Jokowi: Suku bunga di Indonesia masih saja tinggi, apa yang salah?
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung perihal tingkat suku bunga perbankan di Indonesia yang masih tinggi dan belum bersaing dengan negara-negara tetangga.
Jokowi mengaku heran karena negara lain bisa menekan suku bunga, namun di Indonesia tidak bisa dilakukan hal yang sama.
"Memang di sisi suku bunga saya hanya berpikir simple saja berpikir sederhana, negara lain bisa, kenapa kita masih tetap tinggi suku bunganya? Apa yang keliru? Apa yang salah?" ucap Jokowi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (30/3).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
Jokowi melihat tingginya suku bunga perbankan di Indonesia lantaran biaya dana atau cost of fund di Indonesia cukup tinggi. Jokowi melihat salah satu faktornya disebabkan oleh para pemilik dana besar yang hendak menyimpan uangnya di bank, termasuk perusahaan BUMN.
"Mungkin bisa saja cost of money (cost of fund) kita terlalu tinggi, bisa saja. Tapi ini kan cost of money kita kan dipengaruhi bayak hal, salah satunya yang punya duit ingin menempatkan uangnya di situ dan menyaingkan dengan bank-bank yang ada sehingga yang tinggi itu yang ditaruh duitnya," tutur Jokowi.
Pemerintah, lanjut Jokowi, ingin mengendalikan hal itu melalui perusahaan-perusahaan BUMN serta Kementerian/Lembaga yang memiliki dana besar di perbankan nasional.
"Ini yang mau kita kendalikan di situ, lewat apa? Lewat duit kita, duit pemerintah, kita enggak mempengaruhi yang swasta ya, karena ternyata BUMN-BUMN kita ini ternyata duitnya banyak dan tidak digerakkan dalam sektor-sektor produktif, sektor-sektor riil, itu (dana) kan hanya di taruh saja," papar Jokowi.
Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini sedang menggodok pembentukan holding perusahaan BUMN. Dengan terbentuknya holding BUMN, maka nantinya dana-dana milik perusahaan BUMN bisa dikelola oleh perusahaan manajemen investasi agar menghasilkan imbal hasil yang tinggi sekaligus bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.
"Kalau nanti super holdingnya jadi, ini enggak bisa seperti ini, tunjuk saja investment company agar bisa menggerakkan uang-uang ini agar produktif, lebih memberikan margin yang lebih besar pada perusahaan juga berimbas pada sektor riil pada masyarakat," tutur Jokowi.
Jokowi menegaskan, pemerintah ingin agar segala kebijakan pemerintah bersinergi dengan kebijakan otoritas sektor keuangan dan otoritas sektor moneter.
"Sehingga nantinya sinkron betul antara kebijakan sektor keuangan dan sektor riil, dan kami selalu berbicara dengan Pak Ketua OJK, Gubernur BI, untuk melihat masalah ini secara detil, kita tidak mencampuri tapi kita merapatkan agar sinkron antara kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan sektor riil, ini penting sekali," ungkap Jokowi.
"Karena kalau kita enggak sering ketemu, tidak sering rapat-rata ya enggak akan bisa sejalan. Bukan intervensi, sekali lagi ini bukan intervensi."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, tingkat Inflasi di Turki menyentuh angka 75 persen pada Mei 2024.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaJokowi merincikan harga beras di Singapura rata-rata sekitar Rp21.600 per liter.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan Bank Indonesia masih tahan suku bunga acuan di tengah penurunan inflasi.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaBNI Investor Daily Summit 2023 diresmikan secara langsung dengan pemukulan gong oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kementerian/lembaga beserta kepala daerah terus berkolaborasi untuk menjaga level inflasi sesuai sasaran pemerintah.
Baca Selengkapnya