Jonan ajak generasi muda gotong royong selamatkan bumi
Merdeka.com - Pemerintah mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mengatasi pemanasan global (Global Warming) dan Perubahan Iklim. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta mengatasi pemanasan global tersebut mulai dari menggunakan sumber-sumber energi yang ramah lingkungan dan menggunakan energi secara bijaksana.
"Mari bersama-sama kita menjaga lingkungan ini menjadi ruang hidup yang lebih baik, karena ini 'kan one planet, one life, mimpinya orang masing-masing, tapi planetnya 'kan cuma satu," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan di acara Religion for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp, Jumat (15/12).
Acara “2017 Religions for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp" ini diikuti 68 Peserta dari 17 negara Asia dan Pasifik. Acara tahunan ini merupakan forum dialog antara anak muda dari berbagai agama se-Asia. Para peserta saling berdialog untuk membicarakan berbagai masalah yang terjadi di Asia. Tema yang tahun ini yaitu 'Raising Awareness on Climate Change: Gotong Royong for Our Earth'.
-
Bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Untuk mengatasi pemanasan global, tentu saja anda harus mengurangi penggunaan gas-gas kimia yang bisa merusak lapisan ozon dan atmosfer seperti gas freon yang ada pada AC atau pendingin udara.
-
Siapa yang bisa terlibat dalam penanganan perubahan iklim? Penanganan perubahan iklim dapat dilakukan oleh siapa saja, dimulai dari hal-hal terkecil dalam kesehariannya. Tak terkecuali bagi Anda.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengatasi perubahan iklim? Kegiatan yang diselenggarakan MASINDO ini menjadi momentum untuk mengajak para pemangku kepentingan di sektor kesehatan, lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya, bersama-sama masyarakat menerapkan kesadaran risiko dan aksi nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas Tahun 2045.
-
Bagaimana Jampilklim mengajak masyarakat menjaga lingkungan? 'Kreativitas kita adalah suara kita dalam mengawal berbagai macam kebijakan yang rakus dan eksploitatif yang tidak memikirkan dampaknya bagi kehidupan perempuan dan masa depan anak,' ujar Heronimus dikutip dari rilis acara pada Rabu (5/6).
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Kenapa penanganan perubahan iklim penting? Hampir semua negara saat ini telah mengalami dampak dari perubahan iklim. Hal ini membuat langkah penanganan perubahan iklim menjadi salah satu agenda dalam negeri yang diprioritaskan oleh banyak negara.
Sesuai tema yang diusung dalam forum, Jonan mengungkapkan hasil dari pertemuan One Planet Summit yang dihadirinya di Paris, Prancis, Selasa (12/12) lalu. Jonan menegaskan komitmen dan capaian Pemerintah Indonesia untuk mensukseskan Paris Agreement.
Dalam Conference of the Parties (COP) 21 di Paris, Prancis, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri, dan hingga 41% dengan bantuan dan kerja sama internasional. Komitmen tersebut diukur dari proyeksi Business as Usual (BAU). Dalam rangka mewujudkan komitmen tersebut Pemerintah melakukan berbagai langkah-langkah strategis antara lain, menargetkan penggunaan energi terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025.
“Pada tahun 2015 Indonesia menghadiri COP 21 di Paris. Presiden Indonesia berkomitmen untuk menggunakan 23% energy mix dari energi baru terbarukan pada 2025. Jangka waktu tersebut diperlukan agar pemerintah mempunyai waktu yang cukup untuk membangun pembangkit-pembangkit yang ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga angin, pembangkit listrik tenaga gas. Kami tidak bisa menghentikan pemanasan global dunia, namun setidaknya kita bisa mengurangi efek kenaikan pemanasan global di Indonesia, sebisa mungkin. Jadi itulah mengapa kami berkomitmen untuk 23% energi mix kita pada tahun 2025,” tambah Jonan.
"Ini adalah kontribusi kami untuk mengurangi emisi di sektor energi. Kami mencoba mengurangi emisi listrik dari non listrik dengan melakukan penggunaan energi yang efisien, penghematan, teknologi yang bersih, pengalihan bahan bakar, dan reklamasi bekas tambang," lanjut Jonan.
Mengurangi emisi karbon adalah upaya yang akan terus dilakukan pemerintah, melakukan penghematan 1% setiap hari hingga tahun 2030, akan berdampak signifikan. Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk menghemat penggunaan energi listrik, dan pada waktu yang bersamaan juga mengalihkan penggunaan bahan bakar minyak dengan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
"Intensitas listrik harus dikurangi 1% setiap hari, ini mudah, matikan lampu jika tidak digunakan, matikan komputer jika tidak dipakai, matikan AC jika tidak digunakan, dan gunakan peralatan hemat energi. Kami mencoba mengurasi emisi karbon dari listrik sebesar 156 juta Ton karbon sampai 2030," imbuh Jonan.
Sebagai penutup Jonan meminta kepada para pemuda peserta Relegion for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp untuk bersama-sama menyelamatkan bumi ini dengan menggunakan energi secara bijaksana dan menggunakan sumber-sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
“Jika anda berjuang untuk climate change dan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, anda harus yakin pada satu hal baik. ini adalah usaha bersama untuk masa depan bersama yang lebih baik," tutup Jonan. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menekankan pentingnya menjaga kelestarian bumi.
Baca SelengkapnyaKegiatan penanaman pohon tersebut akan terus dilakukan di seluruh Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu mengajak seluruh elemen untuk berkontribusi dalam adaptasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaLakukan yang terbaik untuk membantu menangani perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaHal ini selaras untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaUpaya memitigasi dampak perubahan iklim yang dilakukan akan sia-sia tanpa adanya dukungan investasi maupun pendanaan murah dari negara-negara maju.
Baca SelengkapnyaPawai Global Climate Strike di Taman Menteng dilakukan untuk menangani krisis iklim dan kelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaAmran hadir sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Ad-Interim sejak 27 November 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui adanya tekanan dari sektor energi khususnya tambang
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti kurangnya pohon dan banyaknya kendaraan di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda juga mesti memanfaatkan dengan baik semua potensi industri kreatif.
Baca SelengkapnyaGen Z menjadi bonus demografi dan terus memegang peran penting untuk masa depan bangsa.
Baca Selengkapnya