Jor-joran beli pesawat, faktor keselamatan Lion Air diragukan
Merdeka.com - Dalam periode 10 tahun terakhir, maskapai penerbangan murah Lion Air mengalami 11 kali insiden. Kecelakaan teranyar tentu saja pendaratan darurat di perairan dekat Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, yang dialami pesawat berkode JT 960 rute Bandung-Denpasar, sekitar pukul 15.00 WITA, hari ini, Sabtu (13/4).
Meski punya rekam jejak terlibat banyak kecelakaan, Lion Air tetap mendapat kepercayaan masyarakat dan mampu merebut 44 persen pangsa pasar industri penerbangan nasional selama 2012. Bahkan, bulan lalu, aksi korporasi maskapai milik Rusdi Kirana itu menggemparkan seluruh dunia. Lion Air mengumumkan pembelian 234 unit pesawat Airbus jenis A320 senilai Rp 233 triliun.
Dua tahun sebelumnya, maskapai yang bersaing ketat dengan Air Asia asal Malaysia ini sudah mengejutkan publik saat membeli 201 pesawat Boeing jenis 737-900 ER.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Kenapa Pelita Air beli banyak Airbus A320? Amanat dari Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas udara Nasional dan tingginya minat masyarakat merupakan faktor utama yang mendorong perusahaan untuk terus menambah jumlah armadanya agar bisa menambah frekuensi penerbangan dan rute-rute penerbangan yang baru.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
Akibat insiden untuk kesekian kalinya, Lion Air menerima kritikan dari pengamat penerbangan Alvin Lie. Dia meragukan ekspansi bisnis maskapai berlogo singa merah itu sudah mempertimbangkan faktor keselamatan.
Salah satu indikator keselamatan yang diragukan Alvin adalah rekrutmen pilot. Dia khawatir demi memenuhi rasio pesawat dan pilot yang semakin bertambah tahun depan, Lion Air bakal merekrut sumber daya manusia asal-asalan.
"Beli pesawat itu mudah, tapi jangan lupa pesawat harus diterbangkan manusia, apakah sistem rekrutmen (Lion Air) sudah memenuhi standar, kan mereka harus mendapatkan penerbang dalam jumlah banyak. Saya khawatir dalam upayanya mendapat penerbang itu toleransinya (terhadap kualitas pilot) terlalu tinggi," ujarnya kepada merdeka.com lewat sambungan telepon.
Dia pun menyoroti perlunya Lion Air mendapatkan teknisi sampai kru kabin yang berkualitas. Pasalnya, memiliki banyak armada pesawat otomatis mengharuskan maskapai ini memiliki SDM di darat dan udara yang mumpuni.
"SDM yang harus dimiliki itu kan termasuk penerbang, teknisi ground, sampai cabin crew, awak kabin kan bukan sekadar melayani makan minum, tapi juga proses penyelamatan evakuasi juga harus selalu diajarkan," kata Alvin.
Meski belum tentu berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tahun ini, reputasi Lion Air akibat kecelakaan ini sudah pasti tergerus. Selain itu, akibat kecelakaan di Ngurah Rai tadi siang, maskapai murah ini harus mengeluarkan biaya tak terduga banyak sekali. Meliputi klaim ganti rugi pada 101 penumpang hingga polis asuransi yang melonjak karena tingkat insiden.
"Jelas (bisnis Lion Air) akan terganggu. Banyak krunya tidak boleh terbang selama investigasi, belum lagi klaim ganti rugi dari penumpang juga klaim evakuasi pesawat enggak sedikit. Dan yang pasti reputasi maskapainya, polis asuransinya akan meningkat, karena (Lion Air) masuk risiko tinggi," tandasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat dibeli dalam kondisi bekas dari perusahaan di Dublin, Irlandia.
Baca SelengkapnyaPesawat baru Polri dilengkapi boks khusus untuk special cargo untuk membawa barang-barang berbahaya.
Baca SelengkapnyaKarena melihat kebutuhan dari Korps Bhayangkara serta peluang dan perhitungan keuntungan dari pesawat buatan 2019 itu.
Baca SelengkapnyaMabes Polri buka suara atas pembelian pesawat Boeing 737 800NG yang teregistrasi P-7301.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaNamun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaKaro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan alasan pembelian tersebut, salah satunya terkait menghadapi tahun politik.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan bilang pembelian alutsista harus berdasarkan kebutuhan terkini bukan karena selera dari Menteri Pertahanan.
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur ini nyaris dibeli Indonesia untuk TNI AU. Batal di saat akhir. Kisahnya tragis.
Baca Selengkapnya