Jelang Natal dan Tahun Baru, BI catat industri pengolahan mulai menggeliat
Merdeka.com - Bank Indonesia melaporkan kinerja sektor Industri Pengolahan pada triwulan III-2018 berada pada level ekspansi. Hal tersebut terindikasi dari Prompt Manufacturing Index (PMI) - Bank Indonesia sebesar 52,02 persen (lebih dari 50 persen berarti ekspansi) pada triwulan III 2018.
"Ini menandakan kalau industri tengah tumbuh, ini karena mereka memproyeksikan konsumsi akan meningkat di akhir tahun karena ada Natal dan Tahun Baru," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, di Gedung Bank Indonesia, Jumat (26/10).
Ekspansi sektor Industri Pengolahan terutama didorong oleh kenaikan volume produksi yang terindikasi dari indeks sebesar 55,18 persen, didukung oleh kuatnya permintaan khususnya dari pasar domestik.
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
Sejalan dengan hal tersebut, volume persediaan barang jadi dan volume pesanan juga berada pada level ekspansi, masing-masing sebesar 54,10 persen dan 53,37 persen.
Ekspansi sektor Industri Pengolahan diperkirakan terus berlanjut pada triwulan IV-2018, meskipun melambat. Hal ini terindikasi dari PMI yang masih berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 51,92 pereen.
Kinerja sektor Industri Pengolahan pada triwulan IV-2018 antara lain didorong oleh faktor musiman peningkatan permintaan di pasar domestik sehubungan dengan perayaan Natal dan liburan akhir tahun.
Peningkatan permintaan tersebut juga terindikasi dari indeks volume produksi dan persediaan barang jadi, yang keduanya berada pada level ekspansi sebesar 54,40 pereen dan indeks volume pesanan sebesar 53,11 persen.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca SelengkapnyaIndustri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaAdapun sepanjang Januari - Desember 2023, realisasi investasi telah mencapai Rp1.418,9 triliun atau melebihi target 101,3 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPlt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Baca SelengkapnyaPerry Warjiyo mengungkapkan, kinerja ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global didukung oleh bauran kebijakan BI dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Selengkapnya