Izin belum turun, Lion Air tak paksakan proyek Bandara Lebak
Merdeka.com - Lion Air memastikan tak akan memaksakan pembangunan bandara Lebak, Banten. Sejauh ini, pemerintah masih berkeras tak mengeluarkan izin lantaran proyek tersebut dinilai tak memenuhi syarat keselamatan penerbangan.
"Kalau go, akan kami garap, kalau no akan kami pikirkan bagaimana tetap bisa memenuhi peningkatan jumlah penumpang. Misalnya nanti hanya dikasih 1 jam 30 slot ya cukup 2 runway dengan kapasitas 50 juta penumpang per tahun, intinya kita tunggu keputusan. Ya memang kepastian penilaian sisi keselamatan penerbangan itu menjadi basic proyek ini feasible atau tidak feasible," ungkap Direktur Utama Lion Air Edward Sirat, Jakarta, Rabu (4/11).
Dia mengungkapkan, pembangunan bandara Lebak bertujuan untuk menyangga Soekarno-Hatta. Ini mengacu pada beberapa kota besar dunia yang memiliki lebih dari satu bandara dengan lokasi berdekatan.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Siapa yang mengantisipasi lonjakan okupansi hotel? 'Karena itu kami kami siap memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik dan juga wisatawan yang akan merayakan Idul Fitri 1445H,' kata Rizal Kasim, Direktur Utama Hotel Indonesia Group (HIG) dalam rilis yang diterima, Rabu (3/4)
"Beberapa kota besar dunia banyak yang punya lebih dari tiga bandara dan dikelola dengan baik. Lebak itu perlu dibangun dengan pertimbangan lahan tersedia, tidak jauh dari Jakarta dan bisa mencakup penumpang yang luber dari Soekarno Hatta."
Selain, itu pembangunan bandara di Lebak juga merupakan rekomendasi dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Dalam kesempatan sama, Direktur Navigasi Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan Bandara Soekarno-Hatta tidak mengalami kelebihan kapasitas. Dengan demikian, pembangunan bandara alternatif belum diperlukan.
"Bandara Soekarno Hatta tidak over capacity, tetapi ada waktu-waktu yang padat di jam sibuk. Jadi kami ingin lakukan smoothing atau pemerataan, kami juga bangun landasan ketiga di Soekarno Hatta," ujarnya.
Senada, Bandara Halim Perdanakusuma juga dinilai tidak mengalami kepadatan.
"Bandara itu trafiknya sudah mencapai 1.100-1.200 penerbangan per hari. Kalau pukul rata 60 penerbangan per jam, itu masih bisa," katanya. "Halim memang ke depan akan menjadi pangkalan udara utama, TNI akan mengembangkan angkatan udaranya disana."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra meminta Kemenhub meninjau ulang TBA tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaSemua pembangunan di IKN Semua dijalankan sesuai standar operasional yang tertuang di dalam kontrak
Baca SelengkapnyaJika sudah ada ketetapan tarif KRL naik, maka akan disosialisasikan 3 bulan sebelum pelaksanaan.
Baca SelengkapnyaKata Moeldoko persoalan pembangunan bandara bukan karena keinginan melainkan karena kebutuhan.
Baca SelengkapnyaRencana pungutan iuran melalui tiket pesawat tersebut masih dalam proses kajian.
Baca SelengkapnyaSetelah 10 tahun PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni menaikkan tarif tiket menumpang kapal per Juli 2023.
Baca SelengkapnyaBandara Nusantara masih terus dilakukan uji coba landing dan take off dari pesawat-pesawat lainnya, sehingga dalam waktu dekat bisa segera beroperasi.
Baca Selengkapnya