Kapal laut dan bahan kimia jadi primadona produk ekspor
Merdeka.com - Pemerintah menyatakan, meski di tengah derasnya gempuran impor, kinerja ekspor Indonesia masih mencatatkan surplus. Surplus ekspor terdapat pada sektor nonmigas melalui sumbangan komoditas bahan kimia dan kapal laut.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan perkembangan ekspor nonmigas mulai dari awal tahun tetap tumbuh 1,6 persen dan mencatatkan surplus USD 2 miliar selama dua bulan pertama tahun ini. Dari sisi volume pun ekspor nonmigas berhasil tumbuh mencapai 12,5 persen.
"Kita nonmigasnya tumbuh 12,5 persen artinya barang Indonesia masih diminati di pasar internasional dan kita bisa jual lebih banyak," kata Bayu di kantornya, Selasa (2/4).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Dari mana komoditas pertanian diekspor? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Komoditas yang paling moncer adalah bahan kimia dan kapal laut. Khusus kapal, tren kenaikan ekspor karena pada triwulan pertama ini adalah masa pengiriman pesanan kapal dari luar negeri atas pesanan tahun lalu.
"Kapal laut pas Januari sampai Februari adalah waktu deliver. Sementara komoditas unggulan kita seperti mesin, otomotif, dan alas kaki juga masih bagus," tegasnya.
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, ekspor mesin dan mekanik mencapai USD 1,7 miliar atau naik 3,7 persen dibanding periode sama tahun lalu. Pertumbuhan tertinggi dicatatkan produk kimia sebesar USD 610 juta, atau naik 20,9 persen year on year. Alas kaki juga meningkat 9,6 persen mencapai USD 621 juta.
Dari aspek negara tujuan ekspor, pertumbuhan volume terbesar terjadi di Pakistan sekitar 73 persen dengan nilai transaksi sebesar USD 123 juta dan Mesir sekitar 54 persen dengan nilai transaksi tercatat mencapai USD 87 juta.
Untuk impor, masalah Indonesia masih sama. Tekanan terjadi lantaran pemerintah masih mendatangkan bahan bakar dalam bentuk jadi. Ini membuat impor minyak naik sekitar 3,5 persen.
"Ini yang agak membahayakan, kita tidak impor minyak mentah, tapi yang banyak kita impor BBM jadi dan digunakan langsung sebagai sumber energi," ungkap Bayu.
Total impor Indonesia bulan lalu mencapai USD 30,8 miliar, naik 4,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Neraca perdagangan Indonesia sendiri pada periode Januari sampai Februari masih belum menggembirakan. Defisit total akibat impor bahan bakar mencapai USD 327,4 juta. (mdk/bmo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTotal produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai ekspor Mei secara bulanan tetutama didorong oleh peningkatan ekspor non migas
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaKinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, negara tujuan ekpor Indonesia masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS) sebanyak 32,8 persen, China 20 persen dan lainnya.
Baca Selengkapnya