Jasa Marga akui Jembatan Cisomang masih bergeser sekitar 3 milimeter
Merdeka.com - PT Jasa Marga Tbk mengakui sampai saat ini Jembatan Cisomang di KM 100+700 Jalan Tol Purbaleunyi masih terjadi pergerakan dan pergeseran. Namun, pergeseran masih dalam batas toleransi sehingga aman untuk dilalui kendaraan golongan I.
"Hasil pengamatan 10 hari terakhir, masih ada pergerakan dan pergeseran dari angka 55 cm selama ini, plus minus bertambah sekitar tiga (3) mili meter," kata VP Maintenance Reza Febriano didampingi AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk Dwimawan Heru kepada pers seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (12/1).
Penegasan tersebut sebagai klarifikasi terhadap beredarnya informasi kurang tepat seperti per hari bergeser sekian centimeter dan lainnya di masyarakat, terutama di media sosial terkait dengan perkembangan Jembatan Cisomang itu.
-
Bagaimana kondisi Jembatan Cisomang generasi pertama sekarang? Kondisi jembatan juga sudah usang dan hanya menyisakan dinding pondasi dengan tiga lorong cincin di bawahnya. Struktur bangunan mengalami pelapukan dan dipenuhi semak belukar.
-
Bagaimana bentuk Jembatan Simanja saat ini? Setelah kereta tidak melintas lagi, aksesnya diganti menjadi jembatan dengan konstruksi cor beton dan dijadikan penghubung satu-satunya warga menuju Desa Hatonduhan.
-
Dimana jembatan ini berada? Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembudi Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
-
Apa yang terjadi di jembatan rusak yang sedang diperbaiki? RusakTiga pria di India tewas setelah mobil yang mereka kendarai jatuh dari jembatan rusak yang sedang diperbaiki.
-
Jembatan Girpasang itu apa? Di sana ada sebuah jembatan gantung panjang yang di bawahnya terdapat jurang yang amat dalam. Selain itu di sana juga ada gondola penyeberangan yang bisa dinikmati pengunjung untuk menyeberang melintasi jurang.
-
Apa itu Jembatan Girpasang? Jembatan Gantung Girpasang merupakan akses penghubung antara Dusun Beringin dan Dusun Girpasang.
Menurut Reza, jika diukur kembali besok (13/1) misalnya dan ada kenaikan atau penurunan, itu berarti ada faktor koreksi yang disebabkan oleh toleransi pembacaan alat, tukang ukur bahkan cuaca.
"Proses monitoring menggunakan alat 'robotic total station'. Selain itu pasang alat instrumen pengukuran pergerakan inklinometer, tiltmeter, piezometer dan 'crackmeter'. Bilamana nanti terjadi ada hasil pengukuruan yang signifikan, maka petugas lapangan diberi kewenangan menutup jembatan," katanya.
Dengan demikian, tegasnya, deteksi dini dan peringatan awal sudah ada dalam sistem monitoring itu.
Reza menjamin, angka pergeseran tersebut masih dalam kondisi aman karena belum menyentuh angka toleransi hingga 71 cm sebagaimana disampaikan oleh para pakar dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Saat ini tim inspeksi sedang bekerja memonitor 24 jam dan ada petugas khusus yang memonitor dan memiliki kewenangan khusus untuk menutup jembatan jika pergeseran menyentuh ke angka 65 cm misalnya," katanya.
Sementara itu, dari sisi penanganan terhadap jembatan itu, Reza menjelaskan, setelah kondisi aksi darurat sudah dilakukan beberapa waktu lalu, kini memasuki masa perbaikan dan perkuatan hingga akhir Maret 2017.
"Saat ini sedang memasuki persiapan pekerjaan berat yang terdiri dari tujuh jenis pekerjaan antara lain 'grouting' yang sudah dilakukan di pilar A1, P0, P1, P2, dan P5 dan pekerjaan 'wrapping' dengan pemasangan 'Fiber Reinforced Polymer' (FRP) di pilar P1 dan P2," katanya.
Selain itu, pekerjaan 'strutting' baja dalam proses 'cutting' dan pengelasan material H-Beam, serta penggalian tanah di sekitar 'pilecap' P2 dan P3, juga pekerjaan 'unloading' ('cutting' lereng) di sekitar A1 hingga pilar P1, persiapan pekerjaan 'ground anchor' pada P0 dan persiapan 'platform' kerja untuk pekerjaan 'belt boredpile' "Selama proses ini, kami dibawah koordinasi dan supervisi Badan Pengatur Jalan Tol Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ)," katanya.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Dwimawan Heru mengakui, lalu lintas harian (LHR) Tol Cipularang mengalami penurunan trafik untuk golongan II hingga V, tetapi malah terjadi kenaikan di golongan I sebesar empat persen "Jadi, secara agregat memang ada penurunan tetapi tidak signifikan," kata Heru.
Heru juga menyebut, selama ini LHR tol itu untuk Jakarta-Bandung sebesar 37.600 kendaraan, sedang Jakarta-Bandung 32.600 dari jumlah ini 85 persen adalah golongan I.
Menyinggung soal perkiraan anggaran untuk perbaikan Jembatan Cisomang, Reza belum bersedia merinci karena hitungan final belum ada.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Progres pembangunan Jembatan Otista telah mencapai 87 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan terowongan Tol Cisumdawu masih aman untuk dilalui.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR mengatakan tidak lengah dengan adanya berita tersebut dan akan menyelidikinya.
Baca Selengkapnyajembatan utilitas di Jembatan Otista, saat ini sudah selesai pengerjaan dengan menggunakan sistem pengeboran kini dilanjut pengecoran.
Baca SelengkapnyaPenutupan dilakukan dampak pekerjaan perbaikan jembatan pada akses keluar/masuk km 149 Jalan Tol Padaleunyi
Baca SelengkapnyaPenutupan dilakukan sehubungan dengan pekerjaan perbaikan jembatan pada akses keluar/masuk km 149 Jalan Tol Padaleunyi.
Baca SelengkapnyaJembatan tampak usang dan hanya menyisakan dinding pondasi dengan tiga lorong cincin di bawahnya. Struktur mengalami pelapukan hingga dipenuhi semak belukar
Baca SelengkapnyaBina Marga akan melakukan pembangunan tiga jembatan penyeberangan dengan nilai anggaran Rp145 miliar.
Baca SelengkapnyaJasamarga telah menyiapkan prosedur mitigasi seperti pengalihan arus lalu lintas yang terdampak.
Baca SelengkapnyaJembatan baru dengan panjang sekitar 40 meter itu diklaim bisa tahan selama 50 tahun.
Baca SelengkapnyaAkses jalan penghubung itu ditutup sementara sejak Kamis (25/1) kemarin untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.
Baca SelengkapnyaHasil pengujian itu pun dibenarkan oleh Andreas lantaran sesuai dengan perbandingan yang ia lakukan, mutu beton Tol Layang MBZ tidak sesuai spesifikasi.
Baca Selengkapnya