JK nilai kemenangan Brexit tak berdampak pada Indonesia

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kemenangan kubu pro-Brexit dalam referendum Inggris tidak berdampak besar secara langsung bagi Indonesia. Namun, kata JK, keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini memberikan sentimen proteksi ekonomi ke berbagai negara di belahan dunia.
"Efeknya bagi kita sebenarnya tidak besar, tapi spirit proteksi itu akan terjadi di banyak negara," ujar JK di kantornya, Jakarta, Jumat (24/6).
Menurut JK, Indonesia akan terus menjaga hubungan baik dengan Inggris dan UE tanpa dipengaruhi sentimen kemenangan pro-Brexit.
"Indonesia sama saja sebenarnya, mengekspor ke Inggris dan mengekspor ke Uni Eropa sama saja, efeknya lebih banyak terjadi di internal Uni Eropa," katanya.
Sentimen negatif untuk meningkatkan proteksi juga dapat terjadi antara Inggris dan Amerika Serikat yang selama ini memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan UE. Meskipun begitu, JK mengakui Brexit akan mengakibatkan sentimen negatif bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris, termasuk investor asal Indonesia.
"Itu (Brexit) bisa juga menyebabkan kebijakan-kebijakan yang sama di banyak negara, buktinya investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena mereka tidak bisa bebas masuk Eropa, jadi terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," pungkasnya.
Sebelumnya, BBC, Sky TV, maupun ITV mengumumkan hasil referendum berupa kemenangan kelompok pendukung Britania Raya keluar dari Uni Eropa. Dukungan bagi kubu pro-Brexit mencapai 52 persen, sedangkan suara rakyat memilih bertahan 48 persen.
Pada Jumat (24/6) pagi waktu setempat, nilai Tukar Poundsterling telah anjlok ke level terendah 30 tahun terakhir. Demikian pula indeks saham gabungan Inggris, yang rata-rata turun 7,5 persen.
Hasil perhitungan suara masuk dari 335 kawasan, sudah 95 persen dari total tempat pemungutan suara. Kemungkinan kelompok 'bertahan' menang sangat tipis.
Ketua Pelaksana Referendum, Jenny Watson, mengatakan ada total 33 juta suara yang masuk. Artinya tingkat kehadiran pemilih dalam referendum ini sebesar 72 persen.
Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun.
Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya