Jokowi: Literasi keuangan Indonesia masih kalah dibanding Malaysia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemahaman mengenai keuangan atau literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tertinggal jauh dibanding Singapura, Malaysia dan Thailand. Menurut Jokowi, saat ini baru 21,8 juta atau 21 persen penduduk Indonesia yang paham mengenai keuangan.
"Padahal literasi keuangan masyarakat di Singapura sudah capai 96 persen, Malaysia 51 persen, Thailand 76 persen, kita 21 persen," ucap Jokowi dalam acara Indonesia Fintech Festival & Conference di Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Selasa (30/8).
Meski demikian, Jokowi yakin literasi keuangan di Indonesia masih bisa ditingkatkan. Salah satunya dengan percepatan yang dilakukan oleh Kementerian terkait seperti Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan maupun Bank Indonesia.
-
Apa peringkat negara terkaya di Asia Tenggara? Diketahui, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara terkaya di Asia Tenggara dengan pendapatan kotor per kapita sekitar Rp 59,29 juta. Sementara, peringkat pertama dimiliki oleh Singapura yang memiliki pendapatan kotor per kapita sebesar Rp935,37 juta.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Bagaimana kekayaan orang kaya di Singapura meningkat? Semua faktor ini berkontribusi pada kenaikan pasar saham, sehingga total kekayaan 50 orang terkaya di Singapura meningkat lebih dari 10 persen menjadi USD 195 miliar, setara dengan sekitar Rp3.003 triliun. Sekitar dua pertiga dari daftar orang kaya di Singapura mencatatkan peningkatan kekayaan dibandingkan tahun lalu.
-
Kenapa orang terkaya di ASEAN berasal dari Indonesia? Namun tahukah Anda, orang terkaya di ASEAN justru berasal dari Indonesia, meskipun Singapura menduduki peringkat pertama sebagai negara terkaya di Asia Tenggara.
"Pada kementerian terkait kita perintahkan langkah percepatan, pertama perluasan jangkauan perbankan dan keuangan formal dengan memperhatikan karakteristik kita sebagai negara kepulauan," jelas Presiden.
"Kedua, peningkatan kapasitas masyarakat yang tadinya tidak layak menjadi layak, tadinya unballanced (tidak seimbang) jadi ballanced," tambahnya.
Langkah ketiga menurut Jokowi, perlu adanya peningkatan layanan jasa keuangan terutama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dan keempat, perlindungan terhadap konsumen. "Itu sangat bermanfaat bagi usaha mikro," singkatnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengambil salah satu contoh seorang kasir di UMKM. Kasir, kata dia, biasanya tidak mau mencatat uang keluar dan masuk sehingga terkadang UMKM mengalami kendala saat menjalin kerja sama dengan bank.
"Kasir biasanya tidak mau mencatat karena terlalu ribet sekali uang keluar uang masuk sehingga tanpa catatan itu sulit mengakses permodalan di bank. Kalau ada aplikasi akuntansi atau pembayaran pajak mungkin akan memudahkan usaha kecil kita untuk bisa mengakses ke perbankan," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaPihaknya memberikan edukasi finansial kepada masyarakat termasuk pengenalan produk keuangan, dan manajemen keuangan dalam kehidupan setelah pernikahan.
Baca SelengkapnyaSedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca SelengkapnyaSelama lebih dari 9 tahun menjabat, Presiden Jokowi mengaku kaget melihat angka lulusan S2 dan S3 Indonesia belum mencapai 1 persen.
Baca SelengkapnyaJepang bisa turun peringkat karena pelemahan mata uang dan penurunan produktifitas.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku akan menggelar rapat untuk membahas masalah ini. Ditegaskan juga bahwa anggaran menjadi masalah utama.
Baca SelengkapnyaHasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen. Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaOJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaLiterasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca Selengkapnya