Kadin: Ketahanan Ekonomi Nasional Kita Rapuh
Merdeka.com - Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik Rachbini mengakui bahwa ketahanan ekonomi nasional saat ini tengah dalam keadaan rapuh. Hal ini ditandai dari beberapa indikator yang belum menunjukkan signifikan.
Misalnya saja, transaksi berjalan RI saat ini dipandangnya masih di bawah. Di mana defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal-I 2019 tercatat sebesar USD 7 miliar dollar atau 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dengan, posisi CAD yang defisit secara otomatis berdampak pada nilai tukar Rupiah.
"Ketahanan kita itu rapuh. Transaksi berjalan, selama di sini (bawah) jangan harap kita Rupiah baik," katanya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (7/8).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
Didik mengatakan rendahnya neraca berjalan tersebut juga dikarenakan transaksi ekspor dan impor tidak seimbang. Di tambah lagi, transaksi jasa yang ada di Indonesia belum cukup menunjukkan peranan yang optimal.
"Kita tidak belajar, padahal zaman Pak Harto itu tidak ada (seperti ini) (transaksi) jasa besar tapi itu dikompensasi oleh barang eskpor dan jasa," katanya.
Kondisi ini kemudian berbalik, di mana untuk mengejar transaksi jasa pemerintah baru mulai gencar dengan menggandeng beberapa start up seperti Traveloka. Dengan dilibatkannya Traveloka pemerintah berharap dapat mendongkrak sektor jasa di bidang pariwisata.
"Tapi pemerintah sudah telat antisipasi. Misal Traveloka, diberi tugas masukkan neraca jasa, sekarang (kita) mati-matian di pariwisata," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, risiko itu sulit diprediksi karena minim data historis. Maka, industri asuransi dan reasuransi bisa mengambil peran untuk menjamin ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaKadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaTransaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca Selengkapnya