Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Isu SARA selama Pilkada buat investor asing takut ke Indonesia

Isu SARA selama Pilkada buat investor asing takut ke Indonesia anti sara. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Direktur Institut For Development Of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) membuat iklim investasi dan kepercayaan asing menjadi menurun. Hal ini karena banyak SARA (ras, suku, dan agama) yang muncul dan membuat investor asing menjadi khawatir.

"Pilkada ini malah orang lebih dikhawatirkan, takut ada kerusuhan. Ini kan malah mengerem investasi," ujar Enny di Kantornya, Jakarta, Kamis (9/2).

Enny melanjutkan pilkada saat ini juga tidak banyak membantu perekonomian rakyat. Ini terlihat dari sepinya penjualan atribut kampanye seperti spanduk, kaos, bendera dan lain-lain.

Menurutnya, ini dikarenakan belanja kampanye lebih banyak mengarah pada lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) contohnya konsultan politik, lembaga survei, lembaga sosial masyarakat dan lain-lain yang ditujukan untuk memobilisasi massa.

"Belanja untuk mobilisasi masa itu cukup signifikan, tapi itu tidak berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Ini lebih banyak ke konsultan politik, untuk iklan. Itu yang dapat aliran dana Pilkada," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Rumadi mengatakan isu SARA merupakan fakta yang kerap terjadi dalam dunia politik.

"Isu SARA dalam politik sebetulnya sudah lama. Jauh sebelum ini sudah mengenal persoalan suku dan agama, itu bagian dari politik," kata Rumadi dalam diskusi bertajuk tolak SARA dalam Pilkada di Kedai Deli, Jakarta.

Dia memaparkan agama kerap dipakai dalam pembentukan partai politik dan hal ini sudah berlangsung sejak Pemilu 1955 hingga 1971.

Isu SARA kerap dilontarkan saat kampanye Pilkada salah satunya soal keyakinan beragama yang selalu menjadi 'senjata' untuk menjatuhkan lawan politik. Di tempat yang sama, pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang mengungkapkan isu SARA dimanfaatkan oleh kepentingan sebagian kelompok dalam berpolitik.

"Hal ini jelas menggambarkan bahwa mereka memanfaatkan isu SARA tidak memiliki modal sosial dan politik. Sehingga mendorong isu itu ketika dia tidak memiliki gagasan yang bisa membuat publik yakin," bebernya.

Hal senada juga diutarakan aktivis dari Aspirasi Indonesia Iwan Djo, bahwa isu SARA di dunia politik jika dilihat dari sejarah politik menggunakan isu SARA akan berujung pada kekerasan dan kehancuran. Isu yang digunakan juga tidak sesuai dengan konstitusi dan terminologi kafir tidak bisa digunakan dalam istilah kebangsaan.

"Kafir itu terminologi Islam, bukan publik. Tidak ada warga negara kafir. Yang ada hanya dalam pandangan agama. Penggunaan kata kafir salah sekali dalam dunia politik," pungkasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Parpol Pilih Beli Barang Impor, Penjualan Kaos dan Alat Peraga Pemilu Buatan UMKM Lesu
Parpol Pilih Beli Barang Impor, Penjualan Kaos dan Alat Peraga Pemilu Buatan UMKM Lesu

Para pedagang konveksi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengalami penurunan penjualan produk alat kampanye.

Baca Selengkapnya
Begini Dampak Revisi UU Pilkada Terhadap Ekonomi Indonesia
Begini Dampak Revisi UU Pilkada Terhadap Ekonomi Indonesia

Memanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.

Baca Selengkapnya
Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia
Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia

Harus diakui, kinerja investasi selama tahun politik akan sangat berpengaruh.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Orang Miskin Bukan Kendaraan Politik
Said Abdullah: Orang Miskin Bukan Kendaraan Politik

Said Abdullah, menginginkan fenomena bansos di ajang Pemilu ini tidak lagi terjadi.

Baca Selengkapnya
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia

Sri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.

Baca Selengkapnya
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor

DPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru

Baca Selengkapnya
Pilpres Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat, Kok Bisa?
Pilpres Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat, Kok Bisa?

kondisi ini juga lumrah terjadi di sejumlah negara. Bahkan, sekelas negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga China.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pemilihan Presiden 2024: Apa Dampaknya Bagi Para Investor?
Pemilihan Presiden 2024: Apa Dampaknya Bagi Para Investor?

Berikut dampak pemilihan presiden bagi para investor.

Baca Selengkapnya
Anies Ungkap Alasan Investor Asing Malas Kucurkan Modal untuk Proyek-Proyek  Indonesia
Anies Ungkap Alasan Investor Asing Malas Kucurkan Modal untuk Proyek-Proyek Indonesia

Jika kepercayaan para investor meningkat, secara otomatis akan meningkatkan nilai modal asing yang akan masuk.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Pilkada Menghalalkan Segala Cara, Politik Uang Merajalela
Cak Imin: Pilkada Menghalalkan Segala Cara, Politik Uang Merajalela

Cak imin menilai pelaksanan Pilkada saat ini merusak tatanan demokrasi.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Populi: Masyarakat Cemas Permainan Politik Uang di Pilpres 2024
Hasil Survei Populi: Masyarakat Cemas Permainan Politik Uang di Pilpres 2024

Persoalan politik uang menempati posisi pertama di angka 37,2 persen.

Baca Selengkapnya