Jasindo Gandeng PFN Genjot Inklusi Keuangan Asuransi Tanah Air
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di 2019 sebesar 75 persen. Hal tersebut sesuai dengan fokus pemerintah yang diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Meningkatkan literasi keuangan ini, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo menggandeng dan Perum Produksi Film Negara (PFN) dan PT Pesonna Indonesia Jaya menggelar Vital Voices Festival atau Festival Perempuan dalam Film, Seni dan Budaya. Acara ini akan digelar pada 7 hingga 14 Desember 2019 di Gedoeng Jasindo, kawasan Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta.
Direktur SDM dan Umum PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), Linggarsari Suharso menjelaskan, melalui ajang ini pihaknya juga ingin mengenalkan literasi keuangan kepada masyarakat.
-
Bagaimana Allianz Syariah meningkatkan literasi asuransi syariah? Sebagai salah satu upaya peningkatan literasi dan penetrasi asuransi, Allianz Syariah juga meluncurkan program perlindungan jiwa untuk 10.000 orang yang disebar ke berbagai wilayah Indonesia, salah satunya di kota Bandung.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Bagaimana peran SDM kesehatan di industri asuransi? Kehadiran SDM dengan latar belakang bidang kesehatan ini tentunya guna mendukung pelaku industri asuransi jiwa dalam meramu dan menghasilkan inovasi produk dan layanan khususnya terkait asuransi kesehatan.
-
Bagaimana cara OJK meningkatkan literasi keuangan? OJK telah meluncurkan program Desaku Cakap Keuangan dan Sobat Sikapi Mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi duta edukasi keuangan di masyarakat.
-
Kenapa OJK mendorong literasi keuangan untuk UMKM? 'UMKM adalah ujung tombak perekonomian. Di tengah dinamika perekonomian dunia yang tidak menentu, perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik di atas 5 persen, tapi tentu harus terus menemukan sumber-sumber ekonomi baru. Salah satunya dengan UMKM dan juga di daerah. Literasi keuangan sebagai pondasi pemberdayaan UMKM,' kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya pada acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) ke-2 di Pontianak, Selasa (29/8).
-
Bagaimana OJK melibatkan masyarakat dalam edukasi keuangan? Kegiatan The Jewel of Central Java merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi bersama untuk terus memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat Jawa Tengah serta dikemas dalam bentuk edukasi keuangan melalui kesenian daerah agar lebih menarik minat dan dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
"Kami ingin asuransi itu masuk ke gaya hidup masyarakat," katanya di sela-sela peluncuran acara Vital Voices Festival di Jakarta, Jumat (22/11).
Dia menegaskan bahwa acara ini sekaligus optimalisasi gedung milik Asuransi Jasindo di daerah Kota Tua. Menurutnya, gedung tiga lantai yang bernama Gedoeng Jasindo tersebut sudah lama tak dipakai. "Dengan adanya acara ini, maka gedung tersebut jadi bermanfaat. Masyarakat bisa menikmati gedung tersebut," katanya.
Selain itu, selama acara Asuransi Jasindo juga akan mengampanyekan penggunaan single used plastic serta edukasi-edukasi menarik lainnya seperti cara mengelola kompos.
Selama festival akan diputar film-film seperti 'Kuambil Lagi Hatiku', 'Mentari di Ufuk Timur', 'Tjut Nyak Dien', 'Kartini', 'Filosofi Kopi' dan lain sebagainya.
"Kenapa kita ambil judulnya Vital Voices Festival atau Perempuan dalam Film, Seni dan Budaya? Karena untuk menggambarkan perempuan di mana perempuan sering tidak terdengar suaranya. Festival ini juga bukan hanya memutarkan film yang oleh perempuan tapi yang kami nilai penting untuk ekspresi perempuan," ujar Direktur Utama Perum PFN, Judith J. Dipodiputro.
Selain Vital Voices Talk dan pemutaran film-film nasional, festival ini juga akan dimeriahkan dengan pameran rencana produksi film PFN 2019-2023 dan pertunjukan kesenian seperti Tari Ratu Shima, Bheksan Yoga Jawa, body painting dan lainnya.
