Jokowi: Tipikal bangsa kita itu semakin terdesak pintarnya loncat
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau pasar bebas ASEAN berdampak baik pada pengusaha di Indonesia. Hadirnya pasar bebas ASEAN memicu seluruh pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas, tak kecuali Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jauh sebelum adanya MEA, Jokowi bercerita betapa buruknya pelayanan BUMN terhadap masyarakat saat itu.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutan Jambore HIPMI Perguruan Tinggi 2016 se-ASEAN di Kampus Telkom University, Jalan Terusan Buah Batu, Kabupaten Bandung, Senin (23/5) siang.
"Jangan kita terbuai dengan seperti itu (kelalaian). Kata kuncinya adalah terbuka dan berani berkompetisi. Semakin detail saya lihat, ternyata karakter bangsa kita ini, biasanya semakin terdesak, pintarnya loncat. Dipepet loncat. Itu tipikal kita," kata Jokowi di hadapan ribuan peserta Jambore.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Bagaimana Jokowi menyampaikan pesan dalam kata-kata lucu nya? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
Lantas dia mencontohkan, bank milik pemerintah yaitu BRI diera 1975-an. Jokowi kala itu masih duduk dibangku SMP. Tak jarang oleh orang tuanya disuruh mengambil uang ke Bank BRI.
"Tahun 1975 saat itu saya masih SMP. Saya sering disuruh uang ambil di bank. Jam satu atau Setengah dua sudah tutup. Karena tidak ada kompetisi. Jadi kalau saya pulang sekolah terlambat sudah tutup tidak bisa ambil uang," ujarnya berkisah.
Tapi kemudian persaingan itu muncul. Perbankan satu demi satu tumbuh, di situlah yang dimaksudkan terdesak menjadikan para BUMN menjadi meningkatkan kualitasnya.
"Ketika ada desakan, bank pemerintah itu menjadi bagus, laba meningkat, IT bisa bersaing dengan swasta. Bahkan sekarang BRI meraup keuntungan Rp 24 triliun per tahun. Swasta kalah," ungkapnya.
Contoh lain yakni PT Pertamina yang menjual bahan bakar kendaraan. Dia menyebut, pada era 1970-1980 pelayanan SPBU sangat buruk. Stasiun pengisiannya kumuh.
"Kadang petugasnya pakai seragam, kadang tidak. Tapi ketika ada pesaing. Shell masuk, Petronas masuk. Justru sekarang kualitas baik. Dan pesaing lainnya juga malah tidak kuat karena tidak kuat dengan Pertamina," ujarnya.
Implementasi MEA 2016 justru berdampak baik terhadap daya saing yang ada di Indonesia. Jangan anggap MEA sebagai hal yang menakutkan. "Makannya saya ingin MEA ini memberi semangat anak muda terutama untuk bangkit dan berani berkompetisi," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyampaiakan ia sering mendapat umpatan kata-kata kasar di media sosial. Hal itu disampaikan Jokowi dalam sidang umum di DPR, Rabu (16/8).
Baca SelengkapnyaHasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menyamaikan uneg-unegnya saat berpidato di sidang tahunan MPR/DPR/DPD.
Baca Selengkapnya"Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaHasto menilai hal itu membuktikan antara Ganjar dan Presiden Jokowi terbiasa untuk melakukan blusukan yang juga menjadi kebiasaan para kader-kader banteng.
Baca SelengkapnyaPerbandingan itu diberikan lantaran keduanya berani menerjang berbagai desakan dari luar negeri yang tidak menyukai program hilirisasi yang diusung Pemerintah.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi politik saat ini sudah seperti sinetron dan drama korea. Di mana, kerap terjadi hal diluar dugaannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca Selengkapnya