Jalan Terjal untuk Wujudkan Mimpi Jokowi Bawa Indonesia Jadi Negara Maju
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berambisi akan membawa Indonesia menjadi negara maju di 2045 mendatang. Jokowi memprediksi, pada 2045, ekonomi Indonesia akan memasuki era keemasan. Di mana, Indonesia akan menempati posisi ke-4 terbesar dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
"Diperkirakan pendapatan akan mencapai USD 29.000 per kapita dan akan menjadi empat besar ekonomi terkuat di dunia, setelah China, India, Amerika Serikat dan Indonesia," ujar Jokowi tahun 2017 silam.
Kata Jokowi, prediksi ini akan menjadi kenyataan jika didukung dengan stabilitas politik, keamanan, harga komoditas, dan pertumbuhan ekonomi dunia. Prediksi tersebut berdasarkan kajian Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi berharap JAPINDA dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia? 'Agar lebih banyak lagi tenaga terampil Indonesia yang bisa masuk ke Jepang,' ungkap Jokowi.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Tahun terus berjalan. Pada 2020, Jokowi makin optimis Indonesia akan menjadi negara maju. Sebab, saat itu Bank Dunia menetapkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah atas per 1 Juli 2020.
"Pertanyaannya apakah kita punya peluang untuk keluar dari middle income trap? saya jawab tegas, kita punya potensi besar, kita punya peluang besar untuk melewati middle income trap, kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," kata Jokowi saat Peresmian Pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) Virtual Tahun 2020 di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/7).
Sebab itu, Jokowi berharap seluruh pihak bisa berkontribusi untuk mencetak sejarah dan membuktikan Indonesia bisa maju. Serta tidak terjebak dengan status middle income.
"Satu abad republik Indonesia sudah dekat di 2045 nanti, tinggal 25 tahun lagi. Mari kita buktikan di tahun 2045 nanti Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap Jokowi.
Mimpi Jokowi nampaknya harus menapaki jalan terjal. Indonesia dilanda pandemi dan Indonesia harus kembali turun kelas jadi negara berpenghasilan menengah bawah.
Indonesia Turun Kelas
Bank Dunia menempatkan Indonesia sebagai negara kelas menengah bawah atau lower middle income. Peringkat per 1 Juli ini turun dibandingkan sebelumnya, di mana Indonesia sudah menjadi negara berpendapatan menengah atas.
Mengutip laporan Bank Dunia, assessment terkini mencatat GNI per kapita Indonesia tahun 2020 turun menjadi USD 3.870. Tahun lalu, Indonesia berada di level atas untuk negara berpendapatan menengah atas dengan (GNI) atau pendapatan nasional bruto sebesar USD 4.050 per kapita.
Bank Dunia mencatat, Indonesia saat ini sejajar dengan Belize, Iran, dan Samoa. Sedangkan Panama, Mauritius dan Romania juga mengalami turun peringkat dari negara high class menjadi negara upper middle income atau negara berpendapatan menengah atas.
"Indonesia, Mauritius, Rumania, dan Samoa sangat dekat dengan ambang batas klasifikasi pada tahun 2019 dan semuanya mengalami penurunan Atlas GNI per kapita akibat Covid-19, yang mengakibatkan klasifikasi lebih rendah pada tahun 2020," tulis Bank Dunia dalam laporannya.
Seperti diketahui, Bank Dunia telah mengubah klasifikasi GNI untuk menentukan peringkat tiap negara. Klasifikasi berubah karena di setiap negara, faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi GNI per kapita.
Pada 2019, klasifikasi GNI untuk negara Low Income di level USD 1.035, Lower Middle Income di level USD 1.035- USD 4,045, Upper Middle Income di level USD 4.046 - USD 12.535, dan High Income di level lebih dari USD 12.535.
Sedangkan di tahun 2020 berubah, untuk Low Income di level USD 1.046, Lower Middle Income di level USD 1.046-USD 4,095, Upper Middle Income di level USD 4.095 - USD 12.695, dan High Income di level lebih dari USD 12.695.
Banyak pihak sudah memperkirakan Indonesia akan turun kelas dan sulit mewujudkan mimpi jadi negara maju.
Sudah Diperikirakan Sejak 2020
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, turunnya kelas Indonesia jadi negara berpenghasilan menengah bawah tidak mengherankan karena kondisi ekonomi Indonesia yang dilanda pandemi Covid-19.
"Itu sudah bisa diperkirakan sejak 2020 karena ekonomi Indonesia menurun akibat pandemi. Posisi Indonesia juga cukup berat keluar dari jebakan kelas menengah," kata Bhima saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (7/7).
Bhima mengatakan, Indonesia akan tetap menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah dan tidak akan bisa menjadi negara berpendapatan atas di tahun 2045 jika tidak mengubah struktur ekonominya.
Saat ini, Indonesia masih memiliki struktur ekspor yang dominan bahan baku dan barang setengah jadi.
Sejak tahun 1980 sampai 2021, Indonesia tetap bergantung pada komoditas kebun dan tambang dengan nilai tambah yang rendah.
"Satu-satunya jalan yang harus dilakukan ialah dengan melakukan transformasi struktural menjadi negara industri maju yang ekspornya dominan produk berteknologi tinggi," kata Bhima.
Tak hanya itu, bahkan Menko Luhut menyebut bahwa banyak negara maju yang tak ingin Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Ada Negara yang Halangi Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju karena banyaknya potensi yang dimiliki.
Hal ini disampaikan dalam podcast bersama Deddy Corbuzier. Awalnya, Deddy menyinggung mengapa Indonesia tidak mencontoh Singapura dalam mengelola bisnis hingga menangani Covid-19.
Namun kata Luhut, saat ini ada negara maju yang tak ingin Indonesia jadi negara maju juga.
Meski tidak menjelaskan lebih lanjut alasannya, Luhut menegaskan kalau sebenarnya, negara-negara maju tidak mau negara berkembang menjadi maju. Semuanya harus dicapai dengan usaha sendiri.
"Negara maju itu tidak mau negara berkembang itu jadi maju, jadi kalau bukan dari kita sendiri membuat negara jadi maju, ya nggak akan jalan. Orang suruh hajar kita terus," kata Luhut, seperti ditulis, Rabu (7/7).
"Saya ulangi, negara maju tidak rela negara berkembang itu jadi negara maju, karena saya mengalami, bagaimana mereka mempersulit kita supaya kita tidak maju. Itu fakta," kata Luhut.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengungkapkan tidak mudah mewujudkan generasi Indonesia emas pada 2045 mendatang.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai, saat ini Indonesia sedang menapaki jalan menuju kategori negara maju.
Baca SelengkapnyaTolak ukur yang dimaksud Jokowi seperti pendapatan perkapita, indeks pembangunan manusia, tingkat pengangguran, angka kemiskinan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyatakan kesiapannya untuk lari maraton meneruskan pekerjaan besar Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan, bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas untuk melompat menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaAnwar Husin, relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019, meluncurkan buku terkait kinerja Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai peluang Indonesia untuk mencapai visi tersebut hanya berada dalam kurun waktu 13 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaJokowi menginginkan kesuksesan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terulang di proyek pembangunan IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan kepada para kader Gerindra untuk tidak malu menyebut berjuang bersama Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku data yang diterimanya terkait parpol sangat lengkap.
Baca SelengkapnyaJalan Indonesia menjadi negara maju hanya tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menyampaikan beberapa hal penting kepada Prabowo untuk dilanjutkan dalam pemerintahannya.
Baca Selengkapnya