Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kalah Teknologi, Produk Makanan dan Minuman Indonesia Sulit Tembus Pasar Ekspor

Kalah Teknologi, Produk Makanan dan Minuman Indonesia Sulit Tembus Pasar Ekspor Ilustrasi belanja. © Unsplash/Juliana Mayo

Merdeka.com - Ketua Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman menilai upaya ekspor produk makanan minuman (mamin) RI ke depan bakal menemui jalan terjal. Sebab, Indonesia masih kalah secara teknologi dan turut dihambat oleh adanya tarif bea masuk tindakan pengamanan (safeguard) dari sejumlah negara.

Adhi menyatakan, banyak negara tujuan ekspor kini melakukan pengetatan terhadap produk pangan RI. Sebagai contoh, Singapura dan Hong Kong yang mengutamakan penggunaan teknologi dalam mendeteksi zat kimia berbahaya dalam produk makanan/minuman.

"Karena negara maju sekarang semakin meningkatkan teknologi untuk analisa, sementara residu pestisida di Indonesia belum bisa dianalisa. Kemarin yang ditemukan di Taiwan, Singapura, Hong Kong. Kita harus perlu tingkatkan kualitas teknologi kita," tegasnya saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/10).

Orang lain juga bertanya?

Sebagai contoh, Singapura beberapa waktu lalu kembali menarik produk Mie Sedaap buatan Indonesia, lantaran ditemukan adanya kandungan pestisida dalam bumbu racikannya.

"Itu sangat berpengaruh pada industri mamin, karena kalau kita ekspor tapi enggak bisa deteksi apa kan bahaya juga, sampai sana bisa dideteksi," ujar Adhi.

Amerika Serikat Perketat

Selain negara Asia, Amerika Serikat (AS) yang jadi salah satu pasar ekspor Indonesia disebutnya juga memperketat pendeteksian terhadap produk-produk impor yang datang dengan metode analisa berbeda.

"Itu tantangan kita untuk tingkatkan kemampuan teknologi di laboratorium. Ini yang dukung industri mamin," kata Adhi.

Di samping itu, dia juga mewaspadai penerapan tarif bea masuk di beberapa negara. Pasca Filipina yang pada 2-3 tahun lalu menetapkan pengenaan tarif safeguard untuk impor kopi, kini Vietnam melakukannya untuk produk sorbitol (gula alkohol) dari Indonesia.

"Eropa juga masih ada diskriminasi tarif dari Indonesia, contohnya produk kakao, produk kelapa dari Indonesia masih kena tarif tinggi, sementara kalau dari Afrika nol. Ini yang perlu diwaspadai," paparnya.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengusaha Makanan & Minuman Ungkap Sederet Tantangan Dihadapi Industri di 2024
Pengusaha Makanan & Minuman Ungkap Sederet Tantangan Dihadapi Industri di 2024

Namun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Asal Muasal Produk China Dijual Harga Murah di Banyak Negara
Asal Muasal Produk China Dijual Harga Murah di Banyak Negara

Pemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.

Baca Selengkapnya
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal

Dengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.

Baca Selengkapnya
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu

Diharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Sampai Bikin China-Eropa Khawatir, Begini Suksesnya Hilirisasi Indonesia yang Diungkapkan Eks Mendag Lutfi
Sampai Bikin China-Eropa Khawatir, Begini Suksesnya Hilirisasi Indonesia yang Diungkapkan Eks Mendag Lutfi

Berkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
Viral Roti Aoka Dituding Mengandung Zat Berbahaya, Menkop Teten Justru Fokus Pada Hal Ini
Viral Roti Aoka Dituding Mengandung Zat Berbahaya, Menkop Teten Justru Fokus Pada Hal Ini

Roti Aoka viral lantaran dituding mengandung zat berbahaya sebagai pengawet.

Baca Selengkapnya
Banyak Siswa Keracunan Latiao, YLKI Minta BPOM Sidak Produk Pangan Asal China
Banyak Siswa Keracunan Latiao, YLKI Minta BPOM Sidak Produk Pangan Asal China

YLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Waspada Banyak Produk Asing Incar Pasar Muslim Indonesia
Pemerintah Waspada Banyak Produk Asing Incar Pasar Muslim Indonesia

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mewaspadai negara-negara lain yang mengincar pasar konsumen muslim Indonesia untuk memasarkan produk halal mereka.

Baca Selengkapnya
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan

Industri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten Akui Regulasi Belum Bisa Lindungi Industri Tekstil dari Serbuan Produk Impor
Menkop Teten Akui Regulasi Belum Bisa Lindungi Industri Tekstil dari Serbuan Produk Impor

Pemerintah masih berupaya untuk melindungi produk dalam negeri dari serbuan barang impor.

Baca Selengkapnya
Kadin Tak Ingin Industri Tekstil Makin Lemah Akibat Ulah Oknum Asal Impor
Kadin Tak Ingin Industri Tekstil Makin Lemah Akibat Ulah Oknum Asal Impor

Masuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.

Baca Selengkapnya