IPB: Impor beras 500.000 ton tak ada efek sama sekali terhadap penurunan harga
Merdeka.com - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa menyebut bahwa impor beras yang dilakukan pemerintah sama sekali tidak mampu menurunkan harga di pasar. Bahkan, harga beras di tingkat konsumen masih sangat tinggi dan jauh berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah dipatok Pemerintah.
"Impor 500.000 ton tidak ada efeknya sama sekali terhadap penurunan harga gabah dan beras. Harga gabah dan beras per kemarin Rp 11.800 yang lebih tinggi dari HET (Harga Eceran Tertinggi) sebesar Rp 9.450," ungkap Dwi di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (24/4).
"Dan operasi pasar yang dilakukan gagal tidak ada ceritanya itu memiliki dampak. Tidak ada dampak sama sekali," sambungnya.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Apa yang terjadi pada harga beras di Semarang? Di Pasar Simongan, Kota Semarang, harga beras jenis medium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram kini dijual dengan harga Rp13.500.
Menurut dia, penyebab tingginya harga beras karena kesalahan pemerintah dalam memperkirakan antara stok dan jumlah produksi beras. "Sehingga awal 2018 terjadi lonjakan, stok beras sangat tipis di awal 2018 dan CBP (Cadangan Beras Pemerintah) ini terkuras di Februari (tahun 2018), bahkan minus 20.000 sampai 40.000 ton, lalu harga beras naik November sampai Februari 2018. Stok beras yang tipis ini agak mirip dengan data internasional yang ada stok beras di Indonesai terus menurun 4 tahun terakhir," kata dia.
Di lain hal, jelang Lebaran tahun ini, terdapat beberapa komoditas yang harus diwaspadai dan dikawal pemerintah agar tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu tinggi. "Yang perlu diwaspadai (menjelang Lebaran) ayam ras, bawang putih, dan cabai, tapi telur ayam ras beberapa bulan terakhir kemungkinan Mei akan naik," jelasnya.
Selain ke-4 komoditas itu, bawang merah juga diprediksi akan melonjak harganya jelang Lebaran, mengingat waktu panen yang sudah lewat.
Khusus untuk komoditi bawang merah, Dwi meminta untuk tidak dilakukan intervensi oleh pemerintah. Sebab, petani bawang merah ditaksir telah mengalami kerugian sebesar Rp 2 triliun pada periode panen November 2017 hingga Januari 2018 akibat penurunan harga di bawah biaya produksi.
"Ini lewati musim panen yang lonjakannya relatif tinggi, tapi bagi sayabawang merah tidak perlu intervensi, karena petani bawang merah rugi hampir Rp 2 triliun tahun ini," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan harga beras terlihat dari menurunnya harga gabah kering panen di tingkat produsen.
Baca SelengkapnyaVolume impor beras Indonesia sepanjang Januari hingga November 2022 mencapai 326.5 ribu ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 157,97 ribu ton berasal dari India.
Baca SelengkapnyaMeskipun harga beras saat ini mahal dan langka, Pemerintah tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan stok cadangan beras masih aman di tengah fenomena El-Nino.
Baca SelengkapnyaKepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaHarga beras terpantau terus mengalami kenaikan hingga pecahkan rekor. Harga beras medium kini Rp12.000 per kg. Dari semula Rp10.000 per kg.
Baca SelengkapnyaBadan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa harga beras di pasaran mulai turun.
Baca SelengkapnyaBulog juga memiliki kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap harga gabah petani di wilayah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaBelum ada pelaku industri agro mengeluh terkait pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mengkaji berbagai langkah untuk meminimalkan impor.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca Selengkapnya