Jual mainan tradisional ke bule, Heri untung Rp 12 juta per bulan
Merdeka.com - Selain terkenal akan keanekaragaman pariwisatanya, Bali juga terkenal sebagai lahan bisnis yang menjanjikan. Hal ini dirasakan oleh Heri, penjual mainan tradisional, Slingshot.
Pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat ini sudah 5 tahun berjualan Slingshot. Dalam sebulan, dia mampu meraup keuntungan bersih sebesar Rp 12 juta dari berjualan 10 kemasan slingshot per harinya.
"Saya jual slingshot 10 kemasan dan per kemasan isi 4 itu harganya Rp 100.000, untung bersihnya Rp 400.000 per hari. Padahal modal paling hanya Rp 20.000 per kemasan, tapi saya ada setoran, untungnya Rp 400.000 per hari," kata Heri kepada merdeka.com di Pantai Seminyak, Badung, Bali, Jumat (15/7) malam.
-
Kenapa lampu gantung dengan kipas diminati? Lampu gantung dengan kipas semakin diminati karena fungsionalitas dan desain yang menarik.
-
Apa itu lampu LED? Lampu LED, singkatan dari Light Emitting Diode, adalah jenis lampu penerangan yang menggunakan teknologi elektronik untuk menghasilkan cahaya.
-
Apa saja yang membuat layang-layang hias ini istimewa? Setiap layangan hias dijual dengan harga Rp30ribu hingga Rp35 ribu. Murah mahalnya layangan ditentukan oleh tingkat kesulitan dalam membuat layangan tersebut.
-
Bagaimana cara membuat layang-layang hias? Yang dibuat itu mulanya layangan adu. Terus kalau layangan adu sudah sepi, biasanya ditutup dengan layangan hias kayak gini.
-
Apa yang dijual? Dia merinci, luas tanah lokasi berdirinya masjid 300 meter persegi.'Sementara tanah kosong yang di belakang masjid kurang lebih luasnya juga 300 meter persegi. Jadi kurang lebih dua sertifikat itu luas lahannya 600 meter,' ungkapnya.
-
Bagaimana Briliarta memulai bisnis layang-layang? Usaha layang-layang yang dijalankan Briliarta berawal dari hobinya sejak kecil bermain layang-layang. Hingga pada suatu hari Briliarta diajak temannya untuk membeli aksesoris layang-layang untuk menghias layangan mereka. Tak sengaja melihat sosial media ada orang yang ingin membeli aksesoris layangan, yang membuat Briliarta berpikir untuk menjual aksesoris layangan yang ia miliki.
Meski tergolong sangat mahal, harga yang dipatok Heri tidak pernah mendapat protes dari pembeli yang mayoritas turis asing. "Slingshot yang saya jual saya tambahin lampu supaya lebih keren saat diterbangkan. Nah bule tertarik," kata dia.
Kendala tersulit saat dirinya menjajakan slingshotnya adalah bagaimana meyakinkan turis asing dengan menggunakan Bahasa Inggris yang baik agar mau membeli produknya. Sebab, beberapa turis asing kerap menolak produknya jika tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
"Iya kita sama bule harus bisa ngejelasin keunikan produk saya. Kalau jelasinnya bingung, mereka biasanya menolak," tuturnya.
Kendala lainnya, kata pria berusia 27 tahun tersebut, adalah saat kondisi hujan. "Kalau hujan nggak bisa jualan, kan dagangan saya mengandalkan cuaca cerah sama angin," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaDari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaIa mengunggah informasi burung murai dagangannya melalui Facebook, YouTube, hingga Instagram
Baca SelengkapnyaSore hari di akhir Bulan Juli menjadi waktu yang cocok untuk bermain layang-layang.
Baca SelengkapnyaSeorang pria asal Mandailing Natal berhasil meraup cuan dari budi daya tanaman anggrek yang ia rintis dari hobi merawat bunga.
Baca SelengkapnyaBermula dari keisengannya menjual aksesori handmade, ibu rumah tangga di Kota Serang ini raup cuan ratusan juta rupiah
Baca SelengkapnyaPeternak jangkrik di Deli Serdang sukses meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Peternak tak perlu modal besar untuk memulai usaha yang satu ini.
Baca SelengkapnyaAwalnya iseng, buruh pabrik di Jombang ini ketagihan budi daya lobster. Ia cuan jutaan rupiah per bulan.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan transaksinya berkali-kali lipat dari biasanya.
Baca SelengkapnyaDi sela-sela kesibukannya berkuliah di Universitas Boyolali, Dimas mengisi waktu dengan menggeluti usaha topeng reog gedruk.
Baca SelengkapnyaLibur Lebaran dimanfaatkan para orang tua yang mengajak anaknya untuk berbelanja mainan di Pasar Gembrong.
Baca Selengkapnya