Jokowi: Di Afrika, Ada Lulusan S2 Tapi Jadi Tukang Sapu Jalan
Merdeka.com - Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030. Pada saat itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut 68,3 persen dari total penduduk Indonesia berada di usia produktif. Momentum ini pun hanya akan dialami sebuah negara satu kali saja.
"68,3 persen total penduduk Indonesia berusia produktif dan ini hanya sekali dalam peradaban sebuah negara. Hanya sekali dalam peradaban sebuah negara," kata dia Jokowi dalam acara Indonesia Emas 2045 di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6).
Jokowi mengatakan, puncak bonus demografi bisa menjadi peluang sekaligus bencana jika tidak bisa dikelola negara dengan baik. Dia mencontohkan negara-negara di Afrika yang tahun 2015 mengalami puncak demografi namun gagal mengelolanya.
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Dimana puncak populasi akan terjadi? Pada tahun 2024, 63 negara termasuk Tiongkok, Jerman, dan Jepang telah mencapai puncak populasinya dan 126 negara lainnya akan mencapai puncaknya pada paruh kedua abad ini.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Siapa yang diprediksi akan menggantikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak? Dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2045 sebanyak 342 juta jiwa, maka posisi Indonesia bisa terancam digantikan oleh Nigeria dan Pakistan.
"Di sebuah negara Afrika 2015 mendapatkan bonus demokrasi, lalu dalam 7 tahun pengangguran melonjak 33,6 persen," kata Jokowi.
Saking sulitnya lapangan kerja, ada lulusan S2 di negara Afrika yang bekerja sebagai tukang sapu. Padahal dengan tingkat pendidikan yang tersebut seharusnya bisa menjadi guru atau pengajar.
"Saya baca berita di negara lain saking sulitnya cari kerja, lulusan S2 harusnya bisa jadi guru saat ini menjadi tukang sapu," kata dia.
Siapkan Visi, Misi hingga Strategi Takstis
Untuk itu, Jokowi tak ingin hal serupa terjadi di Indonesia. Makanya, bonus demografi harus dimanfaatkan dengan optimal agar Indonesia bisa menjadi negara maju di tahun 2045.
"Dan kita tidak ingin terjadi seperti itu makanya harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini. Kita harus punya perencanaan taktis. Visinya juga taktis," kata dia.
Lebih lanjut Kepala Negara ini meminta para menterinya untuk menyiapkan visi, misi hingga strategi yang taktis. Mengingat dalam waktu bersamaan Indonesia juga berkompetisi dengan negara lain.
Makanya, dia meminta Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappernas) dan para menteri untuk membuat Rancangan Pembanguan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025-2045 harus lebih taktis dan detail. Tidak boleh lagi menggunakan istilah normatif hingga absurd.
"Tidak bisa lagi kita kaya dulu-dulu pakai istilah absurd. Pengembangan, penguatan, apa itu,? Pemberdayaan. Apanya? Harus taktis. Untuk membawa Indonesia menggapai Indonesia Emas 2045, rencana taktis, strategi taktis dan berani mengeksekusi," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, Indonesia bakal menghadapi bonus demografi pada tahun 2030.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan SDM disiapkan untuk memasuki pangsa kerja dengan produktif.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, Indonesia tengah bersiap menghadapi tantangan baru di tengah persaingan antarbangsa yang kian sengit.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan, bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas untuk melompat menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan peluang besar yang membuat Indonesia menjadi Indonesia Emas
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan tidak mudah mewujudkan generasi Indonesia emas pada 2045 mendatang.
Baca SelengkapnyaKolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaJika Indonesia mampu merespons bonus demografi, maka akan menjadi negara besar.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaSelama lebih dari 9 tahun menjabat, Presiden Jokowi mengaku kaget melihat angka lulusan S2 dan S3 Indonesia belum mencapai 1 persen.
Baca Selengkapnya