Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi, Menteri Sri Mulyani Waspadai Sejumlah Risiko ini
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pertumbuhan ekonomi beberapa negara menjadi landasan momentum pembangunan pemulihan ekonomi RI. Namun, ada beberapa risiko yang masih harus diwaspadai.
Perkembangan positif ekonomi dunia global terus berlanjut. Salah satu faktor positifnya adalah beberapa negara terutama dua negara perekonomian terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) dan China sudah mengalami akselerasi pertumbuhan ekonomi. China mulai pada kuartal I (Q1) 2021, sedangkan AS pada Q2.
"Negara-negara lain seperti Singapura, Korea Selatan, Prancis dan Taiwan juga menunjukan adanya pemulihan ekonomi mulai dari Q1 dan diharapkan akan terus ke Q2," kata Menteri Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Mei 2021 pada Selasa (25/5).
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Pemulihan ekonomi di negara-negara lain terus menguat, meski masih di zona negatif. Vaksinasi global berjalan progresif dan terjadi penurunan kasus Covid-19 di berbagai negara.
Kendati demikian, masih ada sejumlah risiko yang harus diwaspadai. Pertama, gelombang Covid-19 baru pada April 2021 memaksa beberapa negara melakukan pengetatan. Misalnya Singapura yang melakukan pengetatan karena Covid-19, kemungkinan akan mempengaruhi momentum pemulihan ini pada Q2 2021.
"Sehingga pasti memengaruhi outlook di berbagai negara pada Q2. Munculnya varian baru, tentu ini memunculkan pertanyaan varian-varian baru ini akan mengancam, dan tentu akan dipertanyakan bagaimana efektivitas vaksin dengan munculnya varian baru," jelas Menteri Sri Mulyani.
Selanjutnya
Hal lain yang harus diwaspadai terkait kecepatan dan akses vaksin yang belum merata. Banyak negara yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, terutama negara-negara miskin.
Menurut Menteri Sri Mulyani, terjadi proteksionisme untuk mengamankan suplai stok dari masing-masing negara. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Q1 2021 di sebagian negara yang masih negatif perlu diwaspadai. Inflasi AS yang terus menguat pun menjadi perhatian.
"Inflasi AS 4,2 persen itu adalah angka yang tinggi, menimbulkan kewaspadaan atau was-was di sektor keuangan," tutur Menteri Sri Mulyani.
"Kita semua harus menjaga momentum dan tetap waspada terhadap risiko yang sangat dinamis. Setiap proyeksi ada catatannya, setiap optimisme ada kewaspadaan," ungkapnya.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini menegaskan, target itu sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca Selengkapnya