Jatuhnya AirAsia QZ8501, kecelakaan paling menonjol 2014
Merdeka.com - Sejumlah tragedi dan kecelakaan mewarnai angkutan Natal 2014 dan Tahun 2015. Di penghujung 2014, jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 menyita perhatian dunia dan menjadi peristiwa paling memprihatinkan di dunia penerbangan nasional sepanjang tahun lalu.
"Yang paling menonjol AirAsia QZ8501 mengalami kecelakaan yang membawa 155 penumpang dan 6 kru. Turut prihatin," ujar Plt Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Sugihardjo di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (6/1).
Gangguan terhadap kinerja sektor transportasi udara tidak hanya kecelakaan, tapi juga bencana alam. Penutupan Bandara Ternate 19-29 Desember karena debu vulkanik Gunung Gamalama adalah salah satu buktinya.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
-
Bagaimana dampak turbulensi? Turbulensi sendiri dapat dirasakan sebagai guncangan pada tubuh pesawat dan bisa memicu penumpang terluka hingga korban jiwa. Dampaknya juga bisa mencakup kerusakan pesawat hingga kecelakaan fatal.
Di sektor transportasi darat, longsor di daerah Jembatan Gadok, Ciawi Jawa Barat pada 21 Desember 2014 yang menyebabkan kemacetan dari arah Bogor menuju Puncak, salah satu catatan Kemenhub dalam pelaksanaan angkutan Natal dan Tahun Baru.
Di sektor transportasi laut, Kemenhub mencatat lonjakan penumpang yang cukup signifikan pada penumpang Kapal Pelni Bukit Siguntang. Kapal ini mengangkut TKI yang bekerja di Tawao, Malaysia. Dari Nunukan menuju NTT serta kapal Dobon Solo dan kapal-kapal Pelni lainnya yang melayani Kawasan Timur Indonesia.
Sektor kereta api, peristiwa yang menonjol yakni anjloknya (5 as) antara Stasiun Porong dan Bangil pada tanggal 19 Desember 2014. Dampak dari anjlok as tersebut menyebabkan keterlambatan KA 87 Mutiara Timur selama 397 menit, KA 208 Probowangi selama 470 menit, KA 207 Probowangi selama 260 menit.
Dan terakhir tragedi pada angkutan Natal dan Tahun Baru adalah masuknya sebuah lokomotif dengan nomor CC 2018907 menerobos ruang tunggu Stasiun Kota Jakarta. "Ada juga lokomotif menerobos di Stasiun Kota Jakarta," ungkapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaTurbulensi pasti memberikan suatu dampak yang tidak baik bagi dunia aviasi.
Baca SelengkapnyaPesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan pesawat yang pernah mengalami turbulensi hebat.
Baca SelengkapnyaSebuah jet pribadi jatuh dan menabrak sepeda motor hingga mobil di sebuah jalan raya dekat bandara di pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca SelengkapnyaPesawat tersebut tampak hancur lebur. Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPesawat tersebut gagal mendarat dan menabrak sepeda motor dan mobil di jalan tol Malaysia.
Baca SelengkapnyaKasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaSepuluh orang tewas dalam insiden mengerikan kecelakaan pesawat jet di Selangor Malaysia. Delapan penumpang di dalam pesawat dan dua orang di darat ikut tewas.
Baca SelengkapnyaTerjangan dahsyat Topan Shanshan menyebabkan layanan kereta api hingga ratusan penerbangan domestik dibatalkan.
Baca SelengkapnyaMarsma Agung mengaku belum dapat memastikan penyebab pastinya.
Baca SelengkapnyaGangguan sistem IT besar-besaran yang melanda sejumlah negara telah mengguncang sektor penerbangan, bank, dan saluran televisi.
Baca Selengkapnya