Jurus pemerintah dan swasta atasi masalah mobil listrik nasional
Merdeka.com - Produksi mobil listrik nasional jadi salah satu proyek impian pemerintah dalam menyiasati tren perkembangan teknologi di masa depan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah mendukung penuh produksi masal mobil sepenuhnya bertenaga baterai pada 2017 mendatang.
Kendati demikian, masalah yang menghadang mimpi itu cukup banyak. Salah satu hambatan besar adalah ketersediaan infrastruktur.
Seperti diketahui, mobil listrik belum bisa dikendarai untuk jarak terlalu jauh. Fasilitas pengisian ulang baterai hampir tidak ada di jalanan nusantara.
-
Bagaimana cara menjaga efisiensi energi mobil listrik? Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi tekanan ban serta pemakaian ban yang dirancang khusus untuk kendaraan listrik.
-
Kenapa mobil listrik lebih efisien? Karena menggunakan tenaga listrik sepenuhnya, kendaraan ini tidak memerlukan bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada efisiensinya.
Faktor penghambat lainnya adalah ketersediaan baterai produksi dalam negeri. Dari mobil-mobil listrik rancangan insinyur Tanah Air, mayoritas komponen masih impor. Sehingga, kalau dipaksakan dijual, harganya masih kelewat mahal. Di kisaran miliaran rupiah.
Persoalan ini pun dipahami Ricky Desai, salah satu anggota Tim Putra Petir, perancang mobil listrik bentukan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Kita belum siap produksi masal dalam waktu dekat. Komponen kita tidak siap untuk industri manufaktur," kata Ricky kepada merdeka.com di sela-sela pameran mobil listrik, Jakarta, Minggu (22/12).
Kemenristek pun mengakui belum mampu mengembangkan baterai kapasitas besar yang sepenuhnya lokal. Riset dalam negeri baru bisa menciptakan baterai 120 watt hours. Idealnya, jika ingin industri dalam negeri tumbuh, mobil listrik harus diberi tenaga hingga 800 watt hours.
Kalau harus mendata masalah, tak ada habisnya. Terutama karena masyarakat masih sangat terbiasa dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Belum lagi persaingan dengan industri otomotif konvensional.
Rupanya, dengan seabrek masalah, cita-cita pemerintah belum padam. Pada 2015, akan diupayakan produksi purwarupa mobil listrik yang siap digunakan secara komersial. Optimisme itu didasarkan pada janji para pengusaha pengembang komponen mobil listrik yang mengaku bisa mempercepat pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan produksi massal, asal dibantu perizinan dan pengurusan sertifikatnya nanti.
"Kita kawal terus sesuai perintah presiden pada 2017 produksi. Tapi 2015 kita sanggup tunggu aturan saja," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta kemarin.
Para insinyur dari lembaga swasta pun mengaku punya jurus agar produksi massal tak cuma sebatas angan. Salah satunya menyempurnakan aspek teknologinya, sehingga mobil listrik rancangan anak bangsa laik digunakan masyarakat umum.
Menurut Ricky yang bekerja bersama bengkel Kupu-Kupu Malam, Yogyakarta, saat ini level mobil listrik Indonesia masih berada di level 7. Diu mendapat janji Menristek sehingga proses menuju level 9 lebih cepat.
"Ini sudah dibantu dan difasilitasi perizinan. Semoga keluar cepat," ucap Ricky.
Apa saja strategi konkret pemerintah dan kalangan swasta untuk mewujudkan impian mobil listrik dalam negeri dalam skala produksi massal, berikut rangkumannya oleh merdeka.com:
Tingkatkan jarak tempuh
Tim Putra Petir mengupayakan supaya mobil listrik rancangan mereka, seperti Selo atau Gendhis yang berformat MPV, dapat menempuh jarak jauh.
Ricky Desai, salah satu insinyur tim itu, mengaku sudah menyiapkan teknologi rem yang bisa mendukung pertambahan tenaga baterai.
"Sistem pengereman kita dari menyimpan energi mekanik rem tadi kemudian jadi energi lagi dan ada gearbox seperti Jepang dan Eropa," katanya.
Mobil warna kuning ini menurut Ricky mampu berlari mencapai 220 km per jam. Sekali isi ulang, mobil ini bisa menempuh 250 km.
Strategi sama juga ditempuh Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang merancang mobil listrik Hevina.
Meniru sasis mobil nasional Timor yang berteknologi Korea Selatan, Hevina kini bisa melaju lebih jauh.