Ada juga workshop terkait pengurangan sampah, mengolah sampah organik yang dibawa oleh tim Demi Bumi, demonstrasi seni Furoshiki, pelatihan ecokids hingga coffee cupping dari The Gade Coffee & Gold.
OJK Target 52,6 Juta Masyarakat Buka Rekening Bank Hingga Akhir 2019
Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Mohammad Miftah, mengatakan tingkat inklusi keuangan diukur melalui tingkat kepemilikan rekening tabungan oleh masyarakat. Berdasarkan data World Bank, kepemilikan rekening masyarakat Indonesia di 2017 masih sekitar 49 persen.
"Tahun 2011 presentasi kepemilikan rekening hanya 19 persen. Dari indeks inilah belum disebut inklusi. Dari 19 persen di 2011 dengan usaha berbagai pihak, OJK, pemerintah sudah mencapai 49 persen 2017 dan target 2019 sebesar 75 persen," ujarnya di Banyuwangi, Sabtu (27/7).
Miftah melanjutkan, meskipun perkembangan indeks inklusi keuangan meningkat pesat, namun beberapa daerah di Indonesia khususnya wilayah Timur masih tergolong unbanked. Unbanked maksudnya belum terlibat transaksi secara langsung dengan kegiatan bank.
"Kita asumsikan ketika suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi sementara kepemilikan rekening kredit maupun tabungan kalau tidak dibarengi kepemilikan rekening itu kategorinya unbanked," lanjutnya.
Dengan presentasi tingkat inklusi keuangan yang baru sebesar 49 persen atau 95,4 juta penduduk dewasa Indonesia yang memiliki rekening, dibutuhkan 52,6 juta rekening baru agar dapat mencapai target 75 persen.
Oleh karena itu, untuk terus mendorong peningkatan inklusi keuangan perlu ada upaya meningkatkan jangkauan dari bank di seluruh Indonesia seperti melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif (Laku Pandai).
Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif yang memungkinkan masyarakat membuka rekening tabungan, menabung, dan menarik dana melalui perantara agen yang bekerja sama dengan bank.
"Laku pandai ini kan memberi layanan yang lebih simpel. Kalau di bank orang malas antre, malas nunggu. Semakin memberi kemudahan kemudahan, laku pandai ini bisa menggantikan layanan rumit bank menjadi mudah," jelas direktur OJK tersebut.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasindo mendukung generasi muda Indonesia agar ke depannya lebih mengenal dan paham asuransi.
Baca SelengkapnyaSetiap perempuan dapat merencanakan masa depan dan mewujudkan keamanan finansial, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya.
Baca SelengkapnyaAngka di tahun 2023 tergolong rendah dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaUsulan Apindo untuk memperkuat industri asuransi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaBSI terus memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah di dalam negeri. Salah satunya lewat kolaborasi dengan Indonesia Financial Group (IFG)
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PT Askrindo, Fankar Umran mengatakan pentingnya memberikan kesadaran mengelola keuangan dengan bijak di usia muda.
Baca SelengkapnyaIndonesia Re melihat perlu adanya transformasi pengelolaan aset terutama dalam hal digitalisasi data dan knowledge management.
Baca SelengkapnyaNamun, di samping optimisme tersebut, tentu ada tantangan yang akan dihadapi. Apabila PPN 12 persen mulai diberlakukan.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027.
Baca SelengkapnyaMelalui Risk Management Partnership, jaringan Representative Office di seluruh Indonesia diharapkan dapat memberikan solusi perlindungan.
Baca SelengkapnyaData dari OJK menyebutkan, baru 22 persen kelompok disabilitas yang memiliki akses keuangan atau yang memiliki rekening.
Baca SelengkapnyaMenteri Bintang mengatakan perempuan adalah kekuatan bangsa yang akan menentukan pembangunan Indonesia di masa depan.
Baca Selengkapnya