Joe Biden Soal Resesi AS: Itu Belum Terjadi
Merdeka.com - CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon memperingatkan kemungkinan resesi dalam enam hingga sembilan bulan yang mengarahkan AS dan ekonomi global ke dalam resesi pada pertengahan tahun depan.
Kekhawatiran datang karena Federal Reserve (The Fed) terus menaikkan suku bunga secara agresif dalam upaya untuk mengurangi inflasi. Pada bulan September, bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase itu adalah kenaikan ketiga berturut-turut The Fed.
Berbanding terbalik dengan kekhawatirannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dirinya tidak percaya akan ada resesi dalam waktu dekat dan jika ada, dia memperkirakan itu akan menjadi penurunan ekonomi sedikit.
-
Apa tips keuangan untuk menghadapi krisis? Penting bagi individu dan keluarga untuk mempertimbangkan beberapa tips mengelola keuangan sebagai langkah pro-aktif agar keuangan tetap terjaga.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Mengapa deflasi bulan September 2024 dianggap signifikan? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Bagaimana AS mengendalikan investasi? Perintah Presiden AS Biden secara resmi memulai upaya untuk membuat peraturan yang melarang perusahaan AS berinvestasi di perusahaan-perusahaan dari 'negara-negara yang menjadi perhatian' yang aktif dalam komputasi kuantum, semikonduktor canggih, dan bidang kecerdasan buatan tertentu.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
"Setiap enam bulan mereka mengatakan ini. Setiap enam bulan, mereka melihat ke bawah enam bulan ke depan dan mengatakan apa yang akan terjadi," ujar Biden dikutip dari CNBC, Rabu (12/10).
"Itu belum terjadi. Belum, Saya tidak berpikir akan ada resesi. Jika ya, itu akan menjadi resesi yang sangat kecil. Artinya, kita akan turun sedikit," lanjut Biden
Biden tidak sepenuhnya mengabaikan kemungkinan resesi tetapi kemungkinannya rendah. "Itu mungkin. Saya tidak mengantisipasinya," jelas dia.
Dia pun mengakui AS memiliki masalah nyata, tetapi undang-undang yang disahkan di bawah pemerintahannya seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi dengan menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang lebih baik daripada negara besar lainnya di dunia secara ekonomi dan politik.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaHudi meyakini proyek Banyu Urip Infill & Clastic yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) masih tetap berlanjut dan target onstream dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaKondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca Selengkapnya