Investasi Emas Atau Reksadana, Mana Lebih Untung
Merdeka.com - Di era pandemi Covid-19, minat masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi semakin meningkat. Hal ini tak lepas dari maraknya gelombang PHK yang dilakukan perusahaan akibat usahanya terganggu.
Investasi sendiri merupakan kegiatan menanam modal pada suatu usaha atau perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan. Adapun, jenis instrumen investasi yang banyak digandrungi masyarakat seperti emas, saham, properti, deposito, hingga reksadana.
Di antara berbagai jenis investasi tersebut, investasi emas dan reksadana masih menjadi buruan utama masyarakat. Sebab, kedua instrumen investasi ini dianggap sebagai jenis investasi yang paling aman dan memiliki risiko kerugian yang paling rendah dibandingkan dengan yang lain.
-
Bagaimana cara memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko. Profil risiko investor umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu resiko rendah, sedang, dan tinggi.
-
Apa itu Reksa Dana? Investasi ini dinilai cukup mudah, karena Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
-
Bagaimana cara investasi emas yang menguntungkan? Berikut tips investasi emas yang menguntungkan:1. Ketahui tujuan berinvestasi emasMelansir laman resmi Pegadaian, langkah pertama yang perlu disiapkan sebelum membeli ialah tentukan mengapa ingin berinvestasi emas.
-
Bagaimana cara membeli Reksa Dana? Pembelian Reksa Dana cukup terjangkau, mulai dari Rp 100,000,- (seratus ribu rupiah).
-
Apa saja jenis reksa dana? Ada berbagai jenis reksa dana, termasuk reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
-
Bagaimana cara mengelola investasi? Evaluasi kembali portofolio investasi Anda dengan mempertimbangkan resiko dan potensi keuntungan. Konsultasikan dengan penasihat keuangan jika perlu untuk mengatur ulang strategi investasi yang lebih aman selama periode ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, modal awal yang diperlukan untuk memulai investasi kedua aset tersebut juga terbilang lebih rendah. Akan tetapi, tetap mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar terutama jika dibandingkan dengan bunga dari deposito.
Melansir dari laman Bareksa.com, Selasa (25/10), instrumen investasi reksadana merupakan wadah yang digunakan untuk melakukan pengelolaan modal bagi para investor untuk berinvestasi dalam instrumen yang telah tersedia di pasar modal. Alur investasi reksadana ini yaitu dengan melakukan pembelian unit penyertaan reksadana.
"Investasi sendiri nantinya akan dikelola oleh pihak profesional yang disebut manager investasi," tulis Bareksa.
Reksadana terdiri dari berbagai jenis yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Jenis reksadana yang telah disebutkan bisa dipilih sesuai dengan profil risiko yang dimiliki oleh investor, karena dalam investasi reksadana terdapat prinsip semakin tinggi risiko semakin besar potensi imbal hasilnya.
Dilihat dari jenis dan risikonya, berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan investasi reksadana:
- Imbal hasil dari investasi reksadana secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan emas- Bisa dilakukan dengan modal kecil- Bukan dalam bentuk fisik, sehingga risiko kehilangan kecil- Bisa didiversifikasikan- Tidak perlu biaya penyimpanan- Bisa dilakukan secara online- Relatif aman dari risiko pemalsuan
Investasi Emas
Sementara emas sudah jauh lebih lama dikenal sebagai investasi sejak zaman orang tua dulu. Mereka biasa menyimpan aset dalam bentuk emas atau tanah. Sampai saat ini, emas masih dinilai sebagai investasi yang diminati dan mudah dicairkan. Selain itu, harga emas diprediksi masih memiliki potensi untuk naik lebih stabil dan lebih aman dibandingkan investasi lain.
Berikut adalah beberapa keuntungan investasi emas yang banyak diketahui :
- Mudah dicairkan- Dapat dijadikan agunan atau jaminan- Bisa dilakukan dengan mudah dan murah- Harga emas relatif stabil dan selalu naik dari tahun ke tahun- Risiko lebih rendah
Pada prinsipnya kedua jenis investasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain keuntungannya, profil risiko investor juga dapat menjadi penentu untuk memilih investasi yang lebih tepat serta dengan keuntungan optimal.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, investasi emas atau reksadana sama-sama memiliki potensi imbal hasil yang cukup menjanjikan dan cocok dipilih sebagai alternatif investasi jangka panjang.
Untuk investasi jangka pendek, Anda bisa memilih reksadana yang rendah risiko yakni reksadana pasar uang. Selain itu, Anda juga bisa menjadikan emas sebagai instrumen untuk tujuan dana darurat. Sebab, emas tergolong produk investasi yang bisa dijual sewaktu-waktu dan memiliki kecenderungan harga yang terus naik meskipun sangat kecil.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investasi masih menjadi sarana bagi segelintir orang untuk memiliki pendapatan pasif.
Baca SelengkapnyaAda untung dan ruginya jika memilih investasi untuk dana pensiun tersebut
Baca SelengkapnyaBerikut ini beberapa alternatif investasi yang relatif aman saat Rupiah anjlok.
Baca SelengkapnyaInvestasi emas menjadi pilihan lantaran nilai logam mulia yang konsisten.
Baca SelengkapnyaJangan sampai berinvestasi emas hanya karena ikut-ikutan, dan berujung menggadaikan emas kembali karena kepepet masalah finansial.
Baca SelengkapnyaInvestasi di pasar finansial pun kini sudah sangat terjangkau dan mudah
Baca SelengkapnyaBegini trik mudah investasi emas lewat BRImo yang praktis banget!
Baca SelengkapnyaMengatur keuangan secara ketat menjadi hal wajib sepanjang Anda masih memiliki pendapatan tetap.
Baca SelengkapnyaKetahui tujuan investasi emas ini untuk menentukan mana yang lebih dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaEmas atau logam mulia menjadi instrumen investasi jangka panjang yang bisa menguntungkan asalkan dijual di waktu yang tepat.
Baca SelengkapnyaKesempatan berinvestasi bisa dilakukan kapan saja termasuk saat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS anjlok.
Baca SelengkapnyaEmas tergolong instrumen investasi yang minim risiko.
Baca Selengkapnya