"Platform Timor kami desain ulang. Sekarang bisa 140 km per jam dan menempuh 130 km sekali isi ulang. Ada teknologi juga dimana disaat perlambatan, penurunan bsa mengisi sendiri dan menambah jarak tempuh kemampuan secara teknis," kata Koordinator Penelitian LIPI Hafid.
Irit baterai
Baterai merupakan sumber tenaga utama mobil listrik. Pemanfaatannya secara efisien, merupakan syarat mutlak supaya produk otomotif ini dapat digunakan maksimal.
Tim Putra Petir sekarang sedang coba mengakali beberapa fitur kendaraan standar yang banyak menyedot listrik. Salah satunya adalah penyejuk ruangan (AC). Pihaknya masih terus mengembangkan pendingin agar tidak boros baterai.
"Beberapa komponen yang belum maksimal seperti AC tapi kita terus kembangkan agar tidak boros baterai. Ada kemungkinan dalam pengujian tidak memakai target itu (AC) karena belum di optimalkan," kata Ricky Desai, salah satu anggota Tim Putra Petir.
Ajak kementerian jadi konsumen awal
Supaya masyarakat percaya pada kualitas mobil listrik karya anak bangsa, perlu ada contoh nyata. LIPI mengaku dibantu Kemenristek supaya kendaraan eksperimen mereka digunakan oleh instansi pemerintah.
Koordinator Penelitian Mobil Listrik LIPI Hafid mengatakan, upaya itu sudah dirintis sejak 2004.
Pada masa tersebut beberapa tipe mobil listrik buatan LIPI sudah di design dan digunakan untuk rumah sakit dan patroli polisi.
"2004 kami mengeluarkan beberapa tipe gold untuk rumah sakit dan patroli polisi," ujarnya.
Senada, Menristek Gusti Muhammad Hatta bulan lalu menyatakan bahwa pada 2015, pihaknya akan mengupayakan supaya mobil listrik buatan dalam negeri bisa mulai diproduksi untuk kepentingan selain uji coba.
"Nanti akan kita pakai di kementerian-kementerian terlebih dahulu," kata Gusti.
Bikin gerakan nasional
Supaya pemanfaatan mobil listrik semakin masif, pemerintah merasa perlu ada upaya menggalakkan penggunaannya. Strategi ini mirip cara mempopulerkan kain batik beberapa tahun lalu, yakni pewajiban di hari-hari tertentu.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) menilai, upaya mobilisasi seperti itu tetap efektif. Ketika instansi pemerintah berhasil dimobilisasi, nantinya masyarakat juga akan semakin akrab dengan keberadaan mobil listik di jalanan nasional.
"Mudah-mudahan gerak nasional seperti Batik akan berhasil. Jadi ada gerak nasional seperti India pejabat dan taksi menggunakan mobil listrik," kata Ketua BSN Bambang Prasetya.
Sempurnakan aspek keamanan
Ricky Desai adalah insinyur Tim Putra Petir bentukan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang merancang mobil listrik sport bermerek Selo. Dia menyatakan, pihaknya sudah menyempurnakan pelbagai aspek pada mobil generasi ketiga itu, khususnya keamanan pengendara.
Untuk diketahui, tim ini pernah menghasilkan Tuxuci, namun nahas, mobil itu hancur menabrak tebing di Karanganyar, Jawa Tengah, awal tahun ini ketika dikendarai Dahlan Iskan.
"Selo berbeda, pertama ini pakai gear box, dulu Tucuxi tidak pakai itu. Kemudian keamanannya kita juga menggunakan teknologi tinggi," ucap Ricky ketika ditemui merdeka.com di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).
Baca juga:Pemerintah mimpi mobil listrik Indonesia kalahkan ChinaBSN ingin Indonesia jadi kiblat standar mobil listrik duniaCerita peneliti LIPI kembangkan mobil listrik contek TimorDengan mobil listrik, Bandung - Sukabumi cuma Rp 37.000Berikut usaha Tim Putra Petir sempurnakan mobil listrik Dahlan (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adopsi kendaraan listrik di Indonesia membutuhkan dukungan pembangunan ekosistemnya termasuk kebijakan yang berpihak dan fasilitas catu daya baterainya.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang menyusun perubahan aturan untuk dapat mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan bermotor berbasis listrik.
Baca SelengkapnyaSaat ini, masing-masing perusahaan mobil listrik tersebut tengah melakukan kajian lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaStrategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah memberikan dukungan terhadap pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Listrik (KBLBB).
Baca SelengkapnyaSangat disayangkan jika dukungan tersebut jadi dalih untuk memaksa masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
Baca Selengkapnya