Jokowi: Dunia Harus Siapkan USD31,1 M per Tahun Antisipasi Pandemi
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dunia belum memiliki arsitektur keuangan yang baik dalam rangka menangani pandemi yang terjadi di dunia. Akibatnya pada pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama 3 tahun ini telah mengganggu perekonomian dunia.
"3 tahun terakhir kita menghadapi disrupsi terberat dalam sahabat terakhir pandemi covid 19 telah terbukti bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi dunia tidak mempunyai arsitektur kesehatan yang ada untuk mengelola pandemi," kata Jokowi dalam Launching of Teh Pandemic Fund secara virtual di Hotel Mulia, Nusa Dua Bali, Minggu (13/11).
Untuk itu, dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi, sehingga dunia harus membangun ekosistem kesehatan yang tersinergi dan lintas negara. Setidaknya, setiap tahun dunia harus menyiapkan anggaran USD 31,1 miliar untuk membiayai sistem pencegahan persiapan dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana Jokowi atasi krisis air? Jokowi menyampaikannya, beberapa negara saat ini dilanda krisis Air. Untuk itu, Ia mengimbau agar potensi air di dalam negeri bisa dimanfaatkan melalui beragam infrastruktur, dengan begitu air tidak langsung mengalir ke laut.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
"Perihal pembiayaan dibutuhkan sebesar USD 31,1 miliar setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan persiapan dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang ini hasil studi yang dilakukan oleh bank dunia dan organisasi kesehatan dunia," kata Jokowi.
Oleh karena itu tahun ini, negara anggota G20 sepakat membentuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) atau Pandemic Fund. Sementara ini, telah terkumpul dana USD 1,4 miliar yang berasal dari 20 negara dunia dan 3 lembaga keuangan global.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada para negara-negara donor dari anggota G20 dan non G20 serta dari lembaga-lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi."
"Namun dana yang terkumpul masih belum mencukupi. Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk dana," kata Jokowi.
Untuk itu dia mengajak semua pihak untuk mendukung beberapa inisiatif. Salah satunya pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan sebagai dana ekonomi internasional untuk mendukung pemantauan patogen, pengembangan jaringan digital secara global.
Termasuk sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaJokowi menambahkan, dalam 10 tahun terakhir Indonesia telah memperkuat infrastruktur air.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca Selengkapnya