Jokowi Usulkan 3 Hal Cegah Ancaman Hilangnya Dekade Pembangunan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan tiga hal yang harus dilakukan untuk mencegah ancaman dekade pembangunan yang hilang. Menurutnya, harus ada tindakan segera demi mencegah ancaman dekade pembangunan yang hilang di tengah tantangan ketahanan pangan, energi, dan stabilitas keuangan yang dihadapi seluruh dunia.
"Untuk itu ada tiga langkah yang harus kita jalani bersama. Pertama, sinergi untuk mengatasi 'emerging challenges'," kata Jokowi dalam Dialog Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Global, dikutip Antara, Jumat (24/6).
Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia, yang saat ini memegang presidensi G20 dan menjadi bagian Global Crisis Response Group, akan terus berkontribusi untuk mengatasi masalah-masalah ketahanan pangan, energi, dan stabilitas keuangan.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Apa yang menjadi fokus Jokowi dalam masalah kesehatan di Indonesia? Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
-
Bagaimana Jokowi atasi krisis air? Jokowi menyampaikannya, beberapa negara saat ini dilanda krisis Air. Untuk itu, Ia mengimbau agar potensi air di dalam negeri bisa dimanfaatkan melalui beragam infrastruktur, dengan begitu air tidak langsung mengalir ke laut.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
Dia mengaku banyak mencatat banyak inisiatif lain dari berbagai pihak. Di mana inisiatif-inisiatif tersebut harus saling bersinergi dan memperkuat, memperhitungkan suara negara-negara berkembang, serta mengedepankan dialog.
"Kedua memperkuat kemitraan global untuk SDGs dengan fokus pada pendanaan pembangunan," katanya.
Kesenjangan pendanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) mengalami peningkatan dari USD2,5 triliun per tahun sebelum pandemi menjadi USD4,2 triliun per tahun pasca pandemi. Menurutnya, kesenjangan itu harus ditutup dan BRICS sebagai forum negara-negara ekonomi baru yang dihuni Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, bisa memainkan peran sebagai katalis munculnya inovasi pendanaan tersebut.
"Pendanaan inovatif harus dimajukan, terutama peranan sektor swasta harus diperkuat. BRICS harus dapat menjadi katalis bagi penguatan investasi di negara-negara berkembang," katanya.
Jokowi menegaskan, Indonesia juga akan memanfaatkan posisi presidensi G20 untuk mendorong investasi yang menciptakan nilai tambah bagi negara berkembang.
Dia juga mendorong agar inisiatif pembangunan global (GDI) turut menjadi karalis pencapaian SDGs. Hal itu antara lain lewat penyelarasan GDI dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), di mana elemen pencapaian SDGs menjadi salah satu ruh dan prioritas kerja sama tersebut.
"Yang ketiga, sumber-sumber pertumbuhan baru harus diperkuat," kata Jokowi.
Kerja sama yang dilakukan oleh BRICS bersama negara-negara mitra harus disertai dukungan untuk transformasi digital yang inklusif, pengembangan industri hijau dan infrastruktur hijau, serta memperkuat akses negara-negara berkembang dalam rantai suplai global.
Ancaman dekade pembangunan yang hilang di banyak negara disebutkan dalam Laporan Pendanaan Pembangunan Berkelanjutan (FSDR) 2021 yang diterbitkan PBB. Lantaran pandemi COVID-19 perekonomian global mengalami resesi terburuk dalam 90 tahun, dengan dampak terbesar dirasakan kelompok masyarakat paling rawan.
Laporan tersebut memperkirakan 114 juta pekerjaan hilang dan sekira 120 juta orang kembali terjerembab dalam kemiskinan ekstrem, sehingga dibutuhkan aksi nyata untuk mencegah ancaman dekade pembangunan yang hilang di banyak negara.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Tuntaskan agenda pembangunan yang belum selesai," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaJokowi menambahkan, dalam 10 tahun terakhir Indonesia telah memperkuat infrastruktur air.
Baca SelengkapnyaAcara ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara negara-negara di kawasan pasifik termasuk di level parlemen.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo menurut Said perlu fokus menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial lebih progresif dengan orkestrasi kebijakan yang komprehensif.
Baca SelengkapnyaJokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan, bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas untuk melompat menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku data yang diterimanya terkait parpol sangat lengkap.
Baca SelengkapnyaDalam sambutannya, Presiden Jokowi mengaku telah bisik-bisik ke Ganjar Pranowo jika terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaDia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara besar sehingga pemerataan pembangunan tak boleh fokus di Pulau Jawa saja.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak merinci program apa saja yang harus difokuskan. Dia hanya pesankan program kerja dari presiden terpilih 2024 yang harus diakomodir.
Baca Selengkapnya