Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabar Terbaru Vaksin Merah Putih, dari Kekurangan Relawan Hingga Berpotensi Ekspor

Kabar Terbaru Vaksin Merah Putih, dari Kekurangan Relawan Hingga Berpotensi Ekspor vaksin corona. ©REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

Merdeka.com - Pemerintah Jokowi hingga kini masih berjibaku melawan pandemi covid-19. Salah satu fokus pemerintah yaitu pemberian vaksinasi covid-19 agar tercipta kekebalan tubuh masyarakat. Tak hanya mengandalkan impor, vaksin covid-19 juga dikembangkan di Indonesia yang diberi nama Vaksin Merah Putih.

Penanggung Jawab Tim nasional percepatan pengembangan vaksin Covid-19, Bambang Brodjonegoro mengatakan bibit vaksin merah-putih yang sedang dikembangkan saat ini adalah isolat virus yang beredar di Indonesia. Hal tersebut dikatakan Bambang saat melaporkan perkembangan vaksin merah-putih yang sedang diteliti kepada Presiden Joko Widodo.

"Kami juga laporkan ke Pak Presiden bahwa bibit vaksin yang dikembangkan vaksin merah putih dari isolat virus yang beredar di Indonesia sehingga kita berharap vaksin merah putih cocok menjaga daya tahan tubuh warga Indonesia terhadap Covid-19," kata Bambang di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).

Bambang yang juga menjabat sebagai Menristek menjelaskan tidak hanya PT Bio Farma yang akan memproduksi vaksin tersebut. Dia menjelaskan terdapat beberapa perusahaan swasta farmasi yang akan bekerja sama.

"Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial, tentunya mereka harus urus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan harus menyiapkan line of production," ungkap Bambang.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ada 3 hal yang menjadi fokus di Kementerian BUMN dalam penanganan pandemi covid-19 di Indonesia. Salah satunya ialah menjalankan tugas pengadaan vaksin dan mendukung vaksinasi.

Pihaknya akan terus bekerja sama dengan Kemenristek dan Kementerian Kesehatan dalam penemuan vaksin Merah Putih. Di mana Kementerian BUMN melalui Bio farma sudah melakukan kerja sama dengan 7 institusi salah satunya Lembaga Eijkman dan 6 Universitas.

"Alhamdulilah dari penjajakan ada tanda tanda-tanda penemuan dilakukan di tahun ini. Nanti di uji klinis yang terakhir yaitu di kuartal III 2022 sehingga di Kuartal IV 2022 kita sudah mempunyai vaksin merah putih sendiri," ujarnya.

Lalu bagaimana perkembangan dan kabar terbaru pengembangan Vaksin Merah Putih? Berikut penjelasannya:

Kekurangan Relawan

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti mengatakan, salah satu tantangan dalam pengembangan vaksin merah putih untuk Covid-19 adalah dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam proses pengujian atau kurangnya relawan.

Menurut Ghufron, seiring dengan program vaksinasi yang sudah berjalan, maka jumlah orang yang mendapatkan vaksin akan bertambah. Meski itu merupakan hal yang baik, tapi sekaligus menjadi tantangan untuk uji vaksin.

"Tantangannya ini termasuk nanti ketika sudah banyak yang divaksin. Kita uji coba kan, dan karena vaksin sudah berjalan maka cari orangnya juga tidak mudah," tutur Ghufron dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).

Tantangan lain, yaitu mencari rekanan untuk produksi vaksin merah putih agar proses produksi berjalan lancar. Namun sejauh ini, katanya, PT Bio Farma (Persero) yang paling siap dan sudah berpengalaman di dunia vaksin.

"Bio Farma paling siap, tapi Bio Farma sendiri juga punya tantangan karena tugasnya tidak hanya produksi vaksin untuk Indonesia. Bahkan sekarang dengan vaksinasi karena baru mendapatkan kiriman 15 juta dan 10 juta bahan baku, sehingga ada kewajiban dalam produksi juga," jelas Ghufron.

Juru Bicara Vaksinasi PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, mengatakan relawan untuk pengujian vaksin menjadi salah satu tantangan dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, termasuk vaksin merah putih.

"Salah satu tantangannya dalam uji klinis. Relawannya sekarang agak sulit karena sebagian besar akan dan sudah diberikan vaksin," katanya.

Terima Bibit Vaksin Maret 2021

Juru Bicara Vaksinasi PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto menyatakan bahwa pihaknya siap menerima seed vaccine atau bibit vaksin dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Bibit vaksin tersebut akan diserahkan pada Maret 2021 untuk kemudian melalui uji praklinik dan uji klinik, serta diproses untuk perizinan.

Bambang mengatakan, Bio Farma sudah memiliki pengalaman lebih dari 130 tahun di dunia vaksin. Berdasarkan pengalamannya, maka dua hal utama yang harus disiapkan untuk pengujian vaksin ini yaitu dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas.

Selain itu, Bio Farma pun disebut sudah memiliki pengalaman memproduksi vaksin Hepatitis B berbasis yang sama dengan vaksin merah putih. Vaksin Covid-19 dari Eijkman ini berbasis pada platform protein rekombinan.

"Untuk vaksin merah putih berbasis rekombinan, kami juga sudah punya kompetensi itu. Saat ini Bio Farma juga sudah mengembangkan dan bahkan bisa memproduksi sendiri vaksin Hepatitis B berbasis yang sama yaitu rekombinan," jelas Bambang dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).

Menurutnya, proses pembuatan vaksin akan mirip mulai dari hulu ke hilir. Dalam hal ini termasuk mengenai teknologi dan fasilitas yang digunakan untuk bibit vaksin Covid-19 tersebut.

"Jadi kami 100 persen siap menerima kandidat vaksin dari Eijkman untuk kita lakukan proses lebih lanjut, dan mudah-mudahan bisa segera dilakukan," sambungnya.

Target Digunakan Akhir 2021

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti memastikan Universitas Airlangga (Unair) masih mengembangkan vaksin Covid-19 Merah Putih. Dia memperkirakan uji klinis vaksin Merah Putih Unair selesai akhir 2021.

"Untuk Unair targetnya akhir 2021 sudah selesai uji klinis dan sudah mendapatkan semacam perizinan atau ermergency use authorization (EUA) dari BPOM dan sudah bisa produksi meskipun belum terlalu banyak," kata Ali Ghufron dalam diskusi virtual, Selasa (9/2).

Sementara itu, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga tengah mengembangkan vaksin Merah Putih. Khusus Eijkman, kata Ali Ghufron, pengembangan kandidat vaksin Merah Putih baru rampung akhir Maret 2021.

"Maret 2021 sit vaksin akan diserahkan ke Bio Farma, paling lambat April. Tapi target Maret untuk kemudian bisa diproses selanjutnya untuk uji pra klinisnya, uji klinis fase 1, 2, 3 dan proses untuk perizinan," ujar dia.

Ali Ghufron mengakui pengembangan vaksin Merah Putih membutuhkan waktu cukup lama. Bahkan, kemungkinan pengembangan vaksin tersebut baru selesai setelah sebagian masyarakat Indonesia sudah divaksinasi Covid-19.

Menurut dia, waktu lama ini disebabkan pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri baru dimulai April 2020. Padahal, sejumlah negara di dunia mulai mengembangkan vaksin Covid-19 sejak Januari 2020.

"Karena kita mulainya saja agak akhir," ucapnya.

Berpotensi untuk Ekspor

Indonesia saat ini tengah berusaha untuk mandiri dalam pengadaan vaksin Covid-19. Kehadiran vaksin merah putih diharapkan bisa mewujudkan hal tersebut.

Vaksin merah putih ini dikembangkan oleh konsorsium nasional yang melibatkan Lembaga Biologi Molokuler Eijkman, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga penelitian lain. Untuk proses pengujian seperti praklinik dan uji klinik dilakukan oleh perusahaan BUMN, PT Bio Farma (Persero). Eijkman akan mengirimkan bibit vaksin Covid-19 kepada Bio Farma pada Maret 2021 untuk proses pengujian lebih lanjut, termasuk praklinik dan uji klinik.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti mengatakan, untuk tahap awal vaksin merah putih nantinya akan memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Namun rencana ke depan juga untuk diekspor ke luar negeri.

"Untuk kebutuhan dalam negeri kita penuhi terlebih dahulu, lalu kita juga berorientasi ekspor. Karena sekarang kita belum bisa memenuhi sendiri, masih impor," kata Ghufron dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).

Kemandirian Indonesia dalam vaksin ini dinilai sangat penting. Salah satunya karena nilai ekonomi dari vaksin tersebut yang sangat besar, sehingga akan sangat penting untuk perekonomian di masa depan.

"Vaksin ini adalah bisnis besar, maka kita harus mampu mandiri. Jadi kemandirian bangsa ini sangat penting untuk ekonomi karena ekonomi yang bagus adalah yang berbasis inovasi," jelasnya.

Tidak hanya soal vaksin, bahkan untuk peralatan kesehatan pun Indonesia dinilai harus bisa mandiri.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC

Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Strategi Pemerintah Cegah Penyebaran Mpox, Karantina hingga Vaksinasi
Strategi Pemerintah Cegah Penyebaran Mpox, Karantina hingga Vaksinasi

Menkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya