Jokowi disebut belum beri perubahan sektor pangan dan energi
Merdeka.com - Sektor pangan dan energi merupakan dua kebutuhan utama masyarakat yang harus dijaga oleh pemerintah. Kedua sektor ini juga saling berkaitan, jika harga energi mengalami kenaikan maka sektor pangan akan segera mengikuti.
"Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik maka harga pangan juga naik, namun bila harga minyak turun 60 persen maka berdampak pada harga pangan turun 2,8 persen serta meningkatkan indeks ketahanan pangan pada 79 dari 109 negara," ucap Dosen Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Edi Santosa di Grand Sahid Hotel, Jakarta Pusat, Senin (9/2).
Kedua sektor ini menurut Edi bisa dijadikan indikator berhasil atau tidaknya seorang presiden memimpin negara. Untuk Presiden Jokowi sendiri dinilai berhasil dan masih harus melakukan perbaikan secara menyeluruh. Pemerintahan Jokowi harus melakukan pembaharuan atas kontribusi minyak dan gas (migas) sebagai penopang ekonomi dalam negeri.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Bagaimana Jokowi pastikan beras aman? Presiden juga turut menyerahkan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat penerima manfaat. 'Bapak, Ibu sudah terima semuanya yang 10 kilo? Saya tadi mendapatkan catatan, ada yang sudah tiga kali, tapi ada juga yang baru sekali, betul?' tanya Presiden dalam dialognya dengan masyarakat penerima manfaat seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (3/4).
-
Bagaimana Jokowi memastikan harga TBS tidak naik turun? Sebab, akan diolah langsung di dalam negeri menjadi minyak makan merah.
-
Apa yang dikatakan Said Abdullah tentang impor pangan dan energi? Anggota DPR RI dari PDIP, MH Said Abdullah mengatakan selama 10 tahun terakhir Indonesia belum bisa keluar dari ketergantungan impor pangan dan Energi. Padahal menurut Said, keduanya adalah hal pokok yang menyangkut ketahanan, dan Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
"Kalau dilihat dari sisi penopang ekonomi kita seperti migas, Sumber Daya Alam, kelapa sawit masih menjadi faktor utama. Ekonomi kita memang banyak ditopang dari sektor komoditi, tetapi sektor informal yang minim perlindungan kerja dan kelangsungan industri kerja masih banyak yang harus dipertanyakan dalam sektor tersebut," jelasnya.
Untuk pangan sendiri, tambah Edi, kesejahteraan dan disparitas harga masih menjadi poin utama yang harus dibenahi Jokowi. Terlebih masih tergantungnya dalam negeri dengan importasi berbagai komoditi membuat tidak adanya perbaikan yang signifikan.
Kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini dinilai belum membawa perubahan signifikan dan masih sama seperti ekonomi sebelumnya.
"Kalau ditelusuri indeks pangan tidak naik maupun turun apalagi ketergantungan impor yang tinggi,akses masyarakat dalam negeri yang terbatas terhadap pangan serta riset development kita masih kecil terhadap pangan. Ketika ada pergerakan atau tekanan di tingkat global sangat mudah berdampak masuk ke tingkat nasional, tetapi ketika ada isu di dalam negeri sulit untuk mengangkat isu tersebut ke ranah internasional," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengungkapkan, riset-riset pangan dan holtikultura di Indonesia sendiri masih tertinggal dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.
Baca SelengkapnyaMahfud mempertanyakan komitmen pemerintah saat ini yang terus menerus impor pangan.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaSalah satu bahan pokok yang mengalami penurunan adalah bawang merah yang biasa dijual di atas Rp40 ribu per kilogram, kini hanya Rp25 ribu per kilogram.
Baca SelengkapnyaMahfud Md bertanya kepad Gibran Rakabuming Raka mengenai masalah impor Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengaku senang karena harga bahan pokok, di pasar tersebut relatif terkendali.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap mewanti-wanti keamanan stok beras dalam negeri, meski inflasi masih cenderung terjaga.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen inti mengalami inflasi 0,16 persen dengan andil 0,10 persen.
Baca Selengkapnya