Kalah Teknologi, Produk Makanan dan Minuman Indonesia Sulit Tembus Pasar Ekspor
Merdeka.com - Ketua Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman menilai upaya ekspor produk makanan minuman (mamin) RI ke depan bakal menemui jalan terjal. Sebab, Indonesia masih kalah secara teknologi dan turut dihambat oleh adanya tarif bea masuk tindakan pengamanan (safeguard) dari sejumlah negara.
Adhi menyatakan, banyak negara tujuan ekspor kini melakukan pengetatan terhadap produk pangan RI. Sebagai contoh, Singapura dan Hong Kong yang mengutamakan penggunaan teknologi dalam mendeteksi zat kimia berbahaya dalam produk makanan/minuman.
"Karena negara maju sekarang semakin meningkatkan teknologi untuk analisa, sementara residu pestisida di Indonesia belum bisa dianalisa. Kemarin yang ditemukan di Taiwan, Singapura, Hong Kong. Kita harus perlu tingkatkan kualitas teknologi kita," tegasnya saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/10).
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Bagaimana cara mendeteksi produk berbahaya? Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek daftar bahan dalam produk, yang juga bisa dilakukan oleh konsumen.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Apa saja produk peternakan yang diekspor ke Singapura? Menyusul Karkas Ayam Beku dan DOC, Indonesia Berhasil Ekspor Telur ke Singapura Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
Sebagai contoh, Singapura beberapa waktu lalu kembali menarik produk Mie Sedaap buatan Indonesia, lantaran ditemukan adanya kandungan pestisida dalam bumbu racikannya.
"Itu sangat berpengaruh pada industri mamin, karena kalau kita ekspor tapi enggak bisa deteksi apa kan bahaya juga, sampai sana bisa dideteksi," ujar Adhi.
Amerika Serikat Perketat
Selain negara Asia, Amerika Serikat (AS) yang jadi salah satu pasar ekspor Indonesia disebutnya juga memperketat pendeteksian terhadap produk-produk impor yang datang dengan metode analisa berbeda.
"Itu tantangan kita untuk tingkatkan kemampuan teknologi di laboratorium. Ini yang dukung industri mamin," kata Adhi.
Di samping itu, dia juga mewaspadai penerapan tarif bea masuk di beberapa negara. Pasca Filipina yang pada 2-3 tahun lalu menetapkan pengenaan tarif safeguard untuk impor kopi, kini Vietnam melakukannya untuk produk sorbitol (gula alkohol) dari Indonesia.
"Eropa juga masih ada diskriminasi tarif dari Indonesia, contohnya produk kakao, produk kelapa dari Indonesia masih kena tarif tinggi, sementara kalau dari Afrika nol. Ini yang perlu diwaspadai," paparnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaRoti Aoka viral lantaran dituding mengandung zat berbahaya sebagai pengawet.
Baca SelengkapnyaYLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang Kartasasmita mewaspadai negara-negara lain yang mengincar pasar konsumen muslim Indonesia untuk memasarkan produk halal mereka.
Baca SelengkapnyaIndustri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih berupaya untuk melindungi produk dalam negeri dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.
Baca Selengkapnya