Jokowi: Belum Ada Sejarahnya Kita Surplus Neraca Perdagangan, Sekarang Sudah 30 Kali
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan capaian positif pemerintah di tengah ketidakpastian global. Salah satunya neraca perdagangan Indonesia yang tercatat masih surplus. Dalam catatan Jokowi, neraca perdagangan mengalami surplus dalam 30 bulan terakhir secara berturut-turut.
"Saya senang bahwa 30 bulan terakhir ini kita selalu surplus. Neraca perdagangan kita. Belum pernah dalam sejarah kita surplus perdagangan, neraca perdagangan surplus itu belum pernah. Tapi 30 bulan berturut-turut ini selalu terus surplus terus," kata Jokowi saat memberi pidato kunci dalam acara Kompas100 CEO Forum di Istana Negara Jakarta, Jumat (2/12).
Jokowi juga menyebut, nilai surplus untuk Januari dan Oktober berada di angka yang sangat besar. Kepala negara menyatakan, keberhasilan Indonesia bahkan sampai membuat negara lain bertanya-tanya. Namun presiden hanya menjawab dengan data dan angka yang semua tercatat dengan rijit.
-
Apa fakta menarik soal Presiden RI? Ternyata ada fakta menarik dari tahun lahir para Presiden Republik Indonesia.
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Apa yang diungkapkan Joe Biden terkait pencapaian Prabowo? Biden mengungkapkan dirinya turut berbahagia melihat pencapaian Prabowo di pilpres 2024 dan memberikan ucapan selamat atas pencapaian itu.
"Angkanya ini ada semuanya kok. Kenapa kita bisa sehat? Karena angkanya ada semuanya. Bisa dibaca dari angka. Jadi kalau bapak ibu semuanya ada yg masih pesimis? kebangetan!," sindir Jokowi.
Jokowi berharap, tidak ada masyarakat Indonesia yang berkecil hati dan merasa kecil saat berhadapan dengan negara-negara raksasa Uni Eropa. Meski kalah dalam gugatan di WTO, Jokowi memastikan Indonesia tidak adakan mundur.
"Sekali lagi, kita tidak perlu kecil hati tidak perlu takut urusan kalah digugat EU kemudian kita kalah, kemudian kita mundur. Ndak. Nanti ada babak kedua lagi kita ingin lakukan. Karena apapun yg namanya negara maju, itu juga ingin mempertahankan dirinya tetap menjadi negara maju. Itu pasti," tutup Jokowi.
Data BPS
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa neraca perdagangan Indonesia per Oktober 2022 mencatat surplus sebesar USD 5,67 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Oktober 2022 ini kalau kita lihat trennya ke belakang, membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2022," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Selasa (15/11).
Surplus neraca dagang ini didapat berkat nilai ekspor per Oktober 2022 mencapai USD 24,81 miliar, atau naik 0,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan atau year on year (YoY), nilai ekspor naik 12,30 persen dibanding ekspor Oktober 2021 yang sebesar USD 22,09 miliar.
"Kalau kita lihat total ekspor kita September 2022 secara month to month, sebesar USD 24,78 miliar. Kemudian di Oktober mengalami peningkatan USD 24,81 miliar," jelas Setianto.
Selain itu, kenaikan angka ekspor ini turut disumbang oleh meroketnya ekspor migas secara month to month, dari USD 1,31 miliar menjadi USD 1,38 miliar, atau terjadi peningkatan 4,93 persen.
Sebaliknya, ekspor non migas secara month to month justru mengalami penurunan, atau tumbuh minus 0,14 persen dari USD 23,47 miliar menjadi USD 23,43 miliar.
Di sisi lain, nilai impor Oktober 2022 tercatat sebesar USD 19,14 miliar. Jumlah tersebut turun secara bulanan atau month to month dibanding angka impor September 2022. "Secara total nilai impor di bulan Oktober, dibandingkan September 2022 yang sebesar USD 19,81 miliar atau mengalami penurunan sebesar minus 3,40 persen," terang Setianto.
Reporter: Ditto
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini, sangat sulit untuk mengumpulkan penerimaan negara
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaJokowi merincikan harga beras di Singapura rata-rata sekitar Rp21.600 per liter.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara lain.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto memuji kinerja Jokowi sebagai seorang Presiden. Dia menyebut, Jokowi berhasil memimpin Indonesia.
Baca Selengkapnya