Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Investasi proyek Jambaran-Tiung Biru, Pertamina mampu hemat Rp 7,3 triliun

Investasi proyek Jambaran-Tiung Biru, Pertamina mampu hemat Rp 7,3 triliun Ilustrasi Migas. shutterstock.com

Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, melakukan peletakan batu pertama proyek pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (25/9).

Jonan mengatakan dalam investasi Lapangan Gas dengan perkiraan cadangan lapangan sebesar 1,9 triliun kaki kubik (TCF) ini, pemerintah melakukan penghematan sebesar USD 550 juta atau setara Rp 7,3 triliun. Penghematan itu tersebut melalui efisiensi belanja modal pengembangan lapangan dari sebelumnya USD 2,1 miliar menjadi sekitar USD 1,5 miliar.

"Mengenai investasi itu sekitar USD 1,55 miliar. Terima kasih sekali ini Pertamina mau investasi. Waktu ditandatangani pertama, itu USD 2,1 miliar, kita coba turunkan menjadi USD 1,55 miliar," ungkapnya di Lapangan Gas JTB, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (25/9).

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, efisiensi yang dilakukan Pertamina ini sangat penting untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab, dalam industri hulu migas, pemerintah harus mengeluarkan biaya pengganti investasi (cost recovery) yang berasal dari APBN.

"Ini artinya bahwa negara berhemat sekitar USD 550 juta, itu untuk pembangunan. Jadi APBN bisa kita saving sebesar itu," tegas Jonan.

Adapun, gas yang dihasilkan dari Lapangan JTB akan dialokasikan untuk kelistrikan dan industri sebanyak 172 MMSCFD. Penghematan investasi ini menyebabkan turunnya juga harga gas yang lebih terjangkau oleh pembeli akhir yaitu PLN sebesar USD 7,6 per MMBTU.

"Ini penting sekali, harganya bisa USD 7,6 per MMBTU. Itu sampai ke plan gate PLN. Ini salah satu pasokan gas yang paling murah untuk wilayah tengah," ujarnya.

Jonan menambahkan ketersediaan gas murah ini amat penting, sebab akan berdampak pada murahnya harga listrik yang akan dipatok PLN. Harga listrik murah tentu akan lebih dapat dijangkau masyarakat.

"Kenapa? Ini arahan Presiden juga, kalau gas mahal, listriknya juga mahal. Sehingga, satu, daya saing nasional menurun. Kedua, rakyat makin lama makin protes kalau harga listriknya makin lama makin tinggi. Saya juga terima kasih PLN sangat berjuang keras harga listriknya itu sekurangnya tidak naik, kalau bisa turun," jelasnya.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
ESDM: Pipa Gas Dumai-Sei Mangke Bisa Pangkas Subsidi LPG 3 Kg Sebesar Rp420 Miliar per Tahun
ESDM: Pipa Gas Dumai-Sei Mangke Bisa Pangkas Subsidi LPG 3 Kg Sebesar Rp420 Miliar per Tahun

Pembangunan pipa Dusem memiliki dasar hukum yang tercantum dalam peraturan-peraturan dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional.

Baca Selengkapnya
Menuju Transisi Energi, Papua Barat Mulai 3 Proyek Gas Senilai Rp52,2 Triliun
Menuju Transisi Energi, Papua Barat Mulai 3 Proyek Gas Senilai Rp52,2 Triliun

Jokowi melakukan peletakan batu pertama pengembangan 3 proyek gas lain senilai Rp52,235 triliun di Papua Barat.

Baca Selengkapnya
Akhirnya, Indonesia Kantongi Rp16,2 Triliun dari Amerika Serikat untuk Proyek Transisi Energi
Akhirnya, Indonesia Kantongi Rp16,2 Triliun dari Amerika Serikat untuk Proyek Transisi Energi

Pencairan ini jadi kabar baik bagi sektor industri yang juga sangat terlibat dalam proses JETP untuk proyek transisi energi.

Baca Selengkapnya
Hunian PNS dan Rumah Menteri di IKN Nusantara Bakal Tersambung Jaringan Gas Bumi
Hunian PNS dan Rumah Menteri di IKN Nusantara Bakal Tersambung Jaringan Gas Bumi

Pada tahap awal, sambungan jargas di IKN disiapkan untuk 166 menara hunian aparatur sipil negara (ASN) dan 34 rumah tapak menteri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Resmikan Tangguh Train 3 di Papua Barat: Penghasil Gas Bumi Terbesar di RI
Jokowi Resmikan Tangguh Train 3 di Papua Barat: Penghasil Gas Bumi Terbesar di RI

"Proyek Tangguh Train 3 ini dibangun dengan investasi USD 4,83 miliar atau Rp72,45 triliun," kata Jokowi.

Baca Selengkapnya
Menteri Arifin Tasrif Temui Menteri PUPR, Minta Biaya Gas Murah
Menteri Arifin Tasrif Temui Menteri PUPR, Minta Biaya Gas Murah

Pipa transmisi gas Ruas Cirebon-Semarang ditaksir memakan biaya Rp3,3 triliun.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Swasembada Energi, ESDM: Jargas Bantu Turunkan Impor yang Selama Ini Membebani
Kejar Target Swasembada Energi, ESDM: Jargas Bantu Turunkan Impor yang Selama Ini Membebani

Subsidi energi juga bisa menjadi lebih tepat sasaran dan memperbaiki current devisa negara, mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Kawasan Industri Kendal Dapat Pasokan Gas Melalui Pipa Cirebon-Semarang, Harga Lebih Murah
Kawasan Industri Kendal Dapat Pasokan Gas Melalui Pipa Cirebon-Semarang, Harga Lebih Murah

Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Banyak Potensi Gas Ditemukan, Menko Luhut: Tinggal Bagaimana Kita Mengelola Bersama-sama
Banyak Potensi Gas Ditemukan, Menko Luhut: Tinggal Bagaimana Kita Mengelola Bersama-sama

Luhut juga memaparkan bahwa ada tiga kunci strategis memastikan keseimbangan keamanan energi Indonesia.

Baca Selengkapnya
ESDM: Penggunaan Jargas Rumah Tangga Bisa Kurangi Beban Impor LPG
ESDM: Penggunaan Jargas Rumah Tangga Bisa Kurangi Beban Impor LPG

Kontribusi jumlah jargas sambungan rumah tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp1,7 triliun.

Baca Selengkapnya
2.705 Rumah Tangga di Jakarta Gunakan Gas Bumi, Lebih Hemat 25 Persen Dibanding Energi Non-Subsidi
2.705 Rumah Tangga di Jakarta Gunakan Gas Bumi, Lebih Hemat 25 Persen Dibanding Energi Non-Subsidi

Jaringan gas (jargas) di Pondok Kelapa merupakan bagian dari proyek yang sedang dibangun PGN pada 2023 sebanyak 303.039 sambungan rumah.

Baca Selengkapnya
Bertolak ke NTB, Jokowi akan Resmikan Smelter Amman Mineral di Sumbawa Barat
Bertolak ke NTB, Jokowi akan Resmikan Smelter Amman Mineral di Sumbawa Barat

Jokowi bertolak menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

Baca Selengkapnya