JK bela diri diserang kenaikan harga BBM saat minyak dunia turun
Merdeka.com - Pemerintahan Jokowi-JK baru saja mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi jenis premium dan solar sebesar Rp 2.000 per liter. Beberapa pihak mencibir bahkan mempertanyakan dasar pemerintah menaikkan harga BBM di tengah harga minyak dunia yang sedang turun.
Wakil Presiden Jusuf Kalla membela diri. Dia menyebut kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 sudah pas di tengah harga minyak dunia yang turun. JK sapaan akrabnya menjelaskan, jangan hanya dilihat harga minyak dunia yang turun, tapi juga harus dilihat nilai tukar Rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS. Besaran kenaikan harga BBM diakui sudah mempertimbangkan daya beli masyarakat.
"Kita tahu harga minyak sedang turun beberapa angka, tapi kan juga rupiah sedang melemah Rp 12.000," ucap JK di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (18/11).
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
Dia menjelaskan, semalam Jusuf Kalla menghitung ulang kenaikan harga BBM bersama Presiden Joko Widodo dan menteri terkait. Setelah dihitung, angka Rp 2.000 diketok karena dinilai paling pas untuk kondisi saat ini.
"Jadi setelah dihitung-hitung semalam kita dapat kesimpulan, kenaikan Rp 2.000 adalah angka yang bisa dibeli masyarakat," tutupnya.
Seperti diketahui, harga BBM subsidi resmi dinaikkan sebesar Rp 2.000 per liter. Untuk itu, harga BBM jenis premium menjadi Rp 8.500 per liter dan harga BBM jenis solar menjadi Rp 7.500 per liter. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menilai bahwa keputusan pemerintah terhadap harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca SelengkapnyaBP Diesel sebelumnya dijual Rp16.980 per liter menjadi Rp15.665 per liter.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berjanji akan menghitung dan mempertimbangkan kemampuan fiskal negara terkait potensi kenaikan harga BBM.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga jual Pertamax series jauh di bawah BBM SPBU swasta,
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaKini semua jenis SPBU di Indonesia seperti Pertamina, Shell hingga BP AKR Indonesia menaikkan harga BBM.
Baca SelengkapnyaPer tanggal 1 November, harga bensin BP AKR mengalami penurunan untuk semua jenisnya.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM di SPBU BP AKR per 1 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga terjadi pada BBM jenis Revvo 90 yang memiliki RON 90 setara Pertalite. Saat ini, Revvo 90 dijual Rp13.500 per liter atau turun Rp300 per liter.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca Selengkapnya