Jokowi dinilai tak perlu umumkan perubahan harga BBM

Merdeka.com - Pemerintah terkesan menaikkan harga bahan bakar minyak secara terburu-buru. Indikasinya, penaikan harga komoditas primer itu tak seperti sebelumnya yang diumumkan Presiden Joko Widodo.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, kepala negara cukup mengumumkan perubahan mendasar mekanisme subsidi BBM. Dimana, pemerintah tak lagi menyubsidi premium dan membatasi subsidi solar hanya Rp 1.000 per liter. Ini berakibat, harga kedua bahan bakar fosil itu bisa naik-turun mengikuti gerak harga minyak dunia dan nilai tukar.

"Dulu diumumkan secara resmi oleh Presiden karena pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghilangkan subsidi. Karena sudah merupakan keputusan, jadi setiap perubahan harga BBM cukup diumumkan oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM," jelas Sofyan seperti dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet, Sabtu (28/3).

Dia mengatakan, nantinya, harga BBM akan dikaji setiap dua bulan. Ini agar sesuai dengan harga keekonomiannya.

"Pemerintah tidak melempar harga BBM ini ke mekanisme pasar. Pemerintah lah yang menetapkan, walaupun basisnya adalah harga keekonomian."

Meski harga BBM bakal berfluktuasi, Sofyan menyakini, itu tak berdampak negatif pada inflasi.

"Lain halnya kalau dulu. Karena ditahan terlalu lama, begitu dinaikkan Rp 2 ribu, Itu langsung memberi implikasi inflasi."

Sejak dinihari tadi, harga premium untuk luar Jawa-Madura-Bali naik menjadi sebesar Rp7.300 per liter dari semula Rp 6.800 per liter. Sementara, harga premium di Jawa-Madura-Bali, ditetapkan Rp 7.400 per liter.

Adapun harga Solar naik menjadi sebesar Rp 6.900 per liter dari semula Rp 6.400 per liter.