Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapal pengangkut ternak dinilai tak mampu tekan biaya logistik

Kapal pengangkut ternak dinilai tak mampu tekan biaya logistik ilustrasi©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pengamat Peternakan sekaligus akademisi Universitas Padjajaran Rochadi Towaf mengkritik kebijakan pemerintah soal penyediaan kapal pengangkut ternak. Penyediaan kapal khusus ternak dinilai belum optimal mengerek kesejahteraan peternak, bahkan biaya logistik pengiriman sapi dari NTT hingga Jakarta masih tinggi.

"Pengaruhnya tidak signifikan seperti yang digembar gemborkan," ujar dia di Jakarta, Selasa (5/1).

Dalam penelitian gabungan yang dilakukan bersama beberapa universitas terkemuka Indonesia beberapa waktu lalu, ditemukan biaya logistik pengiriman sapi yang dilakukan kapal ternak dari NTT hingga konsumen di pulau Jawa masih mahal. Padahal dalam kampanyenya pemerintah mengklaim biaya angkut sapi hingga Jakarta hanya Rp 320 ribu per ekor.

Orang lain juga bertanya?

"Akhirnya mereka (pemerintah) menolak hasil penelitian kita, dan mereka mengaku telah melakukan penelitian susulan, kalau ada studi kelaiakan yang mereka miliki silahkan buka saja, bukan membawa polisi, kodam, biarkan masyarakat menilai, bukan mengatakan kepada mereka itu ada mainan mafia dan apalah namanya," tegas Rochadi.

Direktur Utama PT Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumajati mengatakan, biaya logistik yang harus ditanggung pengusaha masih tinggi, mulai biaya pemindahan ternak dari hutan ke peternak, kemudian sewa karantina, pengapalan hingga biaya distribusi ternak ke beberapa wilayah. "Coba salah satu biaya karantina saja dihilangkan mungkin bisa itu," tambah Marina.

Melihat kondisi ini, perusahaan akhirnya memilih mendatangkan daging sapi beku dari NTT ketimbang mendatangkan sapi hidup dengan biaya yang tidak murah. Besarnya biaya logistik yang harus dikeluarkan membuat biaya yang harus dikeluarkan perusahaan menjadi lebih besar.

"Saya terpaksa harus buka rahasia dapur, pembelian saya itu sekitar Rp 81-82 ribu jadi mana mungkin kami harus menjual daging di kisaran harga pemerintah (Rp 75 ribu per kilogram)," ujar dia menambahkan.

Ketua Umum DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Teguh Boediyana menambahkan, kenaikan harga daging sapi di tingkat konsumen erat kaitannya dengan mahalnya biaya logistik yang harus dikeluarkan pengusaha.

"Pak Amran ini seperti tidak tahu kondisi dilapangan seperti apa, dia kan awalnya hanya pengusaha pupuk cair, jadi mungkin informasi yang diterimanya tidak seperti itu," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan kapal pengangkut ternak di Bangkalan, Jawa Timur. Kapal tersebut dapat mengangkut sapi dengan kapasitas 500 ekor.

Dengan diresmikannya kapal itu, diharapkan dapat mempersingkat waktu dan sapi-sapi yang diangkut tidak stres.

"Kiriman sapi dari NTT pakai truk sampai di Jakarta sapinya lemas semuanya karena perjalanan yang sangat panjang dan posisi sapinya tidak pada posisi yang baik," kata Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada peresmian kapal di Bangkalan, Selasa (10/11).

Kapal khusus pengangkut ternak KM Camara Nusantara 1 yang diresmikan Presiden itu memiliki 500 ruang. Kapal ini diklaim sebagai transportasi angkutan berstandar internasional.

"Semua ada dan kita harapkan arus barang dan ternak dari lokasi provinsi bisa dipasarkan ke kota yang membutuhkan," ucap Jokowi.

Jokowi menjelaskan, dengan harga angkutan murah, menyebabkan harga barang juga dapat terjangkau daya belinya sehingga bisa bersaing dengan lainnya. Salah satu faktor yang menentukan harga jual adalah harga angkutan.

"Harga angkutan yang murah menjadikan produk dalam negeri dapat berkompetensi karena biaya transportasi sangat murah. Ini yang kita targetkan agar satu per satu bisa diselesaikan. Sapi Australia bisa bersaing karena harga transportasi murah sekali," jelas Jokowi.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Evaluasi Program Mudik Gratis: Kuota Menuju Sumatera Harus Ditambah Karena Ini
Evaluasi Program Mudik Gratis: Kuota Menuju Sumatera Harus Ditambah Karena Ini

Hasil evaluasi pelaksanaan program mudik gratis masih meninggalkan sejumlah catatan yang perlu diperbaiki.

Baca Selengkapnya
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor

DPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru

Baca Selengkapnya
Kelas Menengah Banyak yang Turun Kasta, Pemerintah Wajib Waspada
Kelas Menengah Banyak yang Turun Kasta, Pemerintah Wajib Waspada

Kebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.

Baca Selengkapnya
Tarif KRL Direncanakan Naik, Dampaknya Bisa Begini
Tarif KRL Direncanakan Naik, Dampaknya Bisa Begini

Penumpang KRL Jabodetabek tidak terpengaruh terhadap kenaikan tarif terutama pada kelompok masyarakat mampu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Capres Ganjar Sentil Infrastruktur hingga Maritim Era Jokowi
VIDEO: Capres Ganjar Sentil Infrastruktur hingga Maritim Era Jokowi "Ya Enggak Niat!"

Ganjar juga menyinggung mandeknya pertumbuhan ekonomi maritim selama 10 tahun terakhir, karena pemerintah tidak serius

Baca Selengkapnya
Saat Politikus PDIP Kritik Sektor Maritim Era Jokowi: Banyak Aturan Ditolak Rakyat
Saat Politikus PDIP Kritik Sektor Maritim Era Jokowi: Banyak Aturan Ditolak Rakyat

Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono menilai, pemerintah Jokowi tak serius menggarap sektor maritim.

Baca Selengkapnya
Miris, Investasi Sektor Perikanan Cuma Rp11,7 Triliun dalam Kurun Waktu 10 Tahun
Miris, Investasi Sektor Perikanan Cuma Rp11,7 Triliun dalam Kurun Waktu 10 Tahun

Sektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.

Baca Selengkapnya