Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Intip kondisi Amerika saat rupiah anjlok & pasar saham global ambruk

Intip kondisi Amerika saat rupiah anjlok & pasar saham global ambruk Ilustrasi Amerika. ©2012 Merdeka.com/Shutterstock/Miroslav Halama

Merdeka.com - Ekonomi global belakangan ini diselimuti awan mendung karena melemahnya pertumbuhan ekonomi China. Selain itu, kebijakan China mendevaluasi Yuan menghantam ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia, Malaysia dan lain sebagainya. Nilai tukar Rupiah dan Ringgit keok melawan dolar Amerika (USD).

Tidak hanya itu, pasar saham juga bergerak liar belakangan ini. China misalnya, Shanghai Composite Index anjlok parah dan diikuti pelemahan Shenzen Composite Index. Bursa saham dalam negeri juga sempat turun beberapa waktu lalu.

Banyak analis menyebut anjloknya pasar saham karena aksi jual para investor yang khawatir dengan kondisi ekonomi China. Namun, tidak satupun yang menyebut aksi jual terjadi karena kondisi ekonomi Amerika Serikat.

Orang lain juga bertanya?

Lalu, bagaimana sebenarnya kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini?

Dilansir dari Business Insider, kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini amat baik. Angka pengangguran terus turun, pasar perumahan terus tumbuh. Kepercayaan konsumen Amerika sangat sehat dan PDB Negara Paman Sam masih terus tumbuh.

"Tidak ada tanda apapun atau penurunan besar dalam ekonomi AS. Volatilitas tidak mencerminkan kemerosotan ekonomi," ucap Paul Ashworth dari Capital Economics seperti dikutip dari Business Insider di Jakarta, Kamis (27/8).

Tidak hanya itu, Michael Gapen dan Rob Martin dari Barclays mengatakan pergerakan pasar saat ini tidak dipengaruhi ekonomi Amerika ataupun rencana The Fed menaikkan suku bunga.

"Kami terus memperhatikan kegiatan ekonomi Amerika Serikat dan rencana kenaikan suku bunga. Kami percaya, bank sentral Amerika tidak mungkin akan memulai suatu siklus yang menyulitkan ekonomi global karena takut langkah tersebut akan menggoyahkan pasar," ucap analis Barclays tersebut.

Selanjutnya, Jonathan Golub dari RBC Capital Markets juga menyoroti penurunan pasar saham bukan karena pelemahan ekonomi global maupun membaiknya Amerika. "Apa yang terjadi minggu lalu dan saham anjlok 6 persen karena tidak adanya katalis," katanya.

Menurut Jonathan, turunnya pasar saham beberapa waktu lalu karena capaian perusahaan pada kuartal II-2015 mengejutkan investor. Keuangan tidak mencapai target dan banyak yang beralasan ini terjadi karena kesulitan keuangan global.

"Akibatnya, berita difokuskan pada pasar keuangan global itu sendiri, bukan peristiwa yang mendasarinya (merosotnya kinerja perusahaan)," tutupnya. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Pada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik

Pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Baca Selengkapnya
Jokowi Anggap Kurs Rupiah Nyaris Tembus Rp16.300 per Dolar AS Masih Posisi Baik: Semua Negara Sekarang Tertekan
Jokowi Anggap Kurs Rupiah Nyaris Tembus Rp16.300 per Dolar AS Masih Posisi Baik: Semua Negara Sekarang Tertekan

Jokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya
Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya

Ternyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp15.955 Per Dolar Amerika Serikat
Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp15.955 Per Dolar Amerika Serikat

Pasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Airlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.

Baca Selengkapnya