Kabar Baik Vaksin Covid-19 Buat Saham Zoom dan Netflix Anjlok Tajam
Merdeka.com - Saham aplikasi telekonferensi, Zoom tercatat turun tajam sejak penutupan di Senin (9/11). Hal ini dikarenakan mulai terdengarnya kabar baik dari vaksin virus corona.
Saham aplikasi Zoom ditutup turun 17,4 persen , diikuti oleh aplikasi penunjang masyarakat saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seperti Netflix yang turun 8,6 persen, Amazon yang merosot 5,1 persen, e-commerce Shopify tercatat turun 13,6 persen, dan aplikasi kesehatan Teladoc Health yang turun 13,7 persen.
Kerugian dari aplikasi yang mendukung aktivitas masyarakat selama di rumah ini disebabkan adanya laporan dari Pfizer dan BioNTech. Mereka melaporkan bahwa kandidat vaksin Covid-19 menunjukkan tingkat kemanjuran 90 persen di uji coba tahap akhir. Para ilmuwan mengharapkan vaksin setidaknya bisa 75 persen efektif untuk menangkal virus tersebut.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Penasihat virus Covid-19 dari Gedung Putih, Anthony Fauci mengatakan jika vaksin sudah menyentuh angka 50 persen atau 60 persen efektif, maka akan dapat diterima.
Senada dengan optimisme dari Anthony Fauci, Ketua sekaligus CEO dari Pfizer, Albert Bourla turut menyuarakan pendapatnya. "Saya merasa melihat cahaya di ujung terowongan gelap," ujarnya pada CNBC.
Para penjual dan pembeli saham secara aktif menumpuk saham Zoom, Netflix, Amazon, Teladoc, dan Shopify pada tahun ini karena pandemi menahan mereka untuk keluar rumah. Alhasil, aplikasi tersebut tercatat sebagai aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan untuk mempermudah hidup masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Sebelum turun tajam, saham Zoom mengalami peningkatan secara year-on-year hingga 635 persen, diikuti dengan Netflix yang naik 59,1 persen, Amazon yang menanjak hingga 79,2 persen, Teledoc yang meroket hingga 146,2 persen, serta aplikasi e-commerce Shopify yang melonjak hingga 162,8 persen.
Namun demikian, setelah diumumkan turun tajam di penutupan Senin (10/11), investor beralih dari aplikasi-aplikasi besar tersebut dan mulai mencari perusahaan yang kemungkinan akan mendapat keuntungan saat ekonomi dibuka kembali.
Dikutip dari CNBC, saham-saham tersebut di antaranya adalah Bank of America yang muncul 14,2 persen, JP Morgan Chase melonjak di 13,5 persen, operator kapal pesiar Carnival Corp dan Norwegian Cruise line yang masing-masing naik 39,3 persen dan 26,8 persen, diikuti dengan Royal Caribbean yang ditutup 28,8 persen lebih tinggi. Sementara itu, maskapai Amerika, American Airlines melonjak lebih dari 15 persen.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBio Farma Group menggunakan Medtrack dalam proses distribusi vaksin Covid-19 sampai dengan saat ini di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaSejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca Selengkapnya