Jelang Lebaran, Bisnis Pelaku UMKM Naik Hingga 50 Persen
Merdeka.com - Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun mengatakan, kondisi pelaku UMKM di perkotaan menjelang Lebaran mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan bisnis UMKM perkotaan selama bulan Ramadan naik hingga 50 persen.
"UMKM di perkotaan mulai naik, peningkatannya luar biasa bisa sampai 40 persen sampai 50 persen," ungkap Ikhsan saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu, (5/5).
Kondisi ini kata Ikhsan tidak terlepas dari berbagai upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19. Beberapa di antaranya vaksinasi yang sudah gencar dilakukan sejak awal tahun dan sosialisasi protokol kesehatan.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Kenapa omzet pedagang Tanah Abang naik menjelang Ramadan? Memasuki bulan suci Ramadan, ragam busana muslim yang paling banyak dipesan dan diminati para konsumen.
-
Dimana UMKM beroperasi? UMKM meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk kuliner, fashion, otomotif, dan jasa lainnya.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
"Sekarang orang percaya dengan cara pemerintah menangani pandemi karena vaksinasi telah dilaksanakan," kata dia.
Apalagi, kebijakan pembatasan mobilitas manusia yang diterapkan saat ini PPKM bukan lagi PSBB. Adaptasi kebijakan ini dinilai sangat berpengaruh terhadap kondisi pelaku UMKM.
Lain halnya dengan UMKM di pedesaan. Ikhsan menyebut selama pandemi Covid-19, pelaku UMKM di pedesaan tidak mengalami dampak penurunan separah di perkotaan. Meski begitu, program vaksinasi yang sudah sampai di daerah turut memberi andil dalam peningkatan transaksi pelaku UMKM di daerah.
"Kalau UMKM pedesaan ini tidak ada perbedaan dengan tahun lalu, tapi ada kenaikan transaksi setelah vaksin dilakukan sekitar 20 persen sampai 30 persen," kata dia.
Ikhsan mengatakan kebangkitan UMKM akan berbanding lurus dengan penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Dia meminta pelaku UMKM memanfaatkan momentum menjelang lebaran ini untuk memperbaiki keadaan.
Dia berharap, peningkatan bisnis selama bulan Ramadan ini akan terus berlanjut pasca lebaran. Terlebih saat ini pemerintah melarang adanya mudik lebaran. "UMKM di kota ini bsia memanfaatkan peluang dengan baik untuk pemulihan bisnisnya setelah lebaran," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan hasil riset yang telah dipublikasikan tersebut, dijelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM terus meningkat dan tetap optimis menghadapi Q3- 2023.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan pertumbuhan bisnis UMKM ini didorong oleh sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaMenjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno mengapresiasi pertumbuhan berbagai usaha kecil dan menengah (UKM) di sekitar IKN, serta desa-desa wisata.
Baca SelengkapnyaSebanyak 42 mitra merupakan produsen makanan dan minuman khas nusantara, sedangkan 8 mitra menjual kerajinan.
Baca SelengkapnyaMenjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
Baca Selengkapnyabagi konsumen Indonesia, belanja menjelang Idulfitri merupakan puncak musim belanja.
Baca SelengkapnyaTransaksi yang tercipta mencapai Rp18,7 miliar dengan jumlah peserta mencapai 597 UMKM.
Baca SelengkapnyaMengadopsi teknologi digital agar lebih produktif dan berdaya saing tinggi.
Baca SelengkapnyaSemua upaya promosi menghasilkan volume konsumsi yang stabil selama periode Ramadan, karena tidak ada indikasi konsumen belanja stok barang lebih banyak.
Baca Selengkapnya