Jokowi sebut banyak DAK tak terserap karena unsur politis
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menyatakan program pembangunan nasional sangat ditentukan oleh proses penganggaran yang tertib dan tepat sasaran, termasuk di dalamnya adalah proses alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK). Presiden Jokowi menyatakan saat ini ingin meninggalkan pola-pola lama yang penganggarannya tidak berdasarkan prioritas atau kebutuhan.
Namun, kenyataannya justru ditemukan praktik tawar menawar di daerah karena termuat unsur politis di dalamnya. Akibatnya, penyerapan DAK belum maksimal dan menimbulkan sisa di kas daerah yang tidak sedikit.
"Saya beri contoh misal di bidang pendidikan. Dialokasikan Rp 10,4 triliun, realisasi hanya hanya Rp 2,6 triliun. Kemudian di kesehatan, dialokasikan Rp 1,9 triliun realisasinya hanya Rp 619 M. Di bidang pertanian, ada alokasi DAK Rp 6,1 triliun, realisasi Rp 3,9 T dan di kementerian atau bidang-bidang yang lainnya juga kejadiannya seperti ini," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas membahas Dana Alokasi Khusus di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/5).
-
Apa kerugian negara akibat korupsi Bansos Jokowi? 'Kerugian sementara Rp125 milyar,' pungkasnya.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
-
Kenapa anak buah Jokowi minta tambah anggaran? Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR. Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta pembenahan tata kelola dan cara alokasi DAK. Caranya dengan mengubah tata cara alokasi dan membenahi manajemen pengawasan alokasinya.
"Artinya kalau kita sudah menganggarkan, pelaksanaan, pengawasan, harus diikuti. Dan juga kriteria alokasi DAK yang money follow program, bukan money follow function. Dan penentuan alokasi DAK ditentukan bersama oleh Kementerian Keuangan, Bappenas, dan kementerian teknis yang berkaitan dengan alokasi tersebut," tambahnya.
Presiden Jokowi menambahkan proses pengalokasian juga harus transparan dengan mempublikasikan alokasi dana, baik persiapan maupun dalam perubahannya. "Saya juga minta proposal maupun laporan penggunaan dana harus memuat informasi tentang hasil dari pemanfaatan DAK untuk memudahkan manajemen pengawasan kita," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung bahwa anggaran tersebut banyak digunakan untuk hibah-hibah yang arahnya ke politik.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini, sangat sulit untuk mengumpulkan penerimaan negara
Baca SelengkapnyaJokowi menyadari bahwa mengubah pola pikir seorang pemegang kebijakan bukanlah perkara mudah.
Baca SelengkapnyaDia kerap mendapat keluhan bahwa APBD tidak cukup untuk memperbaiki.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung serapan anggaran pembelian produk dalam negeri untuk pemerintah kabupaten dan kota masih kecil
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mendapat kabar masih ada turis yang membayar iuran atau pungli, dengan alasan pemeliharaan alam
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca Selengkapnya