Jadi Zona Merah Pandemi Corona, Jakarta Tetap Jadi Prioritas Distribusi Pangan
Merdeka.com - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan, pihaknya terus melakukan pantauan mengenai distribusi pangan di seluruh wilayah di Indonesia, di tengah penyebaran virus corona.
"Semua kita prioritaskan kita amati setiap provinsi itu sebabnya saya menggelar video conference per minggu dengan para Kepala dinas provinsi, melaporkan bagaimana kondisinya dan distribusinya, termasuk Jabodetabek," kata Agung dalam keterangan daringnya, Rabu (1/4).
Dia menjelaskan, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) termasuk ke dalam zona merah penyebaran pandemi virus corona. Oleh karena itu, pihaknya lebih memperhatikan aktivitas distribusi bahan pangan di wilayah tersebut.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
-
Bagaimana cara Dinas Pertanian di Banyumas memastikan ketersediaan pangan? Ia optimistis ketersediaan pangan di Banyumas masih mencukupi kebutuhan karena produksi padi di kabupaten pada tahun 2022 mencapai 374 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 240 ribu ton beras atau masih surplus sekitar 40 ribu ton beras.
-
Siapa yang terlibat dalam menjaga ketahanan pangan? “Untuk menjaga ketahanan pangan, penting melibatkan banyak pemangku kebijakan dari hulu hingga hilir,“ imbaunya, dikutip dari aman resmi Bappeda Jatim.
-
Dimana Kementan fokus meningkatkan produksi pangan? Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), mengajak semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk fokus melakukan upaya peningkatan produksi pangan melalui pemanfaatan lahan rawa baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah.
-
Apa tujuan utama Kementan dalam menangani potensi krisis pangan? Krisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton. Kondisi ini diprediksi cenderung stagnan di tahun 2023 karena adanya iklim ekstrem El-Nino. Hal ini menjadikan peningkatan produksi pangan khususnya padi dan jagung menjadi upaya - upaya yang wajib untuk dilakukan.
"DKI saya katakan daerah yang tidak berproduksi pangannya, dia hanya mengandalkan daerah penyangga, penyangganya itu bisa berasal dari Bekasi, Banten, dan sebagainya. Jalur distribusinya yang kita cermati apakah terganggu atau tidak," imbuhnya.
Maka dari itu, Kementan bekerja sama dengan bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) pangan dan Kementerian Perdagangan untuk memperlancar distribusi bahan pangan di tengah pandei corona. Selain itu, Kementan juga bekerja sama dengan beberapa distributor, para produsen, termasuk gabungan kelompok tani untuk membuka toko tani.
"Itu yang kita upayakan, termasuk yang kita buka sekarang kita punya yang namanya pasar tani atau toko tani, kita buka di setiap provinsi. Ini untuk memudahkan mereka memperoleh bahan pangan dengan harga yang wajar," ujarnya.
"Misalnya untuk gula kita bekerja sama dengan PT RNI, untuk beras kita bekerja sama dengan persatuan penggilingan padi, untuk bawang merah dan cabe merah kita bekerjasama dengan gabungan atau produsen-produsen tani bawang dan cabe, yang intinya mereka memberikan informasi produksi yang mereka punya," jelasnya.
Dengan adanya koordinasi dan kesepakatan dengan berbagai pihak terkait, hal itu akan mendukung dan melancarkan proses produki dan distribusi.
"Pasti semua orang tahu dampak corona terhadap pangan pasti ada, tapi dengan kesepakatan tersebut kita mencoba meminimalisir dampak dari Corona ini pada ketersediaan pangan, jadi produksinya yang kita tetap jaga, distribusinya pun tetap kita jaga," kata Agung.
Jika produksi mencukupi dan distribusi lancar, maka harga pangan bisa terkendali. Misalnya bawang merah produksinya cukup, tapi tidak didistribusikan dengan baik maka akan ada kelangkaan di daerah sasaran.
"Oleh karena itu ketersediaan tercakup produksi dan distribusi, dengan demikian otomatis harga akan terkendali," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Hasil Survei Biaya Hidup 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, proporsi Jabodetabek terhadap inflasi adalah mencakup 46,15 persen.
Baca SelengkapnyaDaud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca SelengkapnyaGerakan tanam ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan menjaga ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas mengatakan harga kebutuhan pokok di Jakarta cenderung stabil.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kepala daerah untuk mengantisipasi terjadinya kasus kelaparan seperti yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaDia menyatakan, hari ini masing-masing perusahaan umum daerah (Perumda) DKI Jakarta itu akan menggelar rapat membahas hal tersebut lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPresiden menyampaikan pemenuhan kebutuhan pangan merupakan prioritas pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 98 persen pasokan makanan di DKI Jakarta berasal dari luar wilayah,
Baca SelengkapnyaKementan sebut Indonesia siap hadapi El Nino dan stok pangan aman
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan pemerintah mengenai ancaman krisis pangan ke depan.
Baca SelengkapnyaHarga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta akan menambah stok beras dan komoditas pokok lainnya.
Baca Selengkapnya