Internet & Blockchain Disebut Bakal Jadi Syarat Kerja di Masa Depan
Merdeka.com - Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai, penyediaan lapangan pekerjaan di masa depan tidak akan bisa lepas dari peran internet dan Blockchain. Kedua teknologi tersebut diperkirakan bakal mengambil fungsi perekrutan tenaga kerja, bahkan untuk sektor-sektor yang kini belum menjamah digitalisasi.
"Jadinya siapapun yang bisa mengikuti proses perkembangan, apakah itu internet atau Blockchain, itu akan diberkahi dengan lapangan kerja. Dan itu enggak lepas dari sektor yang kental dengan IT, tapi sektor apapun," ujarnya dalam sesi webinar, Senin (8/11).
Gita memandang, saat ini masih banyak sektor industri yang belum terdisrupsi digitalisasi. Sebagai contoh, sektor pertanian yang memberikan sumbangan besar terhadap produk domestik bruto (PDB).
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Dimana teknologi blockchain bisa diterapkan? Blockchain memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan transaksi, mengelola data, dan membangun kepercayaan di berbagai industri.
-
Apa yang sedang trending dalam dunia pekerjaan? Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Inggris pun kian meningkat pesat.
-
Bagaimana AI membantu pekerjaan? Semisal penggunaan Chat GPT yang membantu pekerjaan menjadi lebih efisien di tempat kerja dan kehidupan.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
"Yang paling gede yang belum terdisrupsi itu pertanian. Itu kurang lebih 14 persen dari PDB kita, dolarnya kurang lebih USD 150 miliar. Itu sudah hampir Rp 2.000 triliun. Nah ini tinggal ditempel dengan digitalisasi, disrupsinya semakin gede, job creation-nya semakin gede," ungkapnya.
Sektor lain yang tak kalah penting yakni pariwisata. Terlebih setelah tak berdaya selama lebih dari 1,5 tahun akibat pandemi Covid-19.
"Ini paling murah (ongkosnya) untuk membuahkan lapangan kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pariwisata yang paling murah dibandingkan dengan manufaktur. Menurut gua ini yang paling akan dinamis ke depan. Apalagi kalau ditempel lebih banyak dengan digitalisasi," tutur Gita.
Selain itu, ada juga sektor pendidikan dan kesehatan. Keduanya memiliki porsi 4-5 persen dari PDB, denga sumbangan mencapai USD 50 miliar atau sekitar Rp 700 triliun. Menurut Gita, seluruh sektor tersebut akan sangat potensial bila turut memanfaatkan teknologi digital seperti internet dan Blockchain.
"Semakin kita mengajar diri kita sendiri untuk melakukan digitalisasi, apalagi nanti aplikasi Blockchain untuk sektor-sektor seperti ini, growth-nya gila ini, antara 60-120 persen per tahun. Tidak mungkin ini tidak butuh tenaga kerja," urainya.
"Jadinya kita mau tidak mau harus melakukan adaptasi digitalisasi, adaptasi apapun supaya kita lebih relevan. Semakin kita lebih relevan itu semakin gampang kita cari kerjaan," tegas Gita.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peluang karir di industri blockchain tidak terpatok hanya dalam sektor IT (developer saja), tetapi tetap membutuhkan sektor lain.
Baca SelengkapnyaMenteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menghadiri Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaMencari pekerjaan di luar negeri, menjadi pilihan sebagian orang Indonesia untuk bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaSemakin banyak perusahaan teknologi peluang pekerja gig akan terus tumbuh.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berkomitmen menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda di tengah era disrupsi teknologi.
Baca Selengkapnya