Jokowi beberkan bukti bahwa daya beli masyarakat Indonesia tak turun

Merdeka.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membantah adanya penurunan daya beli masyarakat di Indonesia. Sebab, penerimaan Pajak Penambahan Nilai (PPN) tercatat masih tumbuh sekitar 12,1 persen.

"PPN artinya apa sih? artinya ada transaksi di situ karena pajak pertambahan nilai, artinya ada transaksi di situ, ada jual beli di situ," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI), di Jakarta Convention Center (Jakarta), Jakarta, Selasa (28/11).

Data pendukung lainnya adalah naiknya jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia. Tercatat, kunjungan wisatawan asing mencapai 10,46 juta orang atau naik 25 persen. Sementara di negara lain hanya sekitar 5 persen.

Menurut Jokowi, saat ini banyak model bisnis baru yang mengubah perilaku konsumen serta perilaku konsumsi. Seperti peralihan belanja offline ke online, serta konsumsi masyarakat yang semula pergi ke toko menjadi memilih ke wisata.

"Dulu orang senang belanja ke mal, toko. Sekarang orang konsumsi dunia wisata, suka pelesiran. shifting ini harus kita pahami bahwa ada perubahan, ada pergeseran juga offline ke online," katanya.

Jokowi kemudian menyebut nilai ekspor Indonesia pada Januari-September 2017 mencapai US 123,36 miliar. Angka tersebut naik 17,36 persen dibandingkan periode sama 2016. Kenaikan juga terjadi pada ekspor migas yang mencapai 125,6 miliar USD.

"Angka-angka seperti ini harusnya membuat kita optimis," ucapnya.

Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan rekor baru dan akan menjadi paling tinggi dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Sehingga jika hal ini terus dijaga komitmennya maka Indonesia akan berada pada trek yang baik.