Jokowi sulit wujudkan swasembada pangan selama masih ada mafia beras
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sesumbar bakal mewujudkan swasembada pangan dalam waktu 3-4 tahun kepemimpinannya. Sejumlah pihak sangsi dengan ambisi Jokowi melepaskan ketergantungan pangan dari negara lain. Tentu saja bukan hal mudah mewujudkan ini. Apalagi tingkat ketergantungan Indonesia pada bahan pangan impor masih cukup tinggi.
Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ( HKTI) Benny Pasaribu menilai kedaulatan dan swasembada pangan bisa dicapai jika pemerintah serius memperhatikan petani.
"Kedaulatan pangan ini hanya bisa berhasil kalau benih unggul dan pupuk yang bersubsidi bisa sampai ke petani dengan harga dan kualitas yang ditetapkan Pemerintah," ujar Benny di sela acara 'Kongres Tani dan Seminar Kedaulatan Pangan' di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (8/4).
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Kenapa petani di DIY miskin? Salah satu golongan masyarakat yang terdampak itu adalah para buruh tani. Mereka menjadi penyumbang angka penduduk miskin di DIY dengan angka pendapatan berkisar Rp600 ribu setiap bulannya.
Benny menyebut selama ini buruh tani di daerah masih mengalami kelangkaan benih unggul serta pupuk. "Penyebabnya ada mafia benih, mafia pupuk," tuturnya.
Untuk itu, jika pemerintahan Jokowi memimpikan terwujudnya kedaulatan pangan, maka Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada petani. Jika perlindungan terhadap buruh tani tak diberikan, jangan heran jika terjadi urbanisasi besar-besaran dan lahan pertanian makin ditinggalkan.
"Kalau tidak dilindungi, produktivitasnya berkurang dan akan lebih tertarik jadi pengemis di kota atau buruh kuli," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."
Baca SelengkapnyaPetani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin prihatin dengan nasib petani yang harga gabahnya murah tetapi harga beras mahal.
Baca SelengkapnyaAmran berharap dukungan Komisi IV DPR RI untuk mewujudkan program swasembada pangan melalui program cetak sawah.
Baca SelengkapnyaSehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali
Baca SelengkapnyaBerbekal pengalaman sebagai mantan Menteri Pertanian (Mentan), Suswono akan mengatasi permasalahan tersebut.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, kehadiran mafia menyebabkan petani di Indonesia menjadi tidak sejahtera.
Baca Selengkapnya"Hingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada tersedia, jumlahnya cukup dan saya melihat melimpah," sambungnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca Selengkapnya4.000 hektare lingkungan yang rusak di Kabupaten Merangin akibat PETI.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnya