumbuhan ekonomi daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada triwulan II-2018 mengalami peningkatan menjadi 6,23 persen jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I sebesar 6,02 persen. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi ini sebagian besar masih dipicu oleh ekspor komoditas.
Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara, Ridhwan membeberkan tiga hal penyebab ekspor komoditas masih menjadi andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertama, harga komoditas yang cukup menarik namun dapat berubah sewaktu-waktu.
Menurutnya, sebagian besar pengusaha memilih mengekspor komoditas secara langsung tanpa diolah karena sudah memiliki harga cukup tinggi. "Jadi buat industri kenapa tidak harus membuat manufaktur? Karena hanya menjual mentah saja harganya sudah tinggi," ujar Ridhwan di Hotel Four Points, Manado, Jumat (24/8).
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Kenapa keuangan seseorang bisa memburuk? Kebiasaan yang tidak baik ini tidak hanya menghambat kesuksesan finansial, tetapi juga dapat memperburuk keadaan keuangan individu.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
Faktor kedua penyebab komoditas menjadi pendorong ekonomi karena cenderung sulit bagi industri memperoleh pembiayaan dari perbankan. Hal ini tidak lepas dari pengaruh krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1998, di mana kredit sejumlah industri mengalami penurunan.
"Kedua, industri dari sumber pembiayaan bank mengalami trauma. Karena, waktu jaya jayanya industri kita, itu begitu dia masuk ke krisis 1998 hampir 60 persen industri kolaps. Jadi hanya berbebankan sedikit sekali. Nah ini dari sisi pembiayaan bank mungkin akan sangat sulit karena mengalami problem," jelas Ridhwan.
Sementara itu, faktor ketiga adalah keterbukaan Indonesia terhadap investasi asing masih tertinggal apabila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di ASEAN. Dalam hal ini Indonesia masih tertinggal apabila dibandingkan dengan Vietnam yang cukup terbuka dengan investasi asing.
"Jadi tingkat keterbukaan kita, ekspor plus impor dibagi GDP, ternyata itu menurun. Berbanding terbalik dengan Vietnam, Malaysia. Dari negera lain pun tingkat keterbukaannya makin tinggi karena rupanya, argumennya bahwa policy kita selama ini menjadi pilihan sementara Vietnam itu sangat berani kan," jelasnya.
"Waktu ada tawaran dia (Vietnam) yang pertama memasukkan investor asing. Ibarat main bola, mereka itu cenderung agresif menyerang sementara kita defensif jaga dibelakang. Padahal seharusnya harus maju ke depan tidak bisa cuma duduk jaga gawang," tandas Ridhwan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaBahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Faisol menilai hal ini justru menjadi peluang bagi industri dalam negeri seperti pabrik smelter nikel.
Baca SelengkapnyaInvestasi dari negara seperti China, Korea, dan Taiwan menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap industri tekstil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga mobil di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca Selengkapnya