Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi 3 Persen di 2021

Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi 3 Persen di 2021 pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Ekonom senior, Aviliani menilai sangat sulit bagi pemerintah untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di level 3 persen pada tahun ini. Pemerintah harus melakukan berbagai perombakan, mulai dari model belanja, mekanisme Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan kebijakan secara regional.

Target pertumbuhan 3 persen bisa dicapai jika tidak ada lagi pembatasan, sehingga kinerja kuartal II hingga IV 2021 sudah membaik. Namun, karena ada penerapan PPKM, maka akan terjadi pengalihan anggaran yang lebih banyak untuk sektor kesehatan, sehingga pembangunan infrastruktur yang ada kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi akan berdampak.

Kuartal II dan III biasanya bisa menjadi penggerak karena merupakan periode belanja pemerintah.

Orang lain juga bertanya?

"Tapi kalau kita lihat seperti ini ada pengalihan anggaran, berarti bisa jadi pertumbuhan pada tahun ini memang tidak akan mungkin tercapai di angka 4-5 persen, bahkan 3 persen, kemungkinan di bawah itu, jadi masih sangat berat untuk mencapai 3 persen," kata Aviliani dalam diskusi virtual Narasi Institute pada Jumat (23/7).

Selain itu, dia juga menyoroti banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah yang tidak berubah. Contohnya ,dana PEN tahun lalu tidak terserap optimal, padahal sudah mengeluarkan obligasi yang cukup besar.

Hal tersebut terjadi karena anggaran PEN dianggarkan untuk hal-hal yang belum dibutuhkan. Artinya, apa yang dianggarkan tidak cocok dengan kondisi yang ada, sehingga anggaran tidak terserap.

"Jadi saya lihatnya kebijakan di sektor keuangan ini tidak melihat situasi dan kondisi yang membutuhkan. Itu yang pertama," tuturnya.

Selanjutnya

Hal kedua adalah sistem dalam pengeluaran anggaran tidak berubah. Penyaluran dana PEN seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang berbelit, juga membuat penyalurannya tidak bisa dilakukan dengan cepat. Menurutnya hal semacam ini masih terjadi.

"Kalau BLT misalnya di departemen apa, nanti yang mengeluarkan departemennya. Jadi membutuhkan waktu luar biasa untuk melakukan hal ini. Akibatnya bagaimana ekonomi jalan kalau anggarannya ada tapi uangnya tidak belanja. Jadi saya melihat ini tidak ada perubahan," jelasnya.

Dia pun mengimbau pemerintah untuk mengubah tata cara penyaluran dana PEN, termasuk BLT agar lebih optimal dan dapat mempertahankan perekonomian. Dalam hal ini juga memastikan para pekerja informal yang terdampak pandemi Covid-19 benar-benar bisa mendapatkan bantuan.

Pemerintah pun dinilai harus terus bersiap walaupun PPKM telah berakhir nanti, karena kondisi yang tidak bisa diprediksi. Penerapan PPKM sendiri seharusnya dilakukan secara regional. Hal ini karena kondisi di setiap daerah berbeda, termasuk dari sisi kasus, kebutuhan insentif hingga kondisi ekonominya.

Mengenai sistem insentif seharusnya lebih diberikan kepada sisi demand, bukan supply. Misanya insentif pariwisata yang diberikan kepada para pengunjung, tapi melalui hotel atau tempat wisatanya.

Selama ini, insentif lebih banyak diberikan kepada perusahaan. Persoalannya, menurut Aviliani, kalau perusahaan belum membutuhkan maka mereka tidak bisa mengklaim insentifnya sehingga banyak dana PEN tidak terserap karena tidak sesuai kebutuhan.

"Jadi banyak yang kita lihat harus diubah dari mulai model belanjanya, kemudian PPKM ini harus di tingkat regional, dan kebijakan pun harus regional," tutup Aviliani.

Reporter: Andina Librianty

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Melambat, RI Butuh Stimulus Percepat Penyaluran KUR UMKM
Ekonomi Melambat, RI Butuh Stimulus Percepat Penyaluran KUR UMKM

Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) di Kuartal III-2023.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Tarik Utang Rp642 Triliun di 2025, Uangnya untuk Apa?
Pemerintah Berencana Tarik Utang Rp642 Triliun di 2025, Uangnya untuk Apa?

Dalam RAPBN 2025, terdapat struktur penerimaan perpajakan Rp2.490,9 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.

Baca Selengkapnya
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.

Baca Selengkapnya
APBN Tahun 2024 Usung Tema Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif & Berkelanjutan
APBN Tahun 2024 Usung Tema Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif & Berkelanjutan

Pemerintah terus berupaya untuk menyikapikonstelasi global tersebut dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif.

Baca Selengkapnya
PKB soal Polemik Kenaikan PPN 12 Persen: Sudah Disetujui DPR, Jalankan Saja
PKB soal Polemik Kenaikan PPN 12 Persen: Sudah Disetujui DPR, Jalankan Saja

Jazilul menyebut, Fraksi PKB menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk menjalankan UU HPP secara baik dan bijaksana.

Baca Selengkapnya
DPR Yakin Pemerintah Bisa Jaga Stabilitas Politik Agar Tak Ganggu Ekonomi
DPR Yakin Pemerintah Bisa Jaga Stabilitas Politik Agar Tak Ganggu Ekonomi

Stabilitas politik penting untuk menjaga perekonomian tetap tumbuh

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen
Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

Strateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah.

Baca Selengkapnya
DPR dan Pemerintah Sepakat Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6 Persen di 2025
DPR dan Pemerintah Sepakat Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6 Persen di 2025

DPR dan Pemerintah sepakat menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 di angka 5,6 persen.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menko PMK Muhadjir Effendy Paparkan Strategi Pemerintah Atasi Kemiskinan Ekstrem
FOTO: Menko PMK Muhadjir Effendy Paparkan Strategi Pemerintah Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah menargetkan kemiskinan di Indonesia dapat mencapai 4,5-5 persen pada 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya
Pengamat Minta Pemerintah Kaji 3 Hal Ini Sebelum Naikkan Tarif PPN 12 Persen
Pengamat Minta Pemerintah Kaji 3 Hal Ini Sebelum Naikkan Tarif PPN 12 Persen

Ajib Hamdani menilai, opsi menaikkan tarif PPN ini menjadi sebuah dilema dalam konteks perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Jokowi Target Penerimaan Pajak 2024 Capai RpRp2.307,9 Triliun, Ini 4 Strateginya
Jokowi Target Penerimaan Pajak 2024 Capai RpRp2.307,9 Triliun, Ini 4 Strateginya

Pendapatan negara di 2024 ditargetkan capai Rp2.781,3 triliun, di mana penerimaan perpajakan ditargetkan capai Rp2.307,9 triliun.

Baca Selengkapnya
Alasan Pemerintah Bagi-Bagi Bonus Rp330 Miliar untuk 33 Pemda
Alasan Pemerintah Bagi-Bagi Bonus Rp330 Miliar untuk 33 Pemda

Sri Mulyani Indrawati menceritakan ide memberikan insentif fiskal tersebut dari Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Baca Selengkapnya