Jurus Central Departement Store hadapi persaingan transaksi online
Merdeka.com - Managing Director PT Central Department Store, Hestiawati Muliani mengakui bahwa perubahan gaya belanja dari offline ke online memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis yang mengandalkan sistem penjualan offline.
Meskipun begitu, dia menegaskan PT Central Department Store memiliki cara khusus untuk menjaga agar pelanggannya tak pergi. Salah satunya dengan menawarkan berbagai benefit dan bentuk layanan untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang tidak bisa diperoleh dari transaksi online.
"Kita berikan pengalaman berbelanja. Jadi seperti misalnya, di Central kita punya kids club. Di mana, anak-anak bisa bermain sementara orang tuanya berbelanja," ungkapnya di Grand Indonesia East Mall, Jakarta Pusat, Selasa (3/10).
-
Mengapa PT ERELA mengembangkan penjualan online? Saat ini, PT ERELA telah fokus pada penjualan online melalui berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, JD.ID, dan BliBli dengan toko online bernama Erelastore.
-
Kenapa bisnis online shop berkembang pesat? Melansir laman CIMB Niaga, usaha online shop kian menjamur di berbagai wilayah usai pandemi covid-19. Tidak hanya barang yang diperlukan saja, bahkan kebutuhan sehari-hari, seperti obat, frozen food, dan sayur, sudah dibeli secara online.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Di mana bisnis online menjangkau pasar? Dengan bisnis online, Anda dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan dengan menargetkan pelanggan di seluruh dunia, mengingat bisnis online tidak pernah terbatas oleh geografi.
-
Di mana Mistiyati berjualan? Sudah Miliki 30 Reseller Mistiyati juga saat ini telah memiliki hingga 30 reseller dari Tangerang dan sekitarnya.
-
Dimana bisa beli produk di online shop ini? Nikmati menu eksklusif dan spesial dari kami hanya melalui aplikasi.
"Di dalam Central orang bisa lakukan kegiatan lain selain berbelanja yang tentunya akan memberikan pengalaman tersendiri bagi pelanggan. Nah. Kalau online kan kita tidak bisa menikmati benefit semacam itu," kata Hestiawati.
Lebih lanjut, dia mengatakan sejauh ini tidak ada penurunan jumlah pelanggan di Mall Grand Indonesia. Bahkan, jumlah pengunjung pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya.
"Saya rasa masing-masing (online dan offline) punya segmentasi sendiri, kalau kita lihat tidak ada penurunan costumer ya. Ada growth jumlah kunjungan costumer kalau di Grand Indonesia sebesar 10 sampai 15 persen," jelasnya.
Sedangkan untuk proses transaksi dalam pembelanjaan, tambahnya, mayoritas pelanggan di Grand Indonesia yakni sebesar 70 persen menggunakan kartu kredit dalam bertransaksi dibandingkan secara tunai.
"Karena lebih mudah dan orang merasa praktis sekali," tandasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaPeningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya sudah melakukan antisipasi dini sejak lama dalam belanja online.
Baca Selengkapnya"Justru pedagang yang harus belajar online. Memang lama-lama akan digital," kata Mendag
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaMasih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.
Baca SelengkapnyaAda arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca Selengkapnya