Jasa tukar uang di pinggir jalan menjamur, BI minta waspadai terima Rupiah palsu
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat waspada peredaran uang palsu saat Ramadan 2018. Hal tersebut seiring dengan tradisi meningkatnya kebutuhan uang pada saat Idul Fitri.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, mengatakan saat ini peredaran uang palsu di Indonesia memang semakin kecil. Namun demikian, masyarakat harus tetap waspada mengingat jelang Ramadan banyak oknum menyediakan jasa penukaran uang secara tidak resmi.
"Saat ini persentase uang palsu itu sebenarnya sudah kecil, sekitar 3 dibanding Rp 1 juta. Tapi tetap saja harus diwaspadai, jangan sampai kita menukar uang dapatnya uang palsu," ujar Rosmaya di Parkiran IRTI, Monas, Jakarta, Rabu (23/5).
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Bagaimana cara SR mengedarkan uang palsu? Mendengar kisahnya, SR menyarankan agar pria tersebut membuang sial dengan menyiapkan uang sebesar Rp900 ribu. Pada lain hari, datanglah ayah dan putrinya yang gagal tunangan itu menemui SR. Mereka membawa uang mahar Rp900 ribu yang dimasukkan ke dalam amplop. SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
Rosmaya mengimbau, jika masyarakat ingin menukar uang sebaiknya datang ke bank atau layanan penukaran uang yang telah ditunjuk oleh perbankan. Selain menjamin keaslian uang, penukaran di bank juga tidak dikenai biaya tambahan.
"Kita kan ada ini banyak bank kerjasama, ada 15 bank. Datang ke bank, nanti dilayani. Kalau antre sebentar tidak apa-apa, yang penting uangnya asli. Di bank juga tidak dikenai biaya tambahan. Berapa yang Anda tukarkan, itu yang Anda dapatkan," jelasnya.
Rosmaya menambahkan untuk melihat keaslian uang masyarakat dapat meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang. Sementara untuk memudahkan mengenali keaslian uang rupiah, masyarakat agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan.
"Agar uang ini bisa mudah dikenali maka masyarakat diimbau melakukan 5 jangan yaitu, jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaPuteri juga mengingatkan BI untuk terus mempermudah akses penukaran uang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menukar uang baru di pasar tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaBI menyediakan opsi layanan penukaran uang baru melalui Layanan Kas Keliling di lokasi-lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaDigandeng Polri, Begini Cara BI Cek Keaslian Uang Palsu Rp22 M yang Ditemukan di Jakbar
Baca SelengkapnyaSebelum menukar uang rupiah masyarakat terlebih dahulu melakukan pemesanan tukar uang melalui aplikasi Pintar atau melalui laman penukaran uang BI.
Baca SelengkapnyaDari penelusuran internal, petugas tersebut justru memberikan arahan terkait tata cara penukaran uang logam.
Baca SelengkapnyaBI mempersiapkan sebesar Rp 197,6 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca Selengkapnya