Jepang ngotot lobi Indonesia soal UU Minerba Indonesia

Merdeka.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengakui pihak Jepang hingga saat ini masih terus melobi pemerintah Indonesia terkait penerapan UU No 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara (minerba) yang belum lama diterapkan.

Upaya lobi Jepang juga dilakukan saat Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa bertandang ke negeri sakura beberapa waktu lalu. Menurut Lutfi, tujuan Menteri Luar Negeri ke Jepang adalah membicarakan konvensi nuklir. Namun dalam pertemuan ini, pihak Jepang justru mempermasalahkan UU Minerba.

"Pak Marty datang ke Jepang kaitan konvensi nuklir. Dia dalam pembicaraan dengan Menlu Jepang masih mengharapkan pengertian Indonesia tentang beleid Minerba tersebut. Tapi Menlu Marty jelaskan kalau UU minerba ini produk UU," ucap Lutfi di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4).

Lutfi menyebut pemerintah tidak akan goyah dan berkukuh terus menjalankan amanat UU Minerba yang telah berjalan sejak awal tahun ini. Namun Lutfi menyebut masih mencari jalan terbaik agar industri Jepang tidak tutup gara-gara terhambatnya pasokan tambang dari Indonesia.

"Sekarang yang kami mau cari adalah masalah persamaan dalam urusan ini. Dan ini bukan pertama kali kejadian. Di Tahun 1978 itu Indonesia melarang work dari kayu ke luar ngri. Yang terjadi tutup semua perusahaan plywood di Jepang. Tapi ya kita mesti mencari kerja sama baru, persahabatan berjalan," jelasnya.

Meski industri Jepang terganggu akibat kewajiban hilirisasi dalam UU Minerba, Lutfi percaya Jepang tidak akan menggugat aturan hilirisasi ini ke WTO.

"Ini kan hubungan dua negara yg bermartabat, masak pakai jeda waktu ke WTO. Tidak ada. Kita mesti lihat, apakah WTO itu apa yang sudah dijalankan. Tadi dalam rapat menko juga sudah dibahas bahwa Kemendag akan leading dalam proses proses kalau sampai terjadi ke WTO," tutupnya.