Jokowi: Ada kepala daerah beli mebel impor pakai uang APBD
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo secara resmi menutup Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2016 dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017.
Dalam pengarahannya ke para Menteri dan Gubernur seluruh Indonesia, Jokowi kembali mengingatkan bahwa anggaran yang dimiliki oleh daerah harus segera dibelanjakan guna memacu pertumbuhan ekonomi.
"Saya ingin mengingatkan terlebih dahulu, akhir Desember 2015, anggaran daerah yang masih berada di bank daerah ada kurang lebih Rp 90 triliun. Tetapi, pada akhir bulan lalu (April), anggaran yang ada di bank daerah ada Rp 220 triliun. Ini perlu saya ingatkan, agar anggaran itu segera dibelanjakan, segera direalisasikan," ujar Jokowi di Istana Negara, Rabu (11/5).
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Kenapa anak buah Jokowi minta tambah anggaran? Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR. Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Jokowi mengaku telah menginstruksikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro agar daerah yang masih menyimpan anggaran dalam jumlah yang besar untuk dirubah ke dalam bentuk surat utang. Hal tersebut dilakukan sebagai konsekuensi dari peringatan yang sebelumnya sudah disampaikan, namun belum dijalankan.
"Pada bulan April yang lalu, saya sudah perintahkan Menteri Keuangan, daerah-daerah yang menyimpan uang besar sudah diubah ke surat hutang, artinya tidak bisa menggunakan uang. Ini karena peringatan tahun yang lalu sudah saya berikan," jelas dia.
Terkait dengan pembelanjaan tersebut, Jokowi menekankan bahwa belanja anggaran haruslah pada hal-hal yang produktif. Pembelanjaan anggaran bukan ditujukan untuk pembangunan gedung yang tidak produktif. Pembelanjaan anggaran juga bukan ditujukan untuk perjalanan dinas, kunjungan kerja, mobil dinas, dan pembelian mebel.
"Ini kesalahan yang harus kita hilangkan. Saya dibisiki Pak Wapres ada kepala daerah yang pakai (anggaran) buat mebel impor," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menginginkan untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang selama ini terjadi terkait dengan perencanaan anggaran. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menginginkan agar anggaran belanja yang digelontorkan tidak lagi berorientasi pada money follow function, melainkan menjadi money follow program.
"Sebuah provinsi misalnya memiliki anggaran Rp 10 triliun. Di provinsi itu katakanlah ada 30 dinas, akhirnya dibagi ke semuanya. Kalau cara seperti ini diteruskan, uangnya pasti akan hilang tidak berbekas," kata dia.
Jokowi meminta para Gubernur bahwa perencanaan anggaran seharusnya difokuskan kepada program kerja masing-masing daerah, bukan dibagi secara merata. Hal tersebut diungkapkan mengingat setiap kota, kabupaten, maupun provinsi seharusnya memiliki fokus yang berbeda-beda yang membutuhkan perencanaan anggaran tersendiri sesuai program prioritasnya.
Lebih lanjut, Presiden menginstruksikan kepada masing-masing daerah untuk dapat membangun positioning yang unik. Selama ini daerah cenderung mengerjakan banyak hal sehingga tidak mampu untuk berfokus pada satu program atau tujuan. Presiden kemudian memberikan contoh sebuah kota yang mampu membangun diferensiasinya.
"Terakhir saya melihat satu kota yang super fokus, seperti Sunnylands di Amerika. Satu kota itu ada 37 padang golf. Itu super fokus. Setiap hari yang namanya jet pribadi ada ratusan yang datang. Hanya ngurusi golf," jelas dia.
Presiden meyakini bahwa kota yang mampu menunjukkan keunikan akan mampu bekerja lebih efisien dan meraih kesuksesan. Permasalahan yang ada mampu ditangani dengan lebih baik karena fokus hanya pada satu tujuan.
"Ke depannya, kota yang super fokus itu akan memenangkan kompetisi karena lebih efisien. Percayalah," tegas Jokowi.
Menutup pengarahan Presiden pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2016, Presiden berharap seluruh kepala daerah dapat mengimplementasikan arahannya dengan baik seraya mendoakan agar para pemimpin daerah dapat dikenang dengan baik oleh rakyatnya.
"Saya ingin Bapak/Ibu gubernur, bupati, wali kota dikenang di kotanya, dikenang di kabupatennya, dikenang di provinsinya karena telah melakukan sesuatu dalam sebuah bidang yang memang betul-betul sukses," pungkas dia.
Turut hadir mendampingi Presiden, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Acara ini dihadiri pula oleh para menteri Kabinet Kerja, Ketua DPD Irman Gusman dan para gubernur dari seluruh Indonesia. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyinggung belanja dalam negeri yang dilakukan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung serapan anggaran pembelian produk dalam negeri untuk pemerintah kabupaten dan kota masih kecil
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta pasar dalam negeri tidak di kuasai oleh produk mebel impor.
Baca SelengkapnyaPembangunan menggunakan dana desa sudah membuat jalan desa mencapai 350 ribu kilometer.
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini, sangat sulit untuk mengumpulkan penerimaan negara
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.
Baca SelengkapnyaRealisasi APBD masih sangat kecil baru sekitar 31 persen untuk kabupaten/kota dan 41 persen untuk provinsi.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengingatkan agar anggaran besar tidak dibagikan ke dinas-dinas terkait
Baca SelengkapnyaJokowi teringat masa lalu jika hadir di kegiatan permebelan.
Baca Selengkapnya