Iran disanksi AS, Pertamina pikir ulang soal kerja sama perminyakan
Merdeka.com - PT Pertamina mempertimbangkan kembali kerja sama perminyakan dengan Iran seiring dijatuhkannya sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap negara tersebut sejak Februari 2017. Melihat hal tersebut, Pertamina tidak ingin buru-buru dalam melanjutkan kajian kerja sama.
"Kita menunggu kebijakan Donald Trump untuk masalah sanksi terhadap Iran seperti apa. Itu nantinya akan mendorong Pertamina untuk bisa mengakselerasi atau tidak," ujar Senior Vice Presiden Upstream Business Development PT Pertamina, Denie S. Tampubolon, di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (9/4).
Denie mengatakan, sanksi baru Amerika Serikat (AS) untuk Iran memang bukan sektor perminyakan melainkan geopolitik. Namun, Pertamina tetap mempertimbangkan komponen yang terimbas dari sanksi tersebut terhadap industri yang berhubungan dengan perminyakan.
-
Siapa yang memimpin peninjauan kesiapan Pertamina? Guna memastikan kesiapan layanan dan kehandalan pasokan energi saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif bersama Kepala BPH Migas Erika Retnowati didampingi oleh Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan dan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional melakukan peninjauan ke Kilang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap dan SPBU di Kabupaten Cilacap.
-
Apa yang sedang dikaji Pertamina saat ini? 'Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah. Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,' kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu, (30/8).
-
Siapa yang memimpin Pertamina saat ini? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global.
-
Apa yang sedang difokuskan oleh Pertamina? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Siapa yang memimpin Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan bahwa sejak restrukturisasi organisasi, tren kinerja keuangan konsolidasian Pertamina positif dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk atasi dampak ekonomi global? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis pasca meningkatnya ketegangan yang terjadi di timur tengah.'Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pegendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,' ujar Nicke.
"Misalnya apakah ke komponen kendaraan, komponen teknologi yang tidak bisa kita gunakan. Jadi kita sedang cari tahu apa dampaknya terhadap investasi perminyakan," ujarnya.
Namun demikian, Dia menegaskan sampai saat ini Pertamina masih menunggu hasil pertimbangan proposal yang telah diajukan kepada Iran beberapa waktu lalu. Selain itu, Pertamina juga masih melakukan kajian kemungkinan apabila sanksi AS terhadap Iran dicabut atau tidak.
"Dari Pertamina masih mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kebijakan geopolitik tadi. Dari pemerintah Iran juga sedang mempertimbangkan proposal yang Pertamina siapkan itu," ungkap Denie.
"Porsinya kan, kami sedang menjajaki dengan pemerintah Iran. Jadi harus ada kesepakatan antara kita dan pemerintah Iran. Jangan mengklaim keduanya sudah tanda tangan. Bukan, dua pihak belum (tanda tangan)," ujarnya.
Salah satu kajian kerja sama Pertamina dengan Iran di sektor hulu yaitu rencana Pertamina untuk masuk di dua lapangan minyak raksasa National Iranian Oil Company (NIOC), yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari).
Pengelolaan dua lapangan minyak tersebut nantinya akan digarap antara pertamina dan perusahaan lokal Iran. Dengan kerja sama ini diharapkan produksi minyak di Iran dapat meningkat.
Diberitakan sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump menjatuhkan sanksi baru kepada Iran, terkait uji coba rudal balistik baru-baru ini. Pemerintahan Trump memperingatkan bahwa sanksi baru ini baru langkah awal untuk Iran.
Sanksi baru ini menyasar 25 individu dan perusahaan yang terkait dengan program rudal balistik Iran serta mereka yang mendukung Pasukan Quds pada Garda Revolusioner Islamis Iran. Beberapa perusahaan yang dijerat sanksi dari Departemen Keuangan AS ini berbasis di Uni Emirat Arab, Libanon dan China. Salah satunya perusahaan yang mendukung jaringan pengusaha Iran bernama Abdollah Asgharzadeh yang mendukung Shahid Hemmat Industrial Group. Grup perusahaan itu disebut AS sebagai anak perusahaan dari perusahaan Iran yang menjalankan program rudal Iran.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trump terus melontarkan janji-janji untuk membatalkan sebagian besar upaya Joe Biden dalam melawan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPenghapusan Pertalite bukan hanya putusan satu instansi saja. Banyak hal juga yang perlu dipertimbangkan.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, serangan rudal Iran ke Israel telah berdampak terhadap perekonomian dunia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM Pertamina per tanggal 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaJika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaPerbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang Trump yang berasal dari Partai Republik, yang memiliki pendekatan berbeda dengan Presiden Joe Biden.
Baca Selengkapnya