Kadin sebut ekonomi digital & kelapa sawit vital bagi pertumbuhan RI
Merdeka.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan Indonesia memiliki banyak industri strategis, salah satunya kelapa sawit dan ekonomi digital. Rosan berpendapat dua industri tersebut memiliki pengaruh dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang baik.
"Kita harus bangun industrialisasi. Tidak ada negara berkembang yang tumbuh sinambung tanpa memiliki industri yang sehat dan kuat," ujar Rosan dalam sambutannya pada acara Pengukuhan Kepengurusan Kadin Indonesia Periode 2015 - 2020 di Hotel The Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (5/4).
"Kita punya banyak industri strategis yang harus sama-sama kita dorong. Pertama, kelapa sawit, sektor ini menyerap 10-11 juta orang, ini lebih dari 51 persen kita adalah produsennya. Kita harus kembangkan agar bisa berkiprah di dunia internasional," tambahnya.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Dimana negara berkembang di benua Asia? Negara Berkembang di Benua Asia Bhutan, Kazakstan, Mongolia, Armenia, Afghanistan, Bangladesh, Brunei, Kamboja, China, India, Korea Utara, Indonesia, Myanmar, Nepal, Papua Nugini, Palestina.
-
Bagaimana Pabrik Kesono berkembang? Saat semakin berkembang, pabrik ini punya PLTA dari sungai yang tak jauh dari pabrik.
Untuk ekonomi digital, lanjut Rosan, dirinya juga menyebut sektor tersebut akan menjadi pilar perekonomian Tanah Air dalam beberapa tahun kedepan. Alasannya, sektor ini pada 2016 memiliki nilai mencapai USD 24 miliar. Nilai ini akan meningkat 5 kali lipat pada 2020 menjadi USD 130 miliar.
"Dengan potensi tersebut pemerintah ingin membangun lebih dari 1.000 technopreuneur. Kami apresiasi pak Rudi Antara (Menkominfo) untuk mendorong industri ini maju, tapi kita butuh ekosistem yan bagus. Industri baru, banyak anak muda yang bekerja disana, itu harus diapresiasi," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaApalagi, kata dia, kalau dilihat dari sisi relasi timbal balik di sektor perdagangan dan sektor keuangan maka secara relatif masih sangat aman bagi Indonesia
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaBagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level.
Baca SelengkapnyaTransformasi digital juga tidak sekadar untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, namun menjadi langkah strategis memperkuat bangsa di era digital.
Baca SelengkapnyaMengingat, Indonesia dinilai sudah terlalu lama memperalat SDA sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPAN menilai UMKM harus kreatif dan manfaatkan digital
Baca SelengkapnyaGibran menegaskan, pembangunan IKN Nusantara bukan hanya untuk pemerintah.
Baca SelengkapnyaWhite Paper ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi strategis bagi pemerintahan mendatang dalam mengimplementasikan 17 Program Prioritas dan Astacita.
Baca SelengkapnyaDebat senlanjutnya, giliran para cawapres yang akan beradu gagasan dan visi misi terkait dengan isu-isu ekonomi.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mendukung upaya pemerintah dalam membangun banyak infrastruktur
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat.
Baca Selengkapnya