Kadin tolak tambahan biaya plastik di supermarket saat belanja

Merdeka.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Eddy Ganefo mengaku tak sependapat dengan rencana kebijakan penerapan kantong plastik berbayar. Lantaran, biaya plastik sudah termasuk dalam harga barang belanjaan.

"Kalau diterapkan murah itu tidak ada masalah. Sebetulnya tidak perlu bayar, karena komponen ini sudah termasuk harga bayar. Ini sudah termasuk harga cost tapi diminta berbayar," ujar Eddy di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (11/2).

Hanya saja, kata Eddy, apabila nanti plastik berbayar dikenakan tarif Rp 1000, maka tarif tersebut harus dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah. Alasannya, biaya plastik ini akan menimbulkan gejolak dalam daya beli masyarakat.

"Untuk berbayar Rp 1.000 ini sudah berat sekali. Rp 1.000 kali 700 orang sudah lumayan untuk cicilan rumah murah," kata dia.

Dia meminta kepada pemerintah agar mempertimbangkan lebih matang dalam menerapkan kebijakan tarif plastik berbayar.

"Plastik ini seperti telepon selular bagi kita terutama bagi ibu-ibu. Ibu-ibu gelisah kalau tidak ada plastik. Bahkan, mereka ke supermarket minta plastik dibanyakin. Artinya tidak mudah melepaskan plastik dari kehidupan kita," pungkas dia